Rabu, 27 Mei 2009

Good Day

Hari yang baik. Itulah arti dari good day. Tapi kali ini, sy tidak ingin bercerita ttg hari yang baik. Good day yang saya maksud adalah sejenis kopi instan yang beraneka macam rasanya (udah tau khan? Klo belum, silakan ke toko-toko, bilang sm penjaga tokonya, “Ada good day?”, trus liat deh yg sy maksud).

Di rumah kami ini, good day itu biasanya dikonsumsi oleh abanya Hanif, karena memang minuman ini untuk orang dewasa aja, dalam artian klo masih anak-anak, jgn minum dulu deh… Nah, yang anehnya, si anak yg jg cukup aneh klo liat abanya minum Good Day, mau juga. Tapi, yang lebih aneh lg, saat si anak yang bernama Hanif ini meminta untuk dibuatkan minuman tersebut. Bukan Good Day yang terucap dari mulutnya, tapi “Bayi Gede’”. Nah lho…. nyambung dimana coba? Good Day, Bayi Gede. Kedengarannya agak mirip dikit sih, tapi biar bagaimanapun “good day” dan “bayi gede” tetap beda dari segi arti. Karena keseringannya si Hanif meminta untuk dibuatkan “Bayi Gede”, sampai-sampai org2 di rumah gak bilang Good Day lg, tp bayi gede.

Nah, suatu ketika, ummi ke pasar ingin membeli sesuatu termasuk good day. Sesampainya di sana, ia pun mengutarakan maksudnya. Tapi lucunya, ummi bilang gini:
“Ada Bayi Gede’?”
Suaranya gak terlalu besar, tp mungkin sj terdengar oleh si penjual. Seketika penjualnya mengatakan “Apa?”.
Entah kaget karena pertanyaannya atau karena tidak mendengar suara ummi. Beberapa saat ummi terlupa dgn nama asli dari “Bayi Gede’” itu. Ketika teringat, dengan tertawa, ummi pun mengatakan “Oh iya, Good Day”.

Sesampainya di rumah, sambil tertawa, ummi pun menceritakannya kepada kami (anak-anaknya) tentang kejadian itu. Kami ikut tertawa, dan tertawalah semua penghuni rumah.
“Makanya mi… jgn latah. Hehehe….”

Lucu ya?! Tp di balik kelucuan itu ternyata ada pelajaran jg lho… Pelajaran itu adalah…. Jangan Latah!
Nah, inilah yang terjadi sekarang pada sebagian besar kita (kaum muslimin). Begitu gampangnya pikiran kita diracuni oleh istilah-istilah yang tidak syar’i, dan ketika ditanyakan apa arti dari istilah tersebut dan darimana asalnya, ia gak tahu. Katanya cuma ikut-ikutan sj (Kalo’ gak baik, kok diikuti ya?)
Sampai-sampai, saat ini pun sebagian besar umat Islam kehilangan jati dirinya. Kalo’ diliat penampilan fisiknya, gak tau Islam atau bukan. Tp klo diliat kartu identitasnya, ternyata beragama Islam. Hmm….. tp jgn salahkan siapa-siapa. Karena mungkin sj ia memang belum tersentuh dakwah dari tangan-tangan kita. Tapi, dia jg salah, knp gak mau belajar Islam? Padahal begitu banyak majelis-majelis ilmu yang bertebaran di bumi ini.

Tp ‘ala kulli hal, buat yg sudah merasa mendapat hidayah, jangan latah deh!
Ok?!




"15 Safar 1430 H/12 Februari 2009 M"

(hanif05.blogspot.com)

Minggu, 17 Mei 2009

Saudariku, Jangan Sebarkan Fitnahmu!

Semua perasaan condong kepadanya, perbuatan haram pun terjadi karenanya. Mengundang terjadinya pembunuhan permusuhan disebabkan karenanya. Sekurang-kurangnya ia sebagai insan yang disukai di dunia. Kerusakan mana yang lebih besar daripada ini? (Al Imam Al Mubarakfuri rahimahullah fi At Tuhfah Al Ahwadzi 8/53)

Allah Subhanahu wa Ta'ala menyatakan bahwa fitnah (baca ujian) yang paling besar khususnya bagi kaum laki-laki adalah wanita, bahkan wanita merupakan salah satu sumber syahwat sebagaimana yang disebutkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala: “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita … .” (QS. Ali Imran : 14). Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam juga memberikan peringatan akan bahaya fitnah wanita, diriwayatkan dalam Shahih Muslim dari shahabat Abu Said Al Khudri radliyallahu 'anhu, beliau bersabda : “Hati-hatilah terhadap dunia dan hati-hatilah terhadap wanita karena sesungguhnya fitnah yang pertama kali menimpa Bani Israil adalah wanita.”

Keterangan ayat dan hadits diatas telah memberikan gambaran akan besarnya ujian yang dihadapi bagi kaum adam kepada persoalan wanita, kalau dilihat secara historis dua keterangan diatas ditujukan khusus kepada para sahabat yang juga tentunya merupakan peringatan bagi mereka akan fitnah ini, padahal mereka adalah manusia-manusia pilihan dan orang yang paling bersih hatinya diantara ummat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam. Dengan demikian kita dengan kadar keimanan yang jauh berbeda dengan para sahabat dan terlebih lagi diperhadapkan dengan zaman yang begitu banyak ujian termasuk fitnah wanita, tentu lebih perlu mawas diri, sebab sangat jarang yang bisa selamat dari fitnah ini kecuali orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah. Kebenaran akan wahyu ilahi itu telah diperlihatkan kepada kita semua akan bahaya fitnah wanita yaitu kasus yang menimpa ketua KPK Antasari Azhar dengan Nasruddin direktur Rajawali Banjaran yang menimbulkan dampak yang besar, nyawa yang melayang, karir yang hancur, nama baik yang menjadi luntur dan kepercayaan pun hilang.

Wanita dimata syariat memliki kedudukan yang sama dengan pria dan inilah bentuk keadilan syariat Allah Subhanahu wa Ta'ala:

1. Persamaan dalam hal penciptaan dengan laki-laki. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman : “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya dan dijadikan-Nya di antara kamu rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (QS. Ar Rum : 21)
2. Persamaan dalam mendapatkan pahala atas amal shalih. Allah berfirman : “Maka Rabb mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman) : “Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu baik laki-laki maupun perempuan (karena) sebagian kamu adalah turunan sebagian yang lain … .” (QS. Ali Imran : 195). Allah juga berfirman : “Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik … .” (QS. An Nahl : 97)
3. Hak untuk mendapatkan perlakuan dan pergaulan yang baik. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman : “Apabila kamu mentalak istri-istrimu lalu mereka mendekati akhir iddahnya maka rujukilah mereka dengan cara yang ma’ruf atau ceraikanlah mereka dengan cara yang ma’ruf pula. Janganlah kamu merujuki mereka untuk memberi kemudlaratan karena dengan demikian kamu menganiaya mereka … .” (QS. Al Baqarah : 231). Allah Subhanahu wa Ta'ala juga berfirman : “ … dan bergaullah dengan mereka secara patut … .” (QS. An Nisa’ : 19).

Sungguh pada setiap diri wanita berpotensi menimbulkan fitnah, Perlu ditegaskan bahawa fitnah wanita tidak mesti datang dari arah wanita itu saja, godaan nafsu lah yang mendorong bagi seorang laki-laki untuk mendekati wanita dan melakukan maksiat. Oleh karena itu, wanita bukanlah musuh yang perlu dijauhi, akan tetapi seorang laki-laki dan seorang wanita wajib bagi masing-masing untuk membentengi diri agar tidak terjatuh dalam kemaksiatan dengan jalan menjaga ketaqwaan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang dimaksud dengan taqwa disini adalah menjalankan semua perintah Allah yang sifatnya wajib dan menjauhi sekuat kemampuan kita terhadap semua yang diharamkanNya, dengan menjaga kataatan kepada Allah akan memberikan pengaruh yang kuat pada keimanan dan orang yang memiliki keimanan yang kuat, pasti tidak akan melakukan perbuatan yang tercela. Beberapa hal yang telah diajarkan oleh syariat yang mulia ini agar kita terselamatkan dari fitnah ini yaitu:

1. Adanya kewajiban bagi laki laki dan wanita untuk menahan pandangan mereka sebagaimana yang disebutkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala: “Katakanlah kepada laki-laki yang beriman agar mereka menjaga pandangannya” (QS 24:31) dan “Katakanlah kepada para wanita beriman agar mereka menjaga pandangannya” (QS 24:32). Diantara penyebab utama fitnah itu adalah mata sehinggah Allah menyuruh kita untuk tidak melihat kecuali hal-hal yang memang dibolehkan oleh Syariat.
2. Adanya larangan untuk berdua-duaan antara laki-laki dan wanita yang bukan mahram, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda : “Tidak boleh seorang laki-laki berkhalwat (menyendiri/berduaan) dengan seorang wanita kecuali dengan mahramnya.” (HR. Muttafaq ‘alaihi dari shahabat Ibnu Abbas Radliyallahu 'anhuma) dalam riwayat lain Nabi bersabda : " Tidak halal laki-laki dan wanita berdua-duan karena pihak ketiganya adalah syaitan.” Perbuatan zina tidaklah dimulai kecuali berdua-duan antara laki-laki dan wanita, dan tidak terjadi perzinahan kecuali ditempat yang sunyi lagi tertutup dari pandangan manusia.
3. Allah menetapkan beberapa syariat yang dikhususkan bagi wanita sebagai bentuk kemuliaan terhadapnya, yang mana ketika syariat itu dilanggar maka ialah yang merupakan penyebab munculnya fitnah bagi laki-laki diantaranya:

* Syariat melarang mereka bertabaruj, yaitu berhias di hadapan selain mahramnya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman : “ … dan janganlah kalian berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu … .” (QS. Al Ahzab : 33)
* Mereka dilarang berbicara dengan suara yang mendayu-dayu yang dapat mengundang fitnah. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman : “ … maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit di hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik.” (QS. Al Ahzab : 32)
* Mereka dilarang keluar rumah dengan memakai wangi-wangian. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda : “Wanita mana saja yang memakai wangi-wangian kemudian lewat di suatu kaum supaya mereka mendapatkan bau harumnya maka ia telah berzina.” (HR. Ahmad dari shahabat Abu Musa Al Asy’ari radliyallahu 'anhu)
* Syariat memerintahkan wanita untuk tinggal lebih banyak di rumahnya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman : “Dan hendaklah kalian tetap di rumah kalian … .” (QS. Al Ahzab : 33).

Sama sekali ini tidak berarti dzolim terhadap wanita, atau penjara, ataupun mengurangi kebebasannya. Allah lebih mengetahui kemaslahatan hamba-Nya. Sesungguhnya dengan tinggalnya para wanita di rumah-rumahnya maka ia dapat mengurusi urusan rumahnya, menunaikan hak-hak suaminya, mendidik anaknya, dan memperbanyak melakukan hal-hal baik lainnya, dan hukum asal keluar rumah bagi wanita adalah perkara yang dibolehkan bagi syariat kecuali jika didalamnya ada maksiat.

Allah telah menentukan bahwa ada perkara tertentu yang menarik perhatian di antara lelaki dan wanita. Dan untuk itu, Allah juga yang mengatur bentuk hubungan yang perlu dilakukan, agar di antara mereka tidak timbul perkara-perkara yang tidak diingini. Walaupun demikian, ramai juga manusia yang melanggar batasan tersebut sehingga mereka tertunduk malu kerana keterlanjuran yang mereka lakukan. Lelaki yang tidak mampu mengawal dirinya daripada daya tarik yang ada pada wanita, pasti mudah untuk melakukan perkara-perkara yang menjadi larangan Allah Subhanahu wa Ta'ala, akhirnya kita berdoa : “Wahai, Rabbku! Walaupun dosaku sangat besar, namun aku yakin bahwa ampunan-Mu lebih besar lagi, engkaulah yang menggenggam hati maka tetapkanlah hati ini diatas agamamu dan ketaatan kepadamu sucikanlah jiwa kami dari penguruh-penguruh akan keburukan fitnah wanita serta berikanlah kekuatan dan keistiqomahan dalam menjaga dan melaksana semua aturanmu." Wallahu waliyuttaufiq.


(copas dari sini)

Untaian Harapan untuk Ibuku

Ibu...
Aku terlahir dari rahimmu yang mulia
Dan tumbuh menjadi seorang gadis seperti yang engkau lihat sekarang ini
Izinkan aku menyampaikan terima kasihku padamu
Untuk semua cinta yang tercurah padaku
Untuk segala kasih yang terlimpah bagiku
Untuk waktu yang tersisa dalam mendidikku


Ibu...
Kusadari, betapa banyak goresan luka hatimu karenaku
Betapa banyak derita menimpamu ketika membesarkanku
Namun aku.... anakmu
Masih terus menggores luka itu dengan kata-kata pahit
Aku...
Masih saja membuatmu menangis dengan tingkahku yang kasar dan angkuh
Masih memberimu luka, sebab banyak inginmu yang tak kuturuti
Masih.... dan masih saja
Menumpuk beban di usiamu yang tak lagi muda

Ibu...
Dalam dekapan lembutmu
Aku menemukan kasih sayang
Dalam teduhnya senyumanmu
Aku menemukan kesejukan
Dalam hangatnya dekapanmu
Indahnya dunia mampu kurasakan
Dengan cintamu, hatimu yang galau menjadi tenang
Risauku terobati dengan perhatianmu

Ibu...
Tak pernah engkau keluhkan lelah dan payahmu
Sejak mengandungku, engkau telah menderita
Namun engkau senantiasa bersabar
Selalu menjaga kesehatanmu demi pertumbuhanku
Engkau berjuang mempertaruhkan nyawa
Merasakan sakit yang begitu sangat demi aku
Merasakan lelah yang tak terperih
Agar aku dapat hadir menyapa dunia

Aku tahu, kini saat kudewasa
Apa yang kau lihat pada diriku,
mungkin tak sesuai di matamu
Pakaianku, kain penutup wajahku, penampilanku, sikap dan tingkah laku-ku yang
berbeda dengan wanita pada umumnya
Dan hal itu sering membuatmu sakit dan kecewa

Ibu...
Tahukah engkau bahwa aku teramat ingin
membalas jasa yang engkau ukir dalam hidupku
Meski tak ada materi yang dapat membalas pengorbananmu
Tak ada kata-kata yang mampu mewakili rasa terima kasihku untukmu
Tak ada pena yang dapat menulis syair seindah kasih sayangmu
Tak ada ibu...
Tak ada

Tapi, dengan segala kelemahan dan keterbatasanku
Aku ingin mempersembahkan sebuah kebahagiaan untukmu
Aku ingin memberikan semua hal terindah bagimu
Aku ingin memberimu balasan terbaik yang mampu kulakukan
Meski mungkin tak kau pahami
Tapi... ibu... sungguh, aku hanya ingin memberimu sebuah rumah di surga
yang kekal tanpa keletihan dan kesedihan di dalamnya

Ibu...
Ketika aku ingin meraih surga
Ternyata jalannya begitu sukar dan berliku
Sering aku merasa lelah dan tak berdaya
Lalu aku berhenti sejenak dan berfikir
Haruskah kuhentikan perjalanan ini?
Haruskah aku berhenti meraih syurga yang kekal
berpaling darinya demi dunia yang fana,
Atau... haruskah aku berhenti untuk esok yang mungkin tak lagi kutemui?
Karena aku tak pernah tau, kapan, dimana dan bagaimana hidupku berakhir

Ibu...
Kurasakan jalan menuju syurga itu begitu berat
Hingga kaki-ku tak mampu melangkah sendiri
Aku membutuhkanmu ibu
Tuk memberiku semangat ketika asaku putus
Tuk memberi nasehat ketika aku salah
Memberiku sudut pelarian tatkala semua orang tak menerimaku
Karena aku tahu
Pelukanmu tak pernah tertutup untuk aku anakmu...

Ibu...
Ingatkah engkau di kala tangisku membangunkanmu di tengah malam-malammu
Diantara mimpi indah tentang aku yang tumbuh menjadi anak yang berbakti
Dari wajahmu, terlukis harapmu pada aku...anakmu
Doamulah yang dapat menjadikanku anak yang sholehah
Ibu...
Bantu aku menjadi sholehah seperti Fathimah, putri Rasulullah
Izinkan aku menjadi anak yang beruntung karena do'amu yang terkabul...untukkku

Ibu...
Terlalu lama kutinggalkan dirimu untuk menuntut ilmu
Belum habis rindumu padaku
Kini, aku harus meninggalkanmu
Mungkin, selama ini engkat bertanya-tanya
Apa yang dilakukan anakku di luar sana
Sibuk dari pagi hingga senja
Ketahuilah ibuku sayang...
Sesungguhnya aku tengah menempuh perjalanan ke syurga
Perjalanan ini kulewati agar kita bersama di JannahNya

Ibu...
Aku tinggalkan dirimu bukan karena tak sayang
Aku pergi merantau bukan karena tak ingin dekat denganmu
Tetapi ibu...
Ku ingin menggapai ridho Ilahi
Beserta ridhomu di jalan ini
Yang dengannya hakikat hidup kudapatkan

Di sini, di jalan dakwah ini, ku semai cintaku padamu
Hingga ia akan berbuah surga untukmu
Dan akan ingin terus berada di dalamnya
berjuang... hingga akhirnya Allah memanggil untuk hari tanpa akhir

Aku membutuhkanmu ibu...
Aku membutuhkanmu ibu...
Membutuhkan dukunganmu

Ibu...
Izinkan aku mengajakmu ke Istana Surga milikNya

Ibu...
Mari bersama menggapai surgaNya




*dibacakan dalam kegiatan "Silaturrahim Akbar Orang Tua Muslimah, Ahad 8 Juli 2007"

Kamis, 07 Mei 2009

KURMA

Pernah liat kurma kan? Rasanya manis, berwarna coklat kehitam-hitaman dan makanan khas dari Arab. Tapi, kali ini, sy tidak ingin membahas makanan itu, karena kurma yang ini adalah sesuatu yang jauh lebih manis dari kurma yang sebenarnya.

Dari Anas bin Malik radhiyallohu ‘anhu bahwa Rasululloh shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “jika kalian melewati taman-taman surga maka singgahlah dengan senang.” Para sahabat bertanya, “Apakah taman-taman surga itu?” Beliau menjawab, “Halaqoh-halaqoh dzikir.” (HR. at-Tirmidzi dan lain-lain)

Syaikh Salim bin Ied al-Hilaly berkata, “Majelis-majelis dzikir adalah majelis-majelis ilmu yang diadakan di rumah-rumah Alloh untuk belajar, mengajar dan mencari pemahaman tentang agama.” Beliau juga berkata, “Majelis dzikir yang dicintai oleh Alloh adalah majelis-majelis ilmu, bersama-sama mempelajari al-Quran dan as-Sunnah dan mencari pemahaman tentang hal itu.

Nah, apa hubungannya dengan KURMA?
Kurma adalah Kegiatan Ukhuwah Remaja Muslimah, salah satu majelis ilmu yang insya Allah akan diadakan tgl. 9-10 Mei 2009 besok. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang diadakan oleh akhawat kelas VIII SMP Islam Terpadu Wahdah Islamiyah , remaja-remaja Islam masa kini yang memiliki kepedulian terhadap remaja-remaja di sekitarnya.

