Jumat, 18 September 2009

Surat Cinta Seorang Istri

Bismillahirrahmanirrahim, alhamdulillah...
Sengaja aku membuat tulisan ini, karena masih sulit rasanya untuk mengungkapkan perasaan hati secara langsung, entah mungkin karena masih butuh waktu untuk menyadarkan diri bahwa telah sekian lama aku menjadi istrimu

Suamiku…
Tiada kata yang lebih layak kuucapkan selain puji dan syukur kepada Allah yang telah memilihkan pasangan hidup yang terbaik untukku, dan engkaulah orangnya. Dalam doa-doaku dulu hingga sekarang ini, aku selalu memohon kepada Allah agar dipilihkan pasangan hidup yang dapat membimbingku menuju jalan ketaqwaan dan kecintaan kepada-Nya, seorang yang dapat berjuang bersama-sama denganku di jalan da’wah yang penuh dengan rintangan ini hingga berakhir di surga-Nya, dan juga seorang yang dapat menjadi ayah yang baik bagi putra-putriku kelak. Alhamdulillah beberapa tahun yang lalu Allah telah memberikan jawaban atas doaku, dan aku percaya terhadap pilihan-Nya yang ‘Alim, Muqaddim, dan Muakhkhir. Walaupun… sejujurnya seringkali terbersit keraguan di hatiku, pantaskah aku yang masih apa adanya ini mendampingimu?

Suamiku…
Aku berharap engkau tidak kecewa mempunyai isteri seperti aku. Aku bukanlah isteri sholihah yang mungkin engkau idamkan selama ini untuk menjadi perhiasan terbaikmu. Namun, aku adalah seorang isteri yang baru belajar dan jatuh bangun untuk berusaha menjadi sholihah. Karena itu, aku mohon bimbinganmu agar kita bersama–sama dapat menjadi pribadi yang sholih dan sholihah, dan kelak Allah berkenan mengumpulkan kita bersama orang – orang yang sholih. Rabbana Alhiqna minasshalihin…

Suamiku…
Dalam perjalanan hidup berumah tangga kita , mungkin banyak kesalahan-kesalahan yang aku lakukan, yang mungkin membuatmu kesal, atau bahkan mungkin tidak ridho kepadaku. Karena itu aku mohon, katakan dengan terus terang jika aku salah, agar aku dapat mengubah lakuku itu, dan ma’afkanlah aku. Dan aku mohon, jangan pernah ada satu malam pun yang kau lewati dengan ketidak ridhoanmu padaku. Aku bertekad InsyaAllah aku tidak akan menutup mataku untuk tidur sebelum engkau mema’afkan aku, sebab aku khawatir, jika Allah menaqdirkan mengambil nyawaku pada saat aku tidur dan dalam keadaan engkau tidak ridho kepadaku, maka akau tidak akan sanggup menahan pedihnya siksa dari Allah .

Suamiku…
Terkadang Allah menghendaki kita terpisah dalam waktu yang cepat atau cukup lama. Karena itu, sejak awal aku mohon ma’af dan kerelaanmu, tentu saja akan banyak kewajibanku sebagai seorang isteri yang tidak bisa kutunaikan dengan baik selama masa tersebut. Semoga Allah membalas kesabaranmu dan menggantikannya dengan surga-Nya.

Suamiku...
Sungguh sama sekali tak kuhalangi dirimu untuk melaksanakan sunnah dengan menikah lagi, namun saja belum cukup bakti ini padamu, dan jujur kuingin memenuhi kebutuhanmu secara sempurna..selama engkau masih ridho untuk itu.

Suamiku…
Terakhir, jika engkau izinkan, bolehkah aku meminta satu hadiah darimu? Anggaplah sebagai bukti cintamu kepadaku. Satu hal saja. Aku ingin kau usahakan untukku sebuah istana yang sangat indah untuk tempat tinggal kita. Di mana tempatnya? Di surganya Allah di akhirat kelak. Biarlah para bidadari yang telah Allah ciptakan untukmu akan merasa cemburu kepadaku. Dan tolong ingatkan aku, agar aku tidak pernah menagih istana dan kemewahan itu padamu selagi kita masih di dunia ini.

Ya Allah anugerahkanlah kepada kami keluarga da’wah yang sakinah, mawaddah, warahmah dan jadikanlah kami keluarga ahli surga, yang rumahnya senantiasa diterangi oleh cahaya Al-Qur’an. Berikanlah kepada kami keturunan yang sholih dan menjadi generasi penerus da’wah di garis terdepan di masa yang akan datang.

Suamiku…
Simpanlah surat cinta dariku ini baik-baik. Dan jika suatu saat aku lalai, maka tunjukkanlah surat ini untuk mengingatkanku. Semoga Allah memberi kekuatan kepadaku untuk senantiasa belajar menjadi isteri yang sholihah.

Dengan cinta karena Allah
Isterimu


@Catatan ini..khusus buat orang2 tersayang dalam hidupku,moga selamanya diberkahi cinta dalam keluarganya.amiin



-copas dr fbnya ummu faari-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar