Jumat, 08 Januari 2021

Ziyarah Kubur

Bismillaah...

"Orang-orang salaf telah menyepakati hal ini dan banyak atsar yang diriwayatkan dari mereka, bahwa ahli kubur dapat mengetahui peziarah yang mengunjungi makamnya, dan merasa gembira karena kedatangannya itu." (Kutipan kitab al-Rûh karya Imam Ibnu al-Qayyim al-Jauziyyah).

Saya baru tau hal ini. Anggapan saya selama ini adalah, cukup mendoakan orang-orang yang telah mendahului kita tanpa ziarah ke kubur mereka. Ternyata tidak. Ziyarah kubur termasuk salah satu yang dianjurkan dalam syariat. Dan ternyata, mengunjungi kubur orang-orang yang kita kenal adalah salah satu kebahagiaan tersendiri buat para ahli kubur.

Dulu, waktu kecil saya pernah bertanya ke Aba, "Ba, kuburan nya nenek dimana?". Mungkin karena beliau gak bisa menjelaskan letaknya, pun jika menjelaskan pun saya tak akan tau (karena kurang mengenal letak/alamat pasti di Makassar), Aba cuma menjawab, "Nda usah (tau) kuburnya, Nak. Doakan saja, itu lebih dibutuhkan."
Dan itulah yang tertanam di benak saya hingga saat ini.

Dan sejak saat saya mengetahui ini, rasanya ingin terbang langsung ke kubur suami ~rahimahullah rahmatan wasi'ah~ bersama anak-anak. Karena jujur, rindu itu berat, apalagi rindu pada orang terkasih. Dan mengetahui hal ini, seperti angin segar buat kami yang selalu tak henti rindu 😥.

***

Tidak ada yang salah dengan pemahaman "cukup mendoakan". Pun ternyata pemahaman "ziyarah kubur" juga tidak ada salahnya. Yang salah adalah jika kita memaksakan kehendak atau pemahaman kita kepada orang dan menganggap selainnya itu salah. Padahal, ilmunya Allah itu luas. Kitanya saja yang mungkin kurang baca atau kurang ilmu dalam memahami satu persoalan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar