Jumat, 18 September 2009

Surat Cinta Seorang Istri

Bismillahirrahmanirrahim, alhamdulillah...
Sengaja aku membuat tulisan ini, karena masih sulit rasanya untuk mengungkapkan perasaan hati secara langsung, entah mungkin karena masih butuh waktu untuk menyadarkan diri bahwa telah sekian lama aku menjadi istrimu

Suamiku…
Tiada kata yang lebih layak kuucapkan selain puji dan syukur kepada Allah yang telah memilihkan pasangan hidup yang terbaik untukku, dan engkaulah orangnya. Dalam doa-doaku dulu hingga sekarang ini, aku selalu memohon kepada Allah agar dipilihkan pasangan hidup yang dapat membimbingku menuju jalan ketaqwaan dan kecintaan kepada-Nya, seorang yang dapat berjuang bersama-sama denganku di jalan da’wah yang penuh dengan rintangan ini hingga berakhir di surga-Nya, dan juga seorang yang dapat menjadi ayah yang baik bagi putra-putriku kelak. Alhamdulillah beberapa tahun yang lalu Allah telah memberikan jawaban atas doaku, dan aku percaya terhadap pilihan-Nya yang ‘Alim, Muqaddim, dan Muakhkhir. Walaupun… sejujurnya seringkali terbersit keraguan di hatiku, pantaskah aku yang masih apa adanya ini mendampingimu?

Suamiku…
Aku berharap engkau tidak kecewa mempunyai isteri seperti aku. Aku bukanlah isteri sholihah yang mungkin engkau idamkan selama ini untuk menjadi perhiasan terbaikmu. Namun, aku adalah seorang isteri yang baru belajar dan jatuh bangun untuk berusaha menjadi sholihah. Karena itu, aku mohon bimbinganmu agar kita bersama–sama dapat menjadi pribadi yang sholih dan sholihah, dan kelak Allah berkenan mengumpulkan kita bersama orang – orang yang sholih. Rabbana Alhiqna minasshalihin…

Suamiku…
Dalam perjalanan hidup berumah tangga kita , mungkin banyak kesalahan-kesalahan yang aku lakukan, yang mungkin membuatmu kesal, atau bahkan mungkin tidak ridho kepadaku. Karena itu aku mohon, katakan dengan terus terang jika aku salah, agar aku dapat mengubah lakuku itu, dan ma’afkanlah aku. Dan aku mohon, jangan pernah ada satu malam pun yang kau lewati dengan ketidak ridhoanmu padaku. Aku bertekad InsyaAllah aku tidak akan menutup mataku untuk tidur sebelum engkau mema’afkan aku, sebab aku khawatir, jika Allah menaqdirkan mengambil nyawaku pada saat aku tidur dan dalam keadaan engkau tidak ridho kepadaku, maka akau tidak akan sanggup menahan pedihnya siksa dari Allah .

Suamiku…
Terkadang Allah menghendaki kita terpisah dalam waktu yang cepat atau cukup lama. Karena itu, sejak awal aku mohon ma’af dan kerelaanmu, tentu saja akan banyak kewajibanku sebagai seorang isteri yang tidak bisa kutunaikan dengan baik selama masa tersebut. Semoga Allah membalas kesabaranmu dan menggantikannya dengan surga-Nya.

Suamiku...
Sungguh sama sekali tak kuhalangi dirimu untuk melaksanakan sunnah dengan menikah lagi, namun saja belum cukup bakti ini padamu, dan jujur kuingin memenuhi kebutuhanmu secara sempurna..selama engkau masih ridho untuk itu.

Suamiku…
Terakhir, jika engkau izinkan, bolehkah aku meminta satu hadiah darimu? Anggaplah sebagai bukti cintamu kepadaku. Satu hal saja. Aku ingin kau usahakan untukku sebuah istana yang sangat indah untuk tempat tinggal kita. Di mana tempatnya? Di surganya Allah di akhirat kelak. Biarlah para bidadari yang telah Allah ciptakan untukmu akan merasa cemburu kepadaku. Dan tolong ingatkan aku, agar aku tidak pernah menagih istana dan kemewahan itu padamu selagi kita masih di dunia ini.

Ya Allah anugerahkanlah kepada kami keluarga da’wah yang sakinah, mawaddah, warahmah dan jadikanlah kami keluarga ahli surga, yang rumahnya senantiasa diterangi oleh cahaya Al-Qur’an. Berikanlah kepada kami keturunan yang sholih dan menjadi generasi penerus da’wah di garis terdepan di masa yang akan datang.

Suamiku…
Simpanlah surat cinta dariku ini baik-baik. Dan jika suatu saat aku lalai, maka tunjukkanlah surat ini untuk mengingatkanku. Semoga Allah memberi kekuatan kepadaku untuk senantiasa belajar menjadi isteri yang sholihah.

Dengan cinta karena Allah
Isterimu


@Catatan ini..khusus buat orang2 tersayang dalam hidupku,moga selamanya diberkahi cinta dalam keluarganya.amiin



-copas dr fbnya ummu faari-

Kamis, 03 September 2009

Berbanggalah Muslimah..... yang Cantik!

bismillah...

Cantik………………sungguh cantik

Tahukan wahai saudariku,…bahwa muslimah itu cantik…..dan bukankah tiap kita mencintai dan menginginkan kecantikan …?


Muslimah itu sungguh cantik……..

Bibirnya slalu dihiasi dan dibasahi dengan kecantikan tasbih (Ali Imron : 41) dan tahmid kepada Robnya. Lantunan ayat-ayat Quran yang menyejukkan hati dan menenangkan pikiran senantiasa berteman dengan bibir dan lidahnya, nasehat dan tutur kata yang santun menghancurkan semua karang dan benteng rasa dendam. Lidahnya tak pernah lepas dari ucapan syukur atas nikmat nikmat dari tuhannya (Al Baqoroh : 152). Terjaga lidahnya dari cacian, umpatan, olok-olokan, makian dan segala kata-kata kotor yang menyakitkan hati (Al Hujaraat: 11).


Ya….Muslimah memang sungguh cantik…secantik bening matanya.

Kedua matanya yang bening selalu terjaga dari hal-hal yang haram untuk dilihatnya (An Nuur: 31). Kebeningan dan kejernihan matanya sejernih air mata yang setiap malang keluar dari telaga airmatanya (AL Muzammil : 2), mencuci dosa-dosa yang sempat hinggap, yang mengalir deras karena rasa takut dan penyesalan yang mendalam, bersimpuh dihadapan Rob nya, merayu dan merajuk agar mendapatkan maghfirohnya.


Sungguh ….Muslimah itu cantik…..

Secantik hatinya yang slalu tunduk pada Rob nya. Hati yang penuh dengan rasa kecintaan kepada Rob nya (Ali Imron:31). Jauh hatinya dari rasa dengki, sombong dan hasud. Keikhlasan senantiasa menghiasi qolbu yang yang pernah lupa akan kebesaran Rob nya (An Nisaa: 125). Hati yang senantiasa siap menerima kebenaran dan keimanan. Hatinya bak cermin nan indah dan bersih, yang selalu siap menerima nur hidayah dari Robnya dan memantulkannnya, menyebarkannya keseluruh penjuru jagad raya. Qolbu yang senantiasa bersih dari prasangka dan fitnah kepada saudaranya.


Maha Besar dan Maha Suci Allah yang telah menciptakan muslimah dengan kecantikannya. Secantik pakaian taqwa yang senantiasa dikenakannya. Sebaik-baik pakaian yang mendapatkan pujian dari Rob nya (Al A’raaf : 26). Seindah indah pakaian yang tiada ganti yang lebih indah darinya. Pakaian yang senantiasa melindunginya, dimanapundan kapanpun dia berada. Pakaian yang membedakan dirinya dari wanita wanita lain yang tanpa pakaian, pakaian yang akan membawanya menuju pribadi nan mulia, pakaian yang akan membawanya berjumpa dengan Rob nya tercinta.


Sungguh…..cantik muslimah…

Secantik akhlaq dan budi pekertinya yang diselubungi pakaian taqwanya (As Shaad : 46)(Al Qalam: 4). Yang dengan akhlak dan budi pekertinya yang mulia itu menentramkan orang orang disekitarnya, hilang kecemasan dan kerisauan disekelilingnya, berganti rasa cemburu dan curiga menjadi rasa kasih sayang dan kepercayaan yang mulia.


Sungguh……..muslimah itu cantik

Secantik ketulusan cintanya kepada saudaranya. Ukhuwah yang demikian mendalam menghancurkan bongkahan-bongkahan kebekuan yang bersemayam di dalam hati, melunakkannya dari kekakuan dan kekerasan, menyegarkannya kembali dengan kasih sayang dan kepercaaan.(Al Maaidah:54)


Sungguh,……Muslimah itu benar-benar cantik…

Kecantikan yang sesungguhnya…

Kecantikan yang tiada bandingannya..

Tasbih sebagai lipstik bibirnya

Air mata taubat sebagai pelentik bulu matanya

Malu dan Akhlak mulia sebagai perhiasannya

Taqwa sebagai pakaian terindahnya…..


Sungguh…muslimah itu cantik

Maka bersyukur para muslimah

Yang bangga akan kemuslimahannya

Tapi…….

Kebanggaan karena ketaqwaan dan keikhlasannya



Wahai para wanita………

Sudahkan engkau menggapai kecantikan itu………

(sumber : facebook for da'wah)

Jumat, 31 Juli 2009

Hiasi Dirimu dengan Malu

Semoga Allah Ta’ala senantiasa merahmatimu, saudariku… Malu, demikianlah nama sebuah sifat yang sangat lekat ketika kita berbicara tentang wanita. Maka beruntunglah engkau saudariku ketika Allah menciptakanmu dengan sifat malu yang ada pada dirimu! Karena apa? Hal ini tidak lain karena malu adalah bagian dari iman.

Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melewati seorang Anshar yang sedang menasehati saudaranya karena sangat pemalu, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Biarkan dia karena rasa malu adalah bagian dari Iman.” (HR. Bukhari Muslim)

Hakikat rasa malu itu adalah sebuah akhlak yang memotivasi diri untuk meninggalkan hal-hal yang buruk dan membentengi diri dari kecerobohan dalam memberikan hak kepada yang berhak menerimanya. Seorang muslimah akan menjauhkan dirinya dari larangan Allah dan selalu menaati Allah disebabkan rasa malunya kepada Allah yang telah memberikan kebaikan padanya yang tidak terhitung.

Perintah yang Dibawa oleh Setiap Nabi

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya di antara yang didapat manusia dari kalimat kenabian terdahulu ialah: Jika engkau tidak malu, berbuatlah sekehendakmu.” (HR. Bukhari)

Yang dimaksud dengan “kalimat kenabian terdahulu” ialah bahwa rasa malu merupakan akhlaq yang terpuji dan dipandang baik, selalu diperintahkan oleh setiap nabi dan tidak pernah dihapuskan dari syari’at para nabi sejak dahulu.

Dalam hadits ini disebutkan, “Jika engkau tidak malu, maka berbuatlah sesukamu.” Kalimat ini mengandung 3 pengertian, yaitu:

1. Berupa perintah: Jika perbuatan tersebut tidak mendatangkan rasa malu, maka lakukanlah. Karena perbuatan yang membuat rasa malu jika diketahui orang lain adalah perbuatan dosa.
2. Berupa ancaman dan peringatan keras: Silahkan kamu melakukan apa yang kamu suka, karena azab sedang menanti orang yang tidak memiliki rasa malu. Berbuat sesuka hati, tidak peduli dengan orang lain.
3. Berupa berita: Lakukan saja perbuatan buruk yang kamu tidak malu untuk melakukannya.

Malu? Siapa yang punya?

Sifat malu ada dua macam, yaitu:

1. Malu yang merupakan watak asli manusia

Sifat malu jenis ini telah menjadi fitrah dan watak asli dari seseorang. Allah menganugerahkan sifat malu seperti ini kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Memiliki sifat malu seperti ini adalah nikmat yang besar, karena sifat malu tidak akan memunculkan kecuali perbuatan yang baik bagi hamba-hamba-Nya.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, dari Imran Ibn Hushain radhiyallahu’anhu: “Rasa malu itu tidak mendatangkan kecuali kebaikan.” (HR. Bukhari Muslim)

2. Malu yang diupayakan (dengan mempelajari syari’at)

Al-Qurthubi berkata, “Malu yang diupayakan inilah yang oleh Allah jadikan bagian dari keimanan. Malu jenis inilah yang dituntut, bukan malu karena watak atau tabiat. Jika seorang hamba dicabut rasa malunya, baik malu karena tabiat atau yang diupayakan, maka dia sudah tidak lagi memiliki pencegah yang dapat menyelamatkannya dari perbuatan jelek dan maksiat, sehingga jadilah dia setan yang terkutuk yang berjalan di muka bumi dalam wujud manusia.”

Hati-Hati terhadap Malu yang Tercela

Saudariku, ketahuilah bahwa ada malu yang disebut malu tercela, yaitu malu yang menjadikan pelakunya mengabaikan hak-hak Allah Ta’ala sehingga akhirnya dia beribadah kepada Allah dengan kebodohan. Di antara malu yang tercela adalah malu bertanya masalah agama, tidak menunaikan hak-hak secara sempurna, tidak memenuhi hak yang menjadi tanggung jawabnya, termasuk hak kaum muslimin.

Nah, saudariku, kini engkau tahu! Meskipun malu adalah tabiat dasar seorang wanita, sifat ini tidak boleh menghalangimu untuk berbuat kebaikan. Berlomba-lombalah dalam berbuat kebaikan sampai engkau menjadi wanita yang paling mulia di sisi Allah! Wallahu a’lam.

Maraaji’:

1. Syarah Hadits Arba’in Imam Nawawi
2. Tarjamah Riyadhus Shalihin Jilid 2 Imam Nawawi, Takhrij: Syaikh M. Nashiruddin Al-Albani.
3. Buletin Tuhfatun Nisa: Rufaidah.
Penulis: Ummu Salamah Farosyah

Senin, 29 Juni 2009

Menuju Hari yang Lebih Bermakna

Bismillah...

Seperti biasa, matahari terbit di waktu pagi lalu terbenam di senja hari, dan sehari pun berlalu, namun ada pertanyaan baru yang patut untuk kita renungi, “Apa yang kita kerjakan untuk mengisi hari itu?” Berapa banyak hari yang berlalu, berapa banyak umur telah kita lewati, namun sedikit di antara kita yang menghitung diri, menjinakkan nafsu dengan cambuk muhasabah. Bahkan kebanyakan manusia membiarkan hari-harinya lewat, sedangkan dia tenggelam di dalam lautan kelalaian dan gelombang panjang angan-angan.

Ketika fajar menyingsing, banyak manusia yang menyambut hari mereka dengan niat yang tidak lurus. Setelah sehari terlewatkan, ketika malam menjelang, mereka kembali menuju kasur-kasur mereka dengan niat yang tiada beda pula. Seorang bijak ditanya, "Dengan niat apakah seseorang bangun dari tempat tidurnya? Maka dia menjawab, "Jangan kau tanya tentang bangunnya dulu, sehingga diketahui bagaimana dia itu tidur. Barangsiapa yang tidak tahu bagaimana dia tidur, maka tidak tahu bagaimana dia bangun."

Wahai saudaraku, perhatikan matahari yang terbit dan tenggelam. Sudahkah kau renungkan harimu yang kau lalui? Tanyakan! Apa yang sudah kupersembahkan untuk kebaikan, apa kah yang kuperbuat ini untuk menyambut hari-hariku? Amat banyak manusia yang tidak memiliki perhatian terhadap berlalunya waktu, padahal nafasmu wahai anak Adam, adalah sesuatu yang dihitung dan tertulis.

“Dan diletakkanlah kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang yang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata, "Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada tertulis. Dan Rabbmu tidak menganiaya seorang jua pun". (al-Kahfi : 49)

Dan juga firman-Nya, artinya,

“Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah) dan yang mencatat (pekerjaan-peker-jaanmu itu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan” (al-Infithar:10-12)

Nafas-nafas terhitung, amal-amal tertulis! Andaikan orang-orang yang lalai mau memikirkan ini semua, tentu mereka akan hati-hati terhadap diri mereka dan akan manahan diri dari jalan yang menyimpang. Namun amat sedikit manusia yang mandapat taufik, dan amat sedikit di antara mereka yang mau mengetahui jalan yang lurus.

Seorang bijak berkata, "Ketika pagi hari, maka selayaknya seseorang berniat untuk empat hal: Pertama melaksanakan apa yang diwajibkan Allah atasnya; Kedua, menjauhi apa saja yang Dia larang; Ketiga berlaku adil antara dirinya dengan orang lain yang ada hubungan muamalah; Keempat memperbaiki hubungan (ishlah) dengan orang yang memusuhinya. Jika dia menyongsong pagi dengan niat-niat ini, maka aku berharap dia termasuk orang shalih yang beruntung."

Wahai Saudaraku! Untaian kalimat di atas memuat berbagai macam pintu kebaikan, maka orang yang melakukan- nya berarti telah mendapatkan taufiq dan bimbingan untuk meniti jalan yang benar. Marilah kita renungkan, mari kita pikirkan, apakah diri kita termasuk orang-yang demikian? Jika jawabannya "iya" maka banyak-banyaklah memuji Allah Ta'ala dan mohonlah tambahan dari keutamaan-Nya dan ketetapan hati untuk menetapi hal itu. Jika jawabannya "tidak" atau "belum", maka lihat dan koreksi kembali diri kita sebelum hilang seluruh kesempatan. Bersegera lah memperbaiki segala urusan, mohon kepada Allah taufiq untuk dapat menempuh jalan kesuksesan.

Janganlah anda keluar dari rumah di pagi hari, kecuali untuk sesuatu kebaikan yang diridhai oleh Tuhanmu. Sungguh merugi, sungguh celaka mereka yang melewati hari-harinya dengan sia-sia, bukan dengan melakukan ketaatan kepada Allah Azza wa Jalla. Ketika matahari bersinar di siang hari, mereka melewati dengan kemak-siatan dan ketika dia terbenam, mereka mengakhiri hari itu dengan kemaksiatan pula. Hari kita adalah umur kita, jika telah lewat sehari, maka semakin dekat jalan kematian yang akan kita tuju. Dan bila maut benar-benar telah datang, maka habis sudah-harimu itu...

Wallahu'alamBishowab...


(copas dari sini)

Para wanita, waspadalah...!! (forward)

Be careful...??
Hati2 buat para wanita...!!

(Juga buat para lelaki yang merasa punya wanita yang dikasihi)

Katanya, sekarang ada cara baru pemerkosaan terhadap wanita.

Yang terjadi seperti ini, seorang cewek melihat ada seorang anak kecil dijalanan sedang menangis. Merasa kasihan, Ia menanyakan apa yg terjadi pada anak tersebut. "Aku tersesat, bisakah mengantarku pulang?" Lalu anak kecil itu memberikan selembar kertas yg berisikan alamat rumahnya.

Karena cewek itu termasuk orang yg baik hati, tidak menaruh curiga apa2 dan membawa anak tersebut ke alamat yg tertera. Ketika tiba di 'rumah' anak kecil itu, Ia menekan bel, tiba2 Ia kaget karena bel tersebut bertegangan tinggi dan lalu pingsan.

Ketika ia terbangun pada Hari berikutnya, ia mendapati dirinya dalam keadaan telanjang dalam sebuah rumah kosong Ia tidak pernah melihat wajah penyerangnya. Itulah sebabnya sekarang ini penindak krimimal mencari sasaran pada orang2 yg berbaik hati.

Jika terjadi masalah seperti ini :

JANGAN PERNAH MEMBAWA ANAK KECIL TERSEBUT KE TEMPAT YG DIMINTA. JIKA MASIH TERUS DIDESAK, BAWALAH ANAK TERSEBUT KE KANTOR POLISI.

Please Forward this!!!!
Anak yg tersesat paling bagus dibawa ke kantor polisi. Tolong sebarkan kepada teman2 kalian semua terutama yg cewek2, istri, adik perempuan.

sumber: dari sini

Renungan Bersama

Bismillah...

Untuk Suami ... renungkanlah
Pernikahan atau perkawinan menyingkap tabir rahasia
Isteri yang kamu nikahi tidaklah semulia Khadijah
tidaklah setaqwa Aisyah pun tidak setabah Fatimah

Justru isterimu hanyalah wanita akhir zaman yang punya cita- cita menjadi
solehah ...

Pernikahan atau perkawinan mengajarkan kita kewajiban bersama
Isteri menjadi tanah kamu langit penaungnya
Isteri ladang tanaman kamu pemagarnya
Isteri kiasan ternak kamu gembalanya
Isteri adalah murid kamu mursyidnya

Isteri bagaikan anak kecil kamu tempat bermanjanya
Saat isteri menjadi madu kamu teguklah sepuasnya
Seketika isteri menjadi racun kamulah penawar bisanya
Seandainya isteri tulang yang bengkok berhati-hatilah meluruskannya ...

Pernikahan atau perkawinan menginsafkan kita perlunya iman dan taqwa
Untuk belajar meniti sabar dan Ridha Allah SWT karena memiliki isteri yang
tak sehebat siapapun
Justeru kamu akan tersentak dari alpa
Kamu bukanlah Rasulullah saw
.. Pun bukanlah Sayyidina Ali Karamallahhuwajhah
Cuma suami akhir zaman yang berusaha menjadi soleh ... amin…


Untuk Isteri pula.. renungkanlah...

Pernikahan atau perkawinan membuka tabir rahasia
Suami yang menikahi kamu tidaklah semulia Muhammad saw ...
tidaklah setaqwa Ibrahim Pun tidak setabah Ayyib
ataupun segagah Musa apalagi setampan Yusuf
Justru suamimu hanyalah lelaki akhir zaman yang punya cita cita membangun
keturunan yang soleh...

Pernikahan atau perkawinan mengajarkan kita kewajiban bersama

Suami menjadi pelindung kamu penghuninya
Suami adalah nahkoda kapal kamu pengemudinya
Suami bagaikan pelakon yang nakal kamu adalah penonton kenakalannya
Saat suami menjadi raja kamu nikmati anggur singgahsananya
Seketika suami menjadi bisa kamulah penawar ubatnya
Seandainya Suami sedang marah sabarlah memperingatkannya..

Pernikahan ataupun perkawinan mengajarkan kita perlunya iman dan taqwa
Untuk belajar meniti sabar dan Ridha Allah SWT
Karena memiliki suami yang tak segagah siapapun
Justeru kamu akan tersentak dari alpa
Kamu bukanlah Khadijah yang begitu sempurna di dalam menjaga
pun bukanlah Hajar yang begitu setia dalam sengsara
Cuma wanita akhir zaman yang berusaha menjadi solehah ... amin ...

Justru itu wahai para suami dan isteri
Jangan menuntut terlalu tinggi
Seandainya diri sendiri jelas tidak berupaya


Suami & Isteri ingatlah:
Mengapa mendambakan isteri sehebat Khadijah andai diri tidak semulia
Rasulullah
tidak perlu mencari isteri secantik Balqis andai diri tidak sehebat
Sulaiman
Mengapa mengharapkan suami setampan Yusuf seandainya kasih tak setulus
Zulaikha
tidak perlu mencari suami seteguh Ibrahim andai diri tak sekuat Hajar dan
Sarah..

-Abuya Syeikh Imam Ashaari Muhammad At Tamimi-



(hasil searching dr google)

Minggu, 14 Juni 2009

Andai Engkau Tahu Siapa Aku Sebenarnya…

Betapa seringnya kita merasa bangga ketika melihat begitu banyaknya orang yang membutuhkan kita. Saat kita menyaksikan orang-orang berkumpul di sekeliling kita, betapa bangganya jiwa ini. Padahal –kita sendiri menyadari bahwa- orang-orang itu sesungguhnya tidak mengetahui siapa dan bagaimana diri kita yang sesungguhnya. Dan yang membuat segalanya semakin parah –kita pun seperti selalu berusaha menampilkan berbagai bentuk dan rupa kepalsuan. Menampilkan kekhsyu’an padahal sesungguhnya tidak khusyu’. Berlagak seperti ahli dzikir, padahal hati selalu lalai mengingat Allah. Dan orang itu bukan siapa-siapa. Dialah kita.

Kaum shaleh terdahulu yang hampir tidak bisa diragukan lagi keshalehannya seringkali mengungkapkan kekhawatirannya akan dirinya sendiri. Bila kita meluangkan waktu untuk membaca jejak-jejak keshalehan mereka, rasanya kita sulit untuk mengerti mengapa mereka masih saja sangat khawatir amal mereka tidak diterima oleh Allah. Mengapa mereka masih saja selalu berperilaku seolah-olah merekalah para penghuni neraka. Jilatan dan kobaran api neraka seperti begitu dekat…

Padahal sesungguhnya bila kita mengerti, kita sama sekali tidak perlu heran. Itulah tanda utama kesalehan seorang hamba. Bila engkau selalu merasa khawatir amalmu tidak diterima, maka bersyukurlah. Sebab terlalu banyak manusia yang memandang Allah sebagai Yang Maha Pengasih lagi Penyayang, namun lupa bahwa Ia juga Maha Perkasa dan Mahadahsyat siksaan-Nya. Saat ia tenggelam dalam kemaksiatan dan kedurhakaan, ia membayangkan bahwa Allah itu Maha Pengampun, dan lupa bahwa Ia tidak menyukai dan akan menghukum para pendurhaka. Dan –lagi-lagi- orang itu bukan siapa-siapa. Dia adalah kita sendiri.

Sepanjang sejarah memang selalu begitu yang terjadi. Semakin shaleh dan dekat seorang hamba dengan Allah, semakin takut dan khawatirlah ia bila cintanya ditolak oleh sang kekasih. Dan semakin durjana seorang makhluk, semakin optimislah ia bahwa kedurjanaannya itu pasti diampuni oleh Allah. Padahal ia tidak mengantongi secuil jaminan pun akan hal itu. Sangat jauh berbeda dengan shahabat-shahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang jelas-jelas telah ‘mengantongi’ jaminan masuk surga. Anda tentu tahu siapa itu Abu Bakar Ash-Shiddiq, ‘Umar Al-Faruq dan ‘Utsman ibn ‘Affan. Mereka adalah beberapa sosok shahabat yang telah ‘mengantongi’ jaminan itu. Lalu bacalah perjalanan hidup mereka sesudah memperoleh jaminan surga itu. Tidak sekalipun mereka berleha-leha dalam beribadah. Jaminan itu justru semakin membuat mereka semakin meluap-luap untuk berjumpa dengan Rabb mereka. Duhai, alangkah pandirnya kita.

Suatu ketika, Jubair ibn Nufair mendengarkan do’a yang diucapkan oleh shahabat mulia Abu ad-Darda’ radhiyallahu ‘anhum di akhir shalatnya. Anda tahu do’a apa yang beliau panjatkan? ‘Audzubillahi minan nifaq (Aku berlindung kepada Allah dari sifat munafik). Ya, seorang shahabat seperti Abu ad-Darda’ begitu takut terhadap kemunafikan. Itulah sebabnya, -masih menurut penuturan Jubair ibn Nufair- beliau mengulang-ulangi do’a itu.

“Duhai tuan, ada apa antara Anda dengan kemunafikan?” tanya Jubair kepadanya.
“Sudahlah, engkau tidak usah mencampurinya. Demi Allah! Sesungguhnya seseorang itu dapat berubah-ubah dan berbolak-balik agamanya dalam satu jam, hingga akhirnya agama itu tercabut darinya!” jawab Abu ad-Darda’.

Seorang ‘alim bernama Yusuf ibn Ahmad Asy-Syairazy mengisahkan tentang salah seorang gurunya yang dikenal dengan Abu Waqt. Sang guru ini dikenal sebagai salah satu ahli hadits yang telah melakukan pengembaraan panjang untuk menyelami hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Ia bahkan digelari sebagai ruhlah ad-dunya; sang pengembara dunia. Simaklah penuturan Yusuf Asy-Syairazy tentang guru yang satu ini:
“…Allah akhirnya menakdirkan aku bertemu dengan beliau di negeri bernama Kirman. Saat aku pertama berjumpa, kuucapkan salam kepadanya lalu aku mencium (kepala atau pundaknya). Kemudian aku duduk bersimpuh di hadapan beliau. Tidak lama kemudian, beliau bertanya padaku:

“Apa yang membuatmu datang ke negeri ini?”
Aku menjawab: “Engkaulah yang menjadi maksudku, tuanlah sandaranku setelah Allah Ta’ala. Aku telah menulis hadits-hadists yang engkau riwayatkan dengan penaku, namun aku tetap berusaha menemui tuan dengan kedua kakiku agar aku bisa mendapatkan keberkahan nafas-nafas tuan dan mendapat sanad tuan yang lebih tinggi.”
Beliau kemudian berkata: “Semoga Allah memberikan taufiq dan keridhoan kepadaku dan kepadamu. Semoga Ia menjadikan segala upaya kita adalah karena-Nya. Semoga Ia menjadikan tujuan kita hanyalah pada-Nya. Duhai, seandainya saja engkau mengetahui aku dengan sebenar-benarnya, niscaya engkau tidak akan mau mengucapkan salam padaku. Niscaya engkau tidak akan sudi duduk di hadapanku…”

Beliau kemudian menangis. Lama sekali. Hingga membuat semua yang hadir pun turut menangis. Lalu beliau melanjutkan ucapannya, “Ya Allah! Tutupilah aib-aib kami dengan perlindungan-Mu Yang Mahaindah, dan jadikanlah apa yang ada di bawah perlindungan-Mu itu sesuatu yang Engkau ridhai untuk kami…”.

Itulah yang dikatakan oleh sang ‘alim pengembara dunia itu. Lalu apakah gerangan yang patut kita ucapkan dengan segala kelalaian kita? Katakanlah kepada siapapun yang mencoba mengagumi dan memuji kita: “Saudaraku, andai engkau tahu siapa aku sebenarnya…”. Lalu tangisilah diri sendiri.

Demikianlah salah satu nilai penting yang diwariskan generasi salaf kepada kita. Kesadaran dan kepekaan terhadap diri sendiri. Jangan pernah menjadi ‘ujub dan kagum pada diri sendiri. Intinya, tahu dirilah!



(kisah ke-4 dari buku “Cinta yang Membius” karya Abul Miqdad Al-Madany)

Rabu, 03 Juni 2009

Ketika Cinta Berbuah Dilema

Suatu hari Fatimah binti Rasulullah berkata kepada Sayidina Ali, suaminya.
"Wahai kekasihku, sesungguhnya aku pernah menyukai seorang pemuda ketika aku masih gadis dulu."
"O ya," tanggap Sayidina Ali dengan wajah sedikit memerah. "Siapakah lelaki terhomat itu dinda?"
"Lelaki itu adalah engkau, sayangku," jawabnya sambil tersipu, membuat sayidina Ali tersenyum dan semakin mencintai istrinya.

Percakapan romantis Siti Fatimah dengan Sayidina Ali di atas mungkin sudah menjadi hal biasa bagi para suami istri. Tetapi tidak bagi mereka yang belum menikah. Percakapan-peracakapan romantis yang sering ditemukan dalam buku-buku pernikahan itu sungguh sangat imajinatif bagi para lajang yang sudah merindukan pernikahan, sekaligus juga misteri, apakah ia bisa seromantis Siti Fathimah dan Sayidina Ali?

Alangkah bahagianya, seorang pemuda yang sejak lama memimpikan obrolan-obrolan romantis akhirnya sampai di terminal harapan, sebuah pernikahan suci. Apa yang selama ini menjadi imajinasinya saat itu akan ia ungkapkan kepada istrinya. "Wahai kekasihku, ada satu kata yang dari dulu terpenjara di hatiku dan ingin sekali kukatakan kepadamu, aku mencintaimu."

Tetapi, kebahagiaan ini hanya milik mereka yang telah dikaruniai kemampuan untuk mengikat perjanjian yang berat (mitsaqan ghalidza), pernikahan itu. Bagi mereka yang masih harus melajang, semuanya masih hanya mimpi yang terus menggoda.

Terkadang, ada pemuda yang tidak kuat melawan godaan imajinasinya. Keinginan untuk mengungkapkan cinta itu tiba-tiba sangat besar sekali. Tetapi kepada siapa perasaan itu harus diungkapkan? Sementara istri belum punya, kekasih pun tidak ada. Karena kata pacaran sudah lama dihapus dalam kamus remajanya. Tapi, dorongan itu begitu besar, begitu dahsyat.

Awalnya, kuat. Sampai tibalah sebuah perjumpaan. Sebuah rapat koordinasi di organisasi kemahasiswaan atau dalam tugas kemahasiswaan atau dalam tugas kelompok dari sekolah telah mempertemukan dua pesona. Imajinasi itu kembali menari-nari.

"Nampaknya, dibalik jilbabnya yang rapi, ia adalah gadis yang kuimpikan selama ini".
"Oh, ketegasannya sesuai dengan penampilannya yang kalem, dia mungkin yang kuharapkan." Dan cinta itu hadir.

Tetapi, sudahkah saatnya cinta itu diucapkan? Padahal mengikat perjanjian yang berat belum sanggup dilakukan. Lalu apa yang harus dilakukan ketika dorongan untuk mengatakan perasaan semakin besar, teramat besar? Hingga perjumpaan dengannya jadi begitu mengasyikkan; menerima sms-nya menjadi kebahagiaan; berbincang dengannya menjadi kenikmatan; berpisah dengannya menjadi sebuah keberatan; ketidakhadirannya adalah rasa kehilangan.

Indah. Tapi ini adalah musibah! Interaksi muslim dan muslimah yang semakin longgar telah menggiring mereka kepada dua dinding dilema yang semakin menyempit dan begitu menekan. Cinta terlanjur hadir. Meski indah tapi bermasalah. Mau menikah, persiapan belum cukup atau kondisi belum mendukung. Menunggu pernikahan, seminggu saja serasa setahun. Melepaskan dan memutuskan komunikasi, cinta terlanjut bersemi. Menjalani interaksi seperti biasa, semuanya mmebuat hati semakin merasa bersalah.

Apa yang bisa dijadikan solusi? Jawabannya akan sangat panjang lebar jika yang dijadikan landasan adalah realita dan logika. Tetapi, marilah kita bicara dengan nurani dan keimanan, agar semua bisa terselesaikan dengan cepat dan tuntas.

Tanyakan kepada nurani tentang keimanan yang bersemayam di dalamnya? Masihkah memiliki kekuatan untuk mempertahankan Allah sebagai nomor satu dan satu-satunya? Dengan kekuatan iman, cinta kepada Allah bisa mengeliminir cinta kepada seseorang yang telah menjauhkan dari keridhaan-Nya. Cinta macam apa yang menjauhkan diri dari keridhaan Allah? Untuk apa mempertahankan cinta yang akhirnya membuahkan benci Dzat yang sangat kita harapkan cinta-Nya?

Tanyakan pada keimanan dan nurani, siapa yang lebih dicintai, Allah ataukah "dia"?

"Qul Aamantu Billahi Tsummastaqim!" Wallahu A'lam.


(disalin dari majalah "IdeMuslim" Ed. 2 vol. 2/09 hal. 30-31)

Rabu, 27 Mei 2009

Good Day

Hari yang baik. Itulah arti dari good day. Tapi kali ini, sy tidak ingin bercerita ttg hari yang baik. Good day yang saya maksud adalah sejenis kopi instan yang beraneka macam rasanya (udah tau khan? Klo belum, silakan ke toko-toko, bilang sm penjaga tokonya, “Ada good day?”, trus liat deh yg sy maksud).

