Kamis, 20 April 2017

Islam di Kotak-kotakkan

Bismillaah

Dulu, waktu saya masih SMA, ada yang bilang "Matematika jangan sangkutpautkan sama agama, gak ada hubungannya", gara-gara yang bicara "agama" itu guru matematika ku yg tersayang dan selalu membela. #sakithatiku, makanya masih kuingat sampai sekarang.

Hari ini, saya membaca "Politik, jangan sangkutpautkan dengan agama".

Kisah Umat Terbaik Terdahulu, di zaman Rasulullaah shallallaahu 'alaihi wasallam, beliau mi itu ide2nya cemerlang, janganki lagi bilang itu ide, taktik dan strategi tidak berhubungan sama politik.

Agama itu bukan melulu bicara masalah sholat, puasa atau ibadah yang menurutmu formal. Tapi seluruh aspek dalam kehidupan.

SELURUH, tanpa terkecuali, SEMPURNA, tidak terkotak-kotakkan.

Pun dengan politik, cara memilih, kriteria yang dipilih.

Lalu, jika misalnya hari ini kita sibuk dengan pilkada di Jakarta, padahal kita tidak tinggal di Jakarta dan juga tidak memilih, memang salah? Kata Rasulullaah, "umat muslim itu satu tubuh, jika yang satu sakit, maka semua ikut merasakannya". Nah, kalau saudara kita disana senang, mengapa kita tidak? Bukankah kita satu tubuh? Pun kalau disana sakit, butuh bantuan, tentu kita yang satu negara harus ikut terlibat dan merasakan. Jangan bilang "kalau kita tinggal disana, wajar kalau kita senang, karena itu pesta demokrasi kita. Nah, kita yang tinggal jauh?"

Aneh saja sama orang kayak gini. Di satu sisi, kadang tidak mau diurusi, marah kalau sedikit-sedikit disinggung, padahal mungkin saja bukan dia yang disinggung. Di sisi lain, ternyata dia yang mengurusi orang. Gak penting tapi diurus. Seakan-akan perhatian dan super.

Samata, 20 April 2017

Selasa, 21 Maret 2017

Curhat

Bismillaah

Bertahun-tahun memendam, akhirnya meluap juga. Setelah curhat, akhirnya lega. Alhamdulillaah.. walau yang ditempati curhat pun tak mampu menyelesaikan secara nyata, namun dengan bercerita, hati rasanya lega. Sedikit beban rasanya menjauh.

Memang, ada kalanya sesuatu harus diceritakan, tak cukup hanya dipendam. Sembari terus berdoa agar Allah memberi jalan keluar terbaik.

Saat ditanya, 'kok bisa bertahun-tahun menyimpan "rasa"?'. Bisa, bund. Semua karena Allah. Allah lah yang memberi kesabaran yang lebih dan Dia lah sebaik-baik tempat mengadu. Dan semoga Allah masih terus memberi kesabaran.

Senin, 02 Januari 2017

Hannan Muntah

Bismillaah..

Pantas sejak bangun, REWEL... Jam setengah 10 pagi, muntah. Semua makanan yang dimakan tadi pagi, keluar semua.
Badannya hangat.
Sampai jam 2 siang tadi, sudah 6x muntah. Setelah muntah terakhir, akhirnya dia minta makan setelah dibujuk makan pakai telur. Alhamdulillaah.. Kalau lagi bangun, saya suka nanya, "mauki' lagi muntah?"
Dia menggeleng. "Kalau mau muntah, bilang nah?!"
Dia mengangguk.
5 menit kemudian, saya nanya lagi pertanyaan yang sama, jawabannya pun sama. Begitu seterusnya.
Hingga akhirnya, ia mengatakan "Janganmeki' panggil-panggilka', ummi!" (mungkin maksudnya saya nda usah tanya2 lagi)

Memang menambah pusing/mual ya, kalau setiap pertanyaan yang jawabannya tidak, ia harus menggeleng kepala, apalagi selalu.
Akhirnya, setelah saya dilarang "panggil-panggil", saya dipaksa kreatif untuk membuat pertanyaan yang jawabannya "iya" alias mengangguk.
Kalau lagi diam tapi ekspresinya aneh: "Hannan, nda maujeki' muntah?" Kalau disuap dan tutup mulut, "Hannan, nda maumeki' makan/minum?" Atau setidaknya, saya lebih banyak diam saja, dibanding menambah kepusingan dengan banyak bertanya.

Syafaakillaah anak sholehah, laa ba'sa thohuurun, in sya Allah... #mutiarahannan
4thn 4 bulan

Sinjai, 2 Januari 2017

Pegawai Resign (Lagi)

Bismillaah...

Datang dan pergi, silih berganti.
Tepat setahun, ia bergabung bersama kami. Kemarin, ia meminta izin untuk resign dari Mutiara Baby Shop.

Sedih dan senang.
Sedih, karena rasa-rasanya ia sudah menjadi bagian dari keluarga kami. Setahun bekerja di toko, bukan waktu yang singkat. Beraaaat skali melepaskan. Tapi apa mau dikata, semua ada batasnya. Semua ada akhirnya.
Senang, karena ia resign untuk berpindah ke kehidupan yang lebih baik. Ia -alhamdulillaah- akan menikah dalam waktu dekat. Tanggal pun sudah ada. Itulah yang terbaik. Semoga Allah mudahkan hingga hari H.

Seketika, semua kenangan bersama terputar kembali. Lagi-lagi, masih sedih. Terkadang, saya berpikir, mengapa setiap perpisahan itu menyakitkan. Tapi saya kembali menyadari, begitulah kehidupan. Tak ada yang kekal, tak ada yang abadi. Yang abadi hanyalah Allah. Lalu mengapa kita masih saja menggantungkan sejuta harapan kepada selain Allah? Padahal mereka semua akan pergi, akan sirna, dan meninggalkan kita. Mau tidak mau, sedih atau senang, manis atau pahit.


*untuk Faridah, our best marketing tim in MBS, semoga Allah lancarkan urusan-urusannya hingga dan setelah hari pernikahannya*


Sinjai, 2 Januari 2017
(RMI)