Sabtu, 31 Desember 2016

"Kiamat Sudah Dekat"

Tadi sore, antar 3 paket ke JNE.

Pas sampai sana, pak JNE nya lagi dengar sesuatu dari hpnya pake headset. Saya masuk, pak JNE lepas headset trus duduk.

"Tujuan kemana, bu?" (sambil melihat ke paket-paket)
Saya terdiam saja, karena pak JNE nya sudah liat tulisan di paket.

Tiba-tiba, beliau nyeletuk,
"Betul-betul sekarang, zaman sudah berubah. Kiamat sudah dekat", beliau berkata seperti ngeri campur takut.

"Iya pak", cuma itu jawaban saya, karena saya pun tak tahu ada sebab apa beliau tiba-tiba mengatakan seperti itu.

Apakah beliau sudah dengar/baca berita tentang orang-orang yang menyambut tahun baru sekarang sehingga mengatakan seperti itu?

Ataukah ada hubungannya dengan paket-paket yang saya bawa? Hmm.. entahlah..

Mau nanya lebih lanjut, agak segan, takut mengganggu kerjaan beliau yang lagi proses penginputan alamat ke komputer.

Apapun sebabnya, memang betul, pak..

KIAMAT SUDAH DEKAT

Mari ber"SIAP"...

Sinjai, 31 Desember 2016
(Lagi gak ada teman cerita, jadi ceritanya sama blog saja 😢😢)

Kamis, 15 Desember 2016

Selamat Jalan, kak Fitri...

Tidak ada yang bisa saya ceritakan tentang Ummu Uwais selain kebaikannya.

Beliau adalah thoolibah (penuntut ilmu) sejati. Tak ada majelis ilmu kecuali ada beliau. Kalaupun beliau tidak hadir, beliau meminta catatan atau rekaman dari yang hadir. Terakhir, ketika ada acara seminar parenting oleh teh Kiki di Sinjai, di grup akhwat sinjai, beliau sangat meminta untuk direkamkan. Sangat haus dengan ilmu. Maa sya Allaah

Beliau sangat gigih dalam menghafal quran. Di halaqoh kami dulu, saya saksi mata beliau atas kegigihannya. Walau anak sudah dua waktu itu, semangatnya tidak berubah. Suatu waktu, sebelum tarbiyah dimulai, beliau mencolek saya.
"Dek, mauka' stor hafalanku"
Terdengarlah lantunan ayat dari beliau, banyak, bukan 1-5 ayat. Setelahnya, beliau bercerita tentang pengalaman dan perjuangannya menghafal Qur'an.
Sampai saat ini, masih terbayang saat-saat beliau melantunkan ayat di juz 29.

Beliau adalah mujahidah, sangat tangguh, baik dalam kepengurusan maupun amanahnya sebagai murobbiyah. Aktif berdakwah kapan saja dan dimana saja.
Lembut tapi tegas. Paling tidak bisa melihat kemungkaran sekecil apapun.
Dimanapun beliau berada, beliau tetap berdakwah. Ia lalui walau medan dakwah begitu berat dan jauh.

Kader yang beliau cetak maa sya Allaah. Saya terkagum-kagum, saat baru memasuki salah satu sekolah di Sinjai, tempat saya dan kak fitri diberi amanah, banyak siswa yang berpakaian syar'i. Cek per cek, ternyata sebagian besar siswa itu adalah binaan kak Fitri. Ma sya Allaah.

Yang saya tahu, hidupnya memang tak jauh dari dakwah dan kaderisasi. Hingga saat beliau sembuh dari sakitnya, ia masih sempat mencari "siapa yang mau belajar Islam"

Masih banyak kenangan lain tentang kebaikan beliau semasa hidup.

Kak Fitri memang sudah meninggal, tapi semangat dan perjuangannya masih hidup di hati kami. Semoga saja, itu semua menjadi amal jariyah buat kak Fitri, penerang kuburnya yang bisa mengantarkan beliau hingga ke syurgaNya.

Bukan tentang kapan, dimana dan saat apa kita meninggal, tapi bagaimana kita mempersiapkan amalan yang bisa menemani kita di alam kubur nanti, mempersiapkan diri menuju kehidupan yang abadi, yang tak ada lagi kehidupan setelahnya.

Allaahummaghfir lahaa wa 'afihi wa'fuanhaa..