Di rumah kami ini, good day itu biasanya dikonsumsi oleh abanya Hanif, karena memang minuman ini untuk orang dewasa aja, dalam artian klo masih anak-anak, jgn minum dulu deh… Nah, yang anehnya, si anak yg jg cukup aneh klo liat abanya minum Good Day, mau juga. Tapi, yang lebih aneh lg, saat si anak yang bernama Hanif ini meminta untuk dibuatkan minuman tersebut. Bukan Good Day yang terucap dari mulutnya, tapi “Bayi Gede’”. Nah lho…. nyambung dimana coba? Good Day, Bayi Gede. Kedengarannya agak mirip dikit sih, tapi biar bagaimanapun “good day” dan “bayi gede” tetap beda dari segi arti. Karena keseringannya si Hanif meminta untuk dibuatkan “Bayi Gede”, sampai-sampai org2 di rumah gak bilang Good Day lg, tp bayi gede.

Nah, suatu ketika, ummi ke pasar ingin membeli sesuatu termasuk good day. Sesampainya di sana, ia pun mengutarakan maksudnya. Tapi lucunya, ummi bilang gini:
“Ada Bayi Gede’?”
Suaranya gak terlalu besar, tp mungkin sj terdengar oleh si penjual. Seketika penjualnya mengatakan “Apa?”.
Entah kaget karena pertanyaannya atau karena tidak mendengar suara ummi. Beberapa saat ummi terlupa dgn nama asli dari “Bayi Gede’” itu. Ketika teringat, dengan tertawa, ummi pun mengatakan “Oh iya, Good Day”.

Sesampainya di rumah, sambil tertawa, ummi pun menceritakannya kepada kami (anak-anaknya) tentang kejadian itu. Kami ikut tertawa, dan tertawalah semua penghuni rumah.
“Makanya mi… jgn latah. Hehehe….”

Lucu ya?! Tp di balik kelucuan itu ternyata ada pelajaran jg lho… Pelajaran itu adalah…. Jangan Latah!
Nah, inilah yang terjadi sekarang pada sebagian besar kita (kaum muslimin). Begitu gampangnya pikiran kita diracuni oleh istilah-istilah yang tidak syar’i, dan ketika ditanyakan apa arti dari istilah tersebut dan darimana asalnya, ia gak tahu. Katanya cuma ikut-ikutan sj (Kalo’ gak baik, kok diikuti ya?)
Sampai-sampai, saat ini pun sebagian besar umat Islam kehilangan jati dirinya. Kalo’ diliat penampilan fisiknya, gak tau Islam atau bukan. Tp klo diliat kartu identitasnya, ternyata beragama Islam. Hmm….. tp jgn salahkan siapa-siapa. Karena mungkin sj ia memang belum tersentuh dakwah dari tangan-tangan kita. Tapi, dia jg salah, knp gak mau belajar Islam? Padahal begitu banyak majelis-majelis ilmu yang bertebaran di bumi ini.

Tp ‘ala kulli hal, buat yg sudah merasa mendapat hidayah, jangan latah deh!
Ok?!




"15 Safar 1430 H/12 Februari 2009 M"

(hanif05.blogspot.com)

Minggu, 17 Mei 2009

Saudariku, Jangan Sebarkan Fitnahmu!

Semua perasaan condong kepadanya, perbuatan haram pun terjadi karenanya. Mengundang terjadinya pembunuhan permusuhan disebabkan karenanya. Sekurang-kurangnya ia sebagai insan yang disukai di dunia. Kerusakan mana yang lebih besar daripada ini? (Al Imam Al Mubarakfuri rahimahullah fi At Tuhfah Al Ahwadzi 8/53)

Allah Subhanahu wa Ta'ala menyatakan bahwa fitnah (baca ujian) yang paling besar khususnya bagi kaum laki-laki adalah wanita, bahkan wanita merupakan salah satu sumber syahwat sebagaimana yang disebutkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala: “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita … .” (QS. Ali Imran : 14). Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam juga memberikan peringatan akan bahaya fitnah wanita, diriwayatkan dalam Shahih Muslim dari shahabat Abu Said Al Khudri radliyallahu 'anhu, beliau bersabda : “Hati-hatilah terhadap dunia dan hati-hatilah terhadap wanita karena sesungguhnya fitnah yang pertama kali menimpa Bani Israil adalah wanita.”

Keterangan ayat dan hadits diatas telah memberikan gambaran akan besarnya ujian yang dihadapi bagi kaum adam kepada persoalan wanita, kalau dilihat secara historis dua keterangan diatas ditujukan khusus kepada para sahabat yang juga tentunya merupakan peringatan bagi mereka akan fitnah ini, padahal mereka adalah manusia-manusia pilihan dan orang yang paling bersih hatinya diantara ummat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam. Dengan demikian kita dengan kadar keimanan yang jauh berbeda dengan para sahabat dan terlebih lagi diperhadapkan dengan zaman yang begitu banyak ujian termasuk fitnah wanita, tentu lebih perlu mawas diri, sebab sangat jarang yang bisa selamat dari fitnah ini kecuali orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah. Kebenaran akan wahyu ilahi itu telah diperlihatkan kepada kita semua akan bahaya fitnah wanita yaitu kasus yang menimpa ketua KPK Antasari Azhar dengan Nasruddin direktur Rajawali Banjaran yang menimbulkan dampak yang besar, nyawa yang melayang, karir yang hancur, nama baik yang menjadi luntur dan kepercayaan pun hilang.

Wanita dimata syariat memliki kedudukan yang sama dengan pria dan inilah bentuk keadilan syariat Allah Subhanahu wa Ta'ala:

1. Persamaan dalam hal penciptaan dengan laki-laki. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman : “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya dan dijadikan-Nya di antara kamu rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (QS. Ar Rum : 21)
2. Persamaan dalam mendapatkan pahala atas amal shalih. Allah berfirman : “Maka Rabb mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman) : “Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu baik laki-laki maupun perempuan (karena) sebagian kamu adalah turunan sebagian yang lain … .” (QS. Ali Imran : 195). Allah juga berfirman : “Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik … .” (QS. An Nahl : 97)
3. Hak untuk mendapatkan perlakuan dan pergaulan yang baik. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman : “Apabila kamu mentalak istri-istrimu lalu mereka mendekati akhir iddahnya maka rujukilah mereka dengan cara yang ma’ruf atau ceraikanlah mereka dengan cara yang ma’ruf pula. Janganlah kamu merujuki mereka untuk memberi kemudlaratan karena dengan demikian kamu menganiaya mereka … .” (QS. Al Baqarah : 231). Allah Subhanahu wa Ta'ala juga berfirman : “ … dan bergaullah dengan mereka secara patut … .” (QS. An Nisa’ : 19).

Sungguh pada setiap diri wanita berpotensi menimbulkan fitnah, Perlu ditegaskan bahawa fitnah wanita tidak mesti datang dari arah wanita itu saja, godaan nafsu lah yang mendorong bagi seorang laki-laki untuk mendekati wanita dan melakukan maksiat. Oleh karena itu, wanita bukanlah musuh yang perlu dijauhi, akan tetapi seorang laki-laki dan seorang wanita wajib bagi masing-masing untuk membentengi diri agar tidak terjatuh dalam kemaksiatan dengan jalan menjaga ketaqwaan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang dimaksud dengan taqwa disini adalah menjalankan semua perintah Allah yang sifatnya wajib dan menjauhi sekuat kemampuan kita terhadap semua yang diharamkanNya, dengan menjaga kataatan kepada Allah akan memberikan pengaruh yang kuat pada keimanan dan orang yang memiliki keimanan yang kuat, pasti tidak akan melakukan perbuatan yang tercela. Beberapa hal yang telah diajarkan oleh syariat yang mulia ini agar kita terselamatkan dari fitnah ini yaitu:

1. Adanya kewajiban bagi laki laki dan wanita untuk menahan pandangan mereka sebagaimana yang disebutkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala: “Katakanlah kepada laki-laki yang beriman agar mereka menjaga pandangannya” (QS 24:31) dan “Katakanlah kepada para wanita beriman agar mereka menjaga pandangannya” (QS 24:32). Diantara penyebab utama fitnah itu adalah mata sehinggah Allah menyuruh kita untuk tidak melihat kecuali hal-hal yang memang dibolehkan oleh Syariat.
2. Adanya larangan untuk berdua-duaan antara laki-laki dan wanita yang bukan mahram, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda : “Tidak boleh seorang laki-laki berkhalwat (menyendiri/berduaan) dengan seorang wanita kecuali dengan mahramnya.” (HR. Muttafaq ‘alaihi dari shahabat Ibnu Abbas Radliyallahu 'anhuma) dalam riwayat lain Nabi bersabda : " Tidak halal laki-laki dan wanita berdua-duan karena pihak ketiganya adalah syaitan.” Perbuatan zina tidaklah dimulai kecuali berdua-duan antara laki-laki dan wanita, dan tidak terjadi perzinahan kecuali ditempat yang sunyi lagi tertutup dari pandangan manusia.
3. Allah menetapkan beberapa syariat yang dikhususkan bagi wanita sebagai bentuk kemuliaan terhadapnya, yang mana ketika syariat itu dilanggar maka ialah yang merupakan penyebab munculnya fitnah bagi laki-laki diantaranya:

* Syariat melarang mereka bertabaruj, yaitu berhias di hadapan selain mahramnya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman : “ … dan janganlah kalian berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu … .” (QS. Al Ahzab : 33)
* Mereka dilarang berbicara dengan suara yang mendayu-dayu yang dapat mengundang fitnah. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman : “ … maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit di hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik.” (QS. Al Ahzab : 32)
* Mereka dilarang keluar rumah dengan memakai wangi-wangian. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda : “Wanita mana saja yang memakai wangi-wangian kemudian lewat di suatu kaum supaya mereka mendapatkan bau harumnya maka ia telah berzina.” (HR. Ahmad dari shahabat Abu Musa Al Asy’ari radliyallahu 'anhu)
* Syariat memerintahkan wanita untuk tinggal lebih banyak di rumahnya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman : “Dan hendaklah kalian tetap di rumah kalian … .” (QS. Al Ahzab : 33).