Karena kegiatan ini diselenggarakan oleh remaja-remaja muslimah, maka pesertanya pun dibatasi mulai dari kelas 6 SD-kelas 3 SMP.
Bagi para pembaca yang tertarik untuk mengikutkan diri, saudara, keluarga, kenalan ataupun muridnya dalam "Kurma", silakan menghubungi kami.

"Fastabiqul Khoirot, Mari Berlomba dalam Kebaikan"

Rabu, 06 Mei 2009

Sepenggal Episode Ukhuwah

Kami tak tahu harus memulainya dari mana
Dan kami pun tak tahu harus mengakhirinya dengan apa
Tapi kami hanya tahu
Bahwa kita adalah orang yang beruntung
Persaudaraan kita karena Allah
Bertemunya ataupun berpisahnya kita
Adalah karena Allah

Seluruh episode tarbiyah
Seolah tak cukup untuk mengukur lamanya kita bersama
Karena dia begitu indah
Lautan ilmu bersama kita sebrangi
Jauhnya hutan Bengo ditapaki
Asyiknya 2 episode ikan bakar dan sejuknya es buah melon
sampai pegalnya adegan “belajar renang” di Harber
Ataupun kecutnya rasa “juice blender murabbiyah”

Kami tak dapat memberi apa-apa
Tuk menggantikan hangatnya lembaran-lembaran bimbingan
Tuk membalas doa-doanya yang terpanjatkan
Tuk menukar tiap detik terkurasnya pikiran dan tenaga
Hanya dengan harapan
Anak-anaknya mau bermujahadah meraih surga
Untuk dirinya dan untuk ummat

Kalau Raja di India memberikan Taj Mahal
Sebagai pertanda cintanya kepada Sang Istri
Kami pun tentu ingin demikian pada Sang Murabbiyah
Namun 1, 2, ataupun 1000 Taj Mahal
Takkan sangup membalas cintanya
Hanya doa kepada Allah satu-satunya modal kami
Agar Allah kelak memberi karamah istiqamah
Kepada tiap-tiap jiwa yang berukhuwah ini
Menjadikan Qur’an dan Sunnah sebagai pedoman
Di manapun kita berada

Dan
Semoga Allah selalu memudahkan urusan kita
Dan mewujudkan impian yang kita cita-citakan bersama
Hanya Allah yang mampu membalas segala kebaikan

BUNDA KAMI TERSAYANG
Semoga di saat kita berpisah
Di sanalah Allah mengabulkan semua do’a
Di Tanah Haram Kelahiran Sang Nabi dan Para Mujahid
Amiin...Ya Allah....

With Love

Al ‘Abidaat 1




Dedicated to "ibunda" kami, barakallahu fiik....
"Kami akan selalu merindukanmu"

Jumat, 01 Mei 2009

Tazkiyatun Nafs 1

Tazkiyatunnafs adalah upaya mensucikan diri kita berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah. Mengapa harus berdasarkan al-Qur'an dan As-Sunnah? Karena... apapun tujuan yang kita inginkan dalam Islam, harus sesuai syari'at, tidak boleh bertentangan dengan kduanya, karena sebaik-baik tujuan kita, tapi kalau ia tidak sesuai dengan syariat, maka amalan tersebut akan tertolak. Termasuk dalam mensucikan diri kita.

Apa urgensi Tazkiyatunnafs?
1. Tazkiyatunnafs (menyucikan diri) adalah ajakan seluruh Nabi dan Rasul. (lihat QS 26 : 105). Misi diutusnya Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam adalah mengajak kaumnya bertaqwa. Taqwa adalah intisari pensucian jiwa. Karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengatakan "At-Taqwa haa hunaa [taqwa itu letaknya disini, sambil menunjuk dada/hatinya]". Taqwa adalah intisari dari jiwa yang bersih. Hanya orang yang bersih jiwanya yang percaya pada Allah. Hanya orang yang bersih jiwanya yang yakin dengan janji-janji Allah, dan berprasangka baik pada Allah.