Sama sekali ini tidak berarti dzolim terhadap wanita, atau penjara, ataupun mengurangi kebebasannya. Allah lebih mengetahui kemaslahatan hamba-Nya. Sesungguhnya dengan tinggalnya para wanita di rumah-rumahnya maka ia dapat mengurusi urusan rumahnya, menunaikan hak-hak suaminya, mendidik anaknya, dan memperbanyak melakukan hal-hal baik lainnya, dan hukum asal keluar rumah bagi wanita adalah perkara yang dibolehkan bagi syariat kecuali jika didalamnya ada maksiat.

Allah telah menentukan bahwa ada perkara tertentu yang menarik perhatian di antara lelaki dan wanita. Dan untuk itu, Allah juga yang mengatur bentuk hubungan yang perlu dilakukan, agar di antara mereka tidak timbul perkara-perkara yang tidak diingini. Walaupun demikian, ramai juga manusia yang melanggar batasan tersebut sehingga mereka tertunduk malu kerana keterlanjuran yang mereka lakukan. Lelaki yang tidak mampu mengawal dirinya daripada daya tarik yang ada pada wanita, pasti mudah untuk melakukan perkara-perkara yang menjadi larangan Allah Subhanahu wa Ta'ala, akhirnya kita berdoa : “Wahai, Rabbku! Walaupun dosaku sangat besar, namun aku yakin bahwa ampunan-Mu lebih besar lagi, engkaulah yang menggenggam hati maka tetapkanlah hati ini diatas agamamu dan ketaatan kepadamu sucikanlah jiwa kami dari penguruh-penguruh akan keburukan fitnah wanita serta berikanlah kekuatan dan keistiqomahan dalam menjaga dan melaksana semua aturanmu." Wallahu waliyuttaufiq.


(copas dari sini)

Untaian Harapan untuk Ibuku

Ibu...
Aku terlahir dari rahimmu yang mulia
Dan tumbuh menjadi seorang gadis seperti yang engkau lihat sekarang ini
Izinkan aku menyampaikan terima kasihku padamu
Untuk semua cinta yang tercurah padaku
Untuk segala kasih yang terlimpah bagiku
Untuk waktu yang tersisa dalam mendidikku


Ibu...
Kusadari, betapa banyak goresan luka hatimu karenaku
Betapa banyak derita menimpamu ketika membesarkanku
Namun aku.... anakmu
Masih terus menggores luka itu dengan kata-kata pahit
Aku...
Masih saja membuatmu menangis dengan tingkahku yang kasar dan angkuh
Masih memberimu luka, sebab banyak inginmu yang tak kuturuti
Masih.... dan masih saja
Menumpuk beban di usiamu yang tak lagi muda

Ibu...
Dalam dekapan lembutmu
Aku menemukan kasih sayang
Dalam teduhnya senyumanmu
Aku menemukan kesejukan
Dalam hangatnya dekapanmu
Indahnya dunia mampu kurasakan
Dengan cintamu, hatimu yang galau menjadi tenang
Risauku terobati dengan perhatianmu

Ibu...
Tak pernah engkau keluhkan lelah dan payahmu
Sejak mengandungku, engkau telah menderita
Namun engkau senantiasa bersabar
Selalu menjaga kesehatanmu demi pertumbuhanku
Engkau berjuang mempertaruhkan nyawa
Merasakan sakit yang begitu sangat demi aku
Merasakan lelah yang tak terperih
Agar aku dapat hadir menyapa dunia

Aku tahu, kini saat kudewasa
Apa yang kau lihat pada diriku,
mungkin tak sesuai di matamu
Pakaianku, kain penutup wajahku, penampilanku, sikap dan tingkah laku-ku yang
berbeda dengan wanita pada umumnya
Dan hal itu sering membuatmu sakit dan kecewa

Ibu...
Tahukah engkau bahwa aku teramat ingin
membalas jasa yang engkau ukir dalam hidupku
Meski tak ada materi yang dapat membalas pengorbananmu
Tak ada kata-kata yang mampu mewakili rasa terima kasihku untukmu
Tak ada pena yang dapat menulis syair seindah kasih sayangmu
Tak ada ibu...
Tak ada

Tapi, dengan segala kelemahan dan keterbatasanku
Aku ingin mempersembahkan sebuah kebahagiaan untukmu
Aku ingin memberikan semua hal terindah bagimu
Aku ingin memberimu balasan terbaik yang mampu kulakukan
Meski mungkin tak kau pahami
Tapi... ibu... sungguh, aku hanya ingin memberimu sebuah rumah di surga
yang kekal tanpa keletihan dan kesedihan di dalamnya

Ibu...
Ketika aku ingin meraih surga
Ternyata jalannya begitu sukar dan berliku
Sering aku merasa lelah dan tak berdaya
Lalu aku berhenti sejenak dan berfikir
Haruskah kuhentikan perjalanan ini?
Haruskah aku berhenti meraih syurga yang kekal
berpaling darinya demi dunia yang fana,
Atau... haruskah aku berhenti untuk esok yang mungkin tak lagi kutemui?
Karena aku tak pernah tau, kapan, dimana dan bagaimana hidupku berakhir

Ibu...
Kurasakan jalan menuju syurga itu begitu berat
Hingga kaki-ku tak mampu melangkah sendiri
Aku membutuhkanmu ibu
Tuk memberiku semangat ketika asaku putus
Tuk memberi nasehat ketika aku salah
Memberiku sudut pelarian tatkala semua orang tak menerimaku
Karena aku tahu
Pelukanmu tak pernah tertutup untuk aku anakmu...

Ibu...
Ingatkah engkau di kala tangisku membangunkanmu di tengah malam-malammu
Diantara mimpi indah tentang aku yang tumbuh menjadi anak yang berbakti
Dari wajahmu, terlukis harapmu pada aku...anakmu
Doamulah yang dapat menjadikanku anak yang sholehah
Ibu...
Bantu aku menjadi sholehah seperti Fathimah, putri Rasulullah
Izinkan aku menjadi anak yang beruntung karena do'amu yang terkabul...untukkku

Ibu...
Terlalu lama kutinggalkan dirimu untuk menuntut ilmu
Belum habis rindumu padaku
Kini, aku harus meninggalkanmu
Mungkin, selama ini engkat bertanya-tanya
Apa yang dilakukan anakku di luar sana
Sibuk dari pagi hingga senja
Ketahuilah ibuku sayang...
Sesungguhnya aku tengah menempuh perjalanan ke syurga
Perjalanan ini kulewati agar kita bersama di JannahNya

Ibu...
Aku tinggalkan dirimu bukan karena tak sayang
Aku pergi merantau bukan karena tak ingin dekat denganmu
Tetapi ibu...
Ku ingin menggapai ridho Ilahi
Beserta ridhomu di jalan ini
Yang dengannya hakikat hidup kudapatkan

Di sini, di jalan dakwah ini, ku semai cintaku padamu
Hingga ia akan berbuah surga untukmu
Dan akan ingin terus berada di dalamnya
berjuang... hingga akhirnya Allah memanggil untuk hari tanpa akhir

Aku membutuhkanmu ibu...
Aku membutuhkanmu ibu...
Membutuhkan dukunganmu

Ibu...
Izinkan aku mengajakmu ke Istana Surga milikNya

Ibu...
Mari bersama menggapai surgaNya




*dibacakan dalam kegiatan "Silaturrahim Akbar Orang Tua Muslimah, Ahad 8 Juli 2007"

Kamis, 07 Mei 2009

KURMA

Pernah liat kurma kan? Rasanya manis, berwarna coklat kehitam-hitaman dan makanan khas dari Arab. Tapi, kali ini, sy tidak ingin membahas makanan itu, karena kurma yang ini adalah sesuatu yang jauh lebih manis dari kurma yang sebenarnya.

Dari Anas bin Malik radhiyallohu ‘anhu bahwa Rasululloh shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “jika kalian melewati taman-taman surga maka singgahlah dengan senang.” Para sahabat bertanya, “Apakah taman-taman surga itu?” Beliau menjawab, “Halaqoh-halaqoh dzikir.” (HR. at-Tirmidzi dan lain-lain)

Syaikh Salim bin Ied al-Hilaly berkata, “Majelis-majelis dzikir adalah majelis-majelis ilmu yang diadakan di rumah-rumah Alloh untuk belajar, mengajar dan mencari pemahaman tentang agama.” Beliau juga berkata, “Majelis dzikir yang dicintai oleh Alloh adalah majelis-majelis ilmu, bersama-sama mempelajari al-Quran dan as-Sunnah dan mencari pemahaman tentang hal itu.

Nah, apa hubungannya dengan KURMA?
Kurma adalah Kegiatan Ukhuwah Remaja Muslimah, salah satu majelis ilmu yang insya Allah akan diadakan tgl. 9-10 Mei 2009 besok. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang diadakan oleh akhawat kelas VIII SMP Islam Terpadu Wahdah Islamiyah , remaja-remaja Islam masa kini yang memiliki kepedulian terhadap remaja-remaja di sekitarnya.

Karena kegiatan ini diselenggarakan oleh remaja-remaja muslimah, maka pesertanya pun dibatasi mulai dari kelas 6 SD-kelas 3 SMP.
Bagi para pembaca yang tertarik untuk mengikutkan diri, saudara, keluarga, kenalan ataupun muridnya dalam "Kurma", silakan menghubungi kami.

"Fastabiqul Khoirot, Mari Berlomba dalam Kebaikan"

Rabu, 06 Mei 2009

Sepenggal Episode Ukhuwah

Kami tak tahu harus memulainya dari mana
Dan kami pun tak tahu harus mengakhirinya dengan apa
Tapi kami hanya tahu
Bahwa kita adalah orang yang beruntung
Persaudaraan kita karena Allah
Bertemunya ataupun berpisahnya kita
Adalah karena Allah

Seluruh episode tarbiyah
Seolah tak cukup untuk mengukur lamanya kita bersama
Karena dia begitu indah
Lautan ilmu bersama kita sebrangi
Jauhnya hutan Bengo ditapaki
Asyiknya 2 episode ikan bakar dan sejuknya es buah melon
sampai pegalnya adegan “belajar renang” di Harber
Ataupun kecutnya rasa “juice blender murabbiyah”

Kami tak dapat memberi apa-apa
Tuk menggantikan hangatnya lembaran-lembaran bimbingan
Tuk membalas doa-doanya yang terpanjatkan
Tuk menukar tiap detik terkurasnya pikiran dan tenaga
Hanya dengan harapan
Anak-anaknya mau bermujahadah meraih surga
Untuk dirinya dan untuk ummat

Kalau Raja di India memberikan Taj Mahal
Sebagai pertanda cintanya kepada Sang Istri
Kami pun tentu ingin demikian pada Sang Murabbiyah
Namun 1, 2, ataupun 1000 Taj Mahal
Takkan sangup membalas cintanya
Hanya doa kepada Allah satu-satunya modal kami
Agar Allah kelak memberi karamah istiqamah
Kepada tiap-tiap jiwa yang berukhuwah ini
Menjadikan Qur’an dan Sunnah sebagai pedoman
Di manapun kita berada

Dan
Semoga Allah selalu memudahkan urusan kita
Dan mewujudkan impian yang kita cita-citakan bersama
Hanya Allah yang mampu membalas segala kebaikan

BUNDA KAMI TERSAYANG
Semoga di saat kita berpisah
Di sanalah Allah mengabulkan semua do’a
Di Tanah Haram Kelahiran Sang Nabi dan Para Mujahid
Amiin...Ya Allah....

With Love

Al ‘Abidaat 1




Dedicated to "ibunda" kami, barakallahu fiik....
"Kami akan selalu merindukanmu"

Jumat, 01 Mei 2009

Tazkiyatun Nafs 1

Tazkiyatunnafs adalah upaya mensucikan diri kita berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah. Mengapa harus berdasarkan al-Qur'an dan As-Sunnah? Karena... apapun tujuan yang kita inginkan dalam Islam, harus sesuai syari'at, tidak boleh bertentangan dengan kduanya, karena sebaik-baik tujuan kita, tapi kalau ia tidak sesuai dengan syariat, maka amalan tersebut akan tertolak. Termasuk dalam mensucikan diri kita.

Apa urgensi Tazkiyatunnafs?
1. Tazkiyatunnafs (menyucikan diri) adalah ajakan seluruh Nabi dan Rasul. (lihat QS 26 : 105). Misi diutusnya Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam adalah mengajak kaumnya bertaqwa. Taqwa adalah intisari pensucian jiwa. Karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengatakan "At-Taqwa haa hunaa [taqwa itu letaknya disini, sambil menunjuk dada/hatinya]". Taqwa adalah intisari dari jiwa yang bersih. Hanya orang yang bersih jiwanya yang percaya pada Allah. Hanya orang yang bersih jiwanya yang yakin dengan janji-janji Allah, dan berprasangka baik pada Allah.

Pasca Pemilu ini, mungkin ada caleg yang berprasangka buruk pada Allah, karena katanya sudah berusaha [dengan sholat lail+berdo'a, dll.], tapi tidak menang, sehingga dia mengatakan "sy sudah berusaha dan berdo'a, tapi kenapa bisa begini?". Memang, berusaha dan berdo'a adalah suatu usaha, tapi ada yang kurang, yaitu tawakkal, karena disinilah [tawakkal] berpadu khauf dan raja'. Tawakkal itu adalah kesiapan menerima takdir Allah, karena tidak mutlak do'a + usaha = sukses.

Orang yang berdo'a itu tidak ada yang sia-sia. Syarat diterimanya doa adalah beriman dan menjauhi hal-hal yang dilarang oleh Allah. Kemungkinan do'a itu ada yang diterima, ditunda/disimpan di akhirat, dan sebagai penolak bala'. Do'a itu bisa merubah takdir. So, jangan pernah bosan dan berhenti untuk berdo'a.

Salah satu rukun/pilar diantara pilar diutusnya Nabi. [QS. 62 : 2, 3 : 164].
Bagaimana misi Rasul yang diutus? Dari QS. 3 dan 62 di atas, misi Rasul diutus adalah membacakan kepada mereka [kaum manusia] ayat-ayat, menyucikan jiwa mereka, dan mengajarkan kitab dan hikmah, dan adalah mereka sebelum diutusnya Nabi, berada dalam kesesatan yang nyata. [Dalil : QS. 2 : 151, 2:128-129]

2. Tazkiyatunnafs adalah prinsip perbaikan fisik. Jadi, fisik tidak akan baik jika jiwa kita tidak baik. Rasulullah mengatakan [yang intinya] "Sesungguhnya Allah tidak menilai dari kalian bentuk rupa kalian, dan juga bukan pada fisik-fisik kalian, tapi yang dinilai Allah adalah hati kamu dan amal-amal kamu."
Jadi, jangan sampai waktu, harta dan tenaga kita terporsir lebih banyak untuk perbaikan fisik kita daripada hati. Tapi, bukannya perbaikan fisik itu tidak penting -apalagi untuk wanita [yg sdh nikah]-, tapi, perbaikan hati harus lebih didahulukan daripada fisik. Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya dalam tubuh kalian ada segumpal daging, jika ia baik, maka baik pula seluruhnya..."

Abu Hurairah mengatakan "Hati adalah rajanya anggota tubuh, dan anggota tubuh adalah prajurit-prajuritnya. Kalau rajanya baik, maka biasanya baik pula prajuritnya, dan sebaliknya".
Intinya: hati adalah raja. Anggota tubuh hanya ikut perintah dari hati.

Bahkan, Syeikh Utsaimin mengatakan "tidak ada amalan yang tidak dimulai dari niat, bahkan kalau ada perintah Allah yang tidak diawali dengan niat, maka qt akan kewalahan." Sedangkan niat itu tempatnya di hati, jadi kalau hati baik, maka semua anggota tubuh akan baik, termasuk niat.

Di dalam surah Al-Falaq, terdiri dari perlindungan terhadap 4 kejahatan, sedangkan dalam surah An-Nas, hanya perlindungan terhadap 1 kejahatan. Namun, menurut ulama mufassirin, 1 kejahatan yang tercantum dalam surah An-Nas [yaitu : al-khonnas] lebih berbahaya dari 4 kejahatan dalam surah al-falaq. Karena dalam QS. An-Nas, syetan ingin menguasai rajanya anggota tubuh yaitu hati.

-bersambung, insya Allah-


sumber: catatan ta'lim 07/04/09, yang dibawakan oleh Ust. Ir. Muh. Qosim Saguni, @ Masjid Ar-Rahmah Tabaria

Kamis, 30 April 2009

Daurah SKS-nya KKI Al-'Abidat 1

Alhamdulillah, tanggal 18-19 April 2009 yang lalu, KKI Al-'Abidat 1 telah mengadakan daurah SKS (Satu Kader Satu) yang bernama "Abidat" (Ayo Belajar Islam untuk Dunia Akhirat). Kegiatan yang bertema "Tamasya ke Taman Syurga" ini diadakan di sekretariat FMUI (BTN Tabaria) Makassar.