Pasca Pemilu ini, mungkin ada caleg yang berprasangka buruk pada Allah, karena katanya sudah berusaha [dengan sholat lail+berdo'a, dll.], tapi tidak menang, sehingga dia mengatakan "sy sudah berusaha dan berdo'a, tapi kenapa bisa begini?". Memang, berusaha dan berdo'a adalah suatu usaha, tapi ada yang kurang, yaitu tawakkal, karena disinilah [tawakkal] berpadu khauf dan raja'. Tawakkal itu adalah kesiapan menerima takdir Allah, karena tidak mutlak do'a + usaha = sukses.

Orang yang berdo'a itu tidak ada yang sia-sia. Syarat diterimanya doa adalah beriman dan menjauhi hal-hal yang dilarang oleh Allah. Kemungkinan do'a itu ada yang diterima, ditunda/disimpan di akhirat, dan sebagai penolak bala'. Do'a itu bisa merubah takdir. So, jangan pernah bosan dan berhenti untuk berdo'a.

Salah satu rukun/pilar diantara pilar diutusnya Nabi. [QS. 62 : 2, 3 : 164].
Bagaimana misi Rasul yang diutus? Dari QS. 3 dan 62 di atas, misi Rasul diutus adalah membacakan kepada mereka [kaum manusia] ayat-ayat, menyucikan jiwa mereka, dan mengajarkan kitab dan hikmah, dan adalah mereka sebelum diutusnya Nabi, berada dalam kesesatan yang nyata. [Dalil : QS. 2 : 151, 2:128-129]

2. Tazkiyatunnafs adalah prinsip perbaikan fisik. Jadi, fisik tidak akan baik jika jiwa kita tidak baik. Rasulullah mengatakan [yang intinya] "Sesungguhnya Allah tidak menilai dari kalian bentuk rupa kalian, dan juga bukan pada fisik-fisik kalian, tapi yang dinilai Allah adalah hati kamu dan amal-amal kamu."
Jadi, jangan sampai waktu, harta dan tenaga kita terporsir lebih banyak untuk perbaikan fisik kita daripada hati. Tapi, bukannya perbaikan fisik itu tidak penting -apalagi untuk wanita [yg sdh nikah]-, tapi, perbaikan hati harus lebih didahulukan daripada fisik. Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya dalam tubuh kalian ada segumpal daging, jika ia baik, maka baik pula seluruhnya..."

Abu Hurairah mengatakan "Hati adalah rajanya anggota tubuh, dan anggota tubuh adalah prajurit-prajuritnya. Kalau rajanya baik, maka biasanya baik pula prajuritnya, dan sebaliknya".
Intinya: hati adalah raja. Anggota tubuh hanya ikut perintah dari hati.

Bahkan, Syeikh Utsaimin mengatakan "tidak ada amalan yang tidak dimulai dari niat, bahkan kalau ada perintah Allah yang tidak diawali dengan niat, maka qt akan kewalahan." Sedangkan niat itu tempatnya di hati, jadi kalau hati baik, maka semua anggota tubuh akan baik, termasuk niat.

Di dalam surah Al-Falaq, terdiri dari perlindungan terhadap 4 kejahatan, sedangkan dalam surah An-Nas, hanya perlindungan terhadap 1 kejahatan. Namun, menurut ulama mufassirin, 1 kejahatan yang tercantum dalam surah An-Nas [yaitu : al-khonnas] lebih berbahaya dari 4 kejahatan dalam surah al-falaq. Karena dalam QS. An-Nas, syetan ingin menguasai rajanya anggota tubuh yaitu hati.

-bersambung, insya Allah-


sumber: catatan ta'lim 07/04/09, yang dibawakan oleh Ust. Ir. Muh. Qosim Saguni, @ Masjid Ar-Rahmah Tabaria