Menurut ketua panitia yang juga anggota dari KKI Al-'Abidat 1, kegiatan yang terlaksana sabtu-ahad yang lalu dihadiri oleh 22 peserta yang berasal dari beberapa kampus dan sekolah, dimana hari pertama dihadiri oleh 12 orang dan hari kedua 16 orang. Abidat ini pada akhirnya menghasilkan 3 halaqah yang diatur berdasarkan lokasi peserta dan dibina langsung oleh anggota-anggota KKI Al-'Abidat ini.

Semoga 22 orang yang telah terjaring dalam "Abidat" mampu bertahan/istiqomah dalam proses pembinaan yang biasa disebut tarbiyah. Aamiiin...

Senin, 13 April 2009

Spirit

Hari terus berlalu. Detik menyulam menit, dan menit senantiasa berganti, tak pernah berhenti untuk menunggu. Saat-saat yang telah terlewat tak akan pernah terulang lagi. Kita hanya dapat menengoknya dari tempat kita berdiri. Seberapapun indahnya masa yang telah berlalu. Dan seberapapun salahnya kita melangkah dulu. Segalanya akan tetap berjalan terus. Tak akan menunggu, apalagi terulang.

Karenanyalah kita harus melakukan yang terbaik saat ini. Sebab yang kita punya sebenarnya adalah hari ini. Bukan masa lalu yang telah terlewat. Bukan pula masa depan yang belum tentu datangnya.
Kadang kala kita merasa lelah dengan segala hal yang ada. Tak jarang pula kita seolah ingin keluar dari semua kenyataan yang menimpa. Tapi pada akhirnya semuanya harus tetap bisa kita hadapi, seberapa kuat apapun kita ingin menghindari. Pilihannya hanya dua, menghadapinya dengan kondisi paling optimal, atau, menghadapinya dengan persiapan setengah matang yang pada akhirnya akan berbanding lurus dengan hasilnya.
Karena itulah kita membutuhkan semangat. Kapan saja dan dimana saja. Semangat itulah yang akan membangun jiwa dan membuat kita bisa lewati apapun juga. Jangan menunggu semangat itu datang dari orang lain. Jangan menuntut siapapun untuk memberikannya pada diri ini. Sebab orang lain tidak pernah benar-benar tahu kapan kita membutuhkannya. Sebab yang paling mengetahui kondisi diri adalah diri ini sendiri. Maka semangatilah diri ini oleh dirimu sendiri!
Jalan terjal masih menunggu untuk ditanjak. Berbagai soal masih menanti untuk diselesaikan. Kadang kala kita memang harus terjatuh, namun itu adalha moment agar kita dapat belajar bangkit dan berdiri lebih tegak. Tak jarang beban berat datang untuk dipikul, tak bisa kita menolak, tapi bisa kita siapkan punggung yang lebih kuat untuk membawanya. Sering kita harus menangis dan bersedih, tapi mungkin itu semua agar kita bisa lebih bersiap untuk keadaan macam apapun, dan agar kita bisa lebih bersyukur atas apa yang kadang terlalu cepat kita lewatkan tanpa kita maknakan, sebab kita terlalu cepat menggeser langkah. Semangat itu ada dalam jiwa. Ia akan terus disana selama kita terus menjaganya dan memupuknya. Dan hari pun terus berlalu, detik menyulam menit, dan menit senantiasa berganti, dan semangat itupun tetap ada disini.

sumber: majalah alfirdaus ed.1/th. 2009

Senin, 23 Maret 2009

Renungan

For everyone
Renungan neh kak........

Doa yang ketika aku masih gadis:
"Ya Allah beri aku calon suami yang baik, yang sholeh. Beri aku suami
Yang dapat kujadikan imam dalam keluargaku."

Doa yang kupanjatkan ketika selesai menikah:
"Ya Allah beri aku anak yang sholeh Dan sholehah, agar mereka dapat
Mendoakanku ketika nanti aku mati Dan menjadi salah satu amalanku
Yang tidak pernah putus."

Doa yang kupanjatkan ketika anak-anakku lahir:
"Ya Allah beri aku kesempatan menyekolahkan mereka di sekolah Islami
Yang baik meskipun Mahal, beri aku rizki untuk itu ya Allah...."

Doa yang kupanjatkan ketika anak2ku sudah mulai sekolah:
"Ya Allah..... Jadikan dia murid yang baik sehingga dia dapat bermoral
Islami, agar dia bisa khatam Al Quran pada usia muda."

Doa yang kupanjatkan ketika anak2ku sudah beranjak remaja:
"Ya Allah jadikan anakku bukan pengikut arus modernisasi yg
Mengkhawatirkanku.
Ya Allah aku tidak ingin IA mengumbar auratnya, karena dia ibarat buah
yang sedang ranum."

Doa yang kupanjatkan ketika anak2ku menjadi dewasa:
"Ya Allah entengkan jodohnya, berilah jodoh yang sholeh pada mereka,
Yang bibit, bebet, bobotnya baik Dan sesuai setara dengan keluarga
Kami."

Doa yang kupanjatkan ketika anakku menikah:
"Ya Allah jangan kau putuskan tali ibu & anak ini, aku takut kehilangan
Perhatiannya Dan takut kehilangan dia karena dia akan ikut suaminya."
Doa yang kupanjatkan ketika anakku akan melahirkan:
"Ya Allah mudah-mudahan cucuku lahir dengan selamat. Aku inginkan nama
Pemberianku pada cucuku, karena aku ingin memanjangkan teritoria
Wibawaku sebagai ibu dari ibunya cucuku."

Ketika kupanjatkan DOA-DOA itu, aku membayangkan Allah tersenyum
Dan berkata..... .
"Engkau ingin suami yang baik Dan sholeh sudahkah engkau sendiri baik
Dan sholehah?
Engkau ingin suamimu jadi imam, akankah engkau jadi makmum yang baik?"
"Engkau ingin anak yang sholehah, sudahkah itu Ada padamu Dan pada
Suamimu. Jangan egois begitu...... .. Masak engkau ingin anak yang
Sholehah
Hanya karena engkau ingin mereka mendoakanmu. ...tentu mereka menjadi
Sholehah utama karena-Ku, karena aturan yang mereka ikuti haruslah
Aturan-Ku."
"Engkau ingin menyekolahkan anakmu di sekolah Islam, karena apa?......
Prestige? ........ Atau....mode? ....atau engkau tidak mau direpotkan
Dengan mendidik Islam padanya? Engkau juga harus belajar, engkau juga
Harus bermoral Islami, engkau juga harus membaca Al Quran Dan berusaha
Mengkhatamkannya. "
"Bagaimana engkau dapat menahan anakmu tidak menebarkan pesonanya
Dengan
Mengumbar aurat, kalau engkau sebagai ibunya jengah untuk menutup
Aurat?
Sementara engkau tahu Aku wajibkan itu untuk keselamatan Dan kehormatan
Umat-Ku."
"Engkau bicara bibit, bebet, bobot untuk calon menantumu, seolah engkau
Tidak percaya ayat 3 & 26 surat An Nuur dalam Al Quran-Ku. Percayalah
Kalau anakmu adalah anak yang sholihah maka yang sepadanlah yang dia
Akan dapatkan."
"Engkau hanya mengandung, melahirkan Dan menyusui anakmu. Aku yang
Memiliki dia saja, Aku bebaskan dia dengan kehendaknya. Aku tetap
Mencintainya, meskipun dia berpaling dari-Ku, bahkan ketika dia
Melupakan-Ku. Aku tetap mencintainya. .. "
"Anakmu adalah amanahmu, cucumu adalah amanah dari anakmu, berilah
Kebebasan untuk melepaskan busur anak panahnya sendiri yang menjadi
Amanahnya."

Lantas...... Aku malu....... Dengan imajinasi do'a-Ku sendiri....
Aku malu akan tuntutanku kepada-NYA.. .....
Maafkan aku ya Allah......

Assalamu'alaikum. . ...
Pernahkah Anda bayangkan bila pada saat Kita berdoa, Kita mendengar
Ini:
"Terima kasih, Anda telah menghubungi Baitullah".
"Tekan 1 untuk 'meminta'.
Tekan 2 untuk 'mengucap syukur'.
Tekan 3 untuk 'mengeluh'.
Tekan 4 untuk 'permintaan lainnya'."

Atau....
Bagaimana jika Malaikat memohon maaf seperti ini:
"Saat ini semua malaikat sedang membantu pelanggan lain.
Tetaplah sabar menunggu. Panggilan Anda akan dijawab berdasarkan
Urutannya."
Atau, bisakah Anda bayangkan bila pada saat berdoa, Anda mendapat
Respons seperti
Ini:
"Jika Anda ingin berbicara dengan Malaikat,
Tekan 1. Dengan Malaikat Mikail,
Tekan 2. Dengan malaikat lainnya,
Tekan 3. Jika Anda ingin mendengar sari tilawah saat Anda menunggu,
Tekan 4. "Untuk jawaban pertanyaan tentang hakekat surga & neraka,
Silahkan
Tunggu sampai Anda tiba di sini!!"
Atau bisa juga Anda mendengar ini :
"Komputer kami menunjukkan bahwa Anda telah satu kali menelpon Hari
Ini. Silakan
Mencoba kembali esok Hari."

Atau...
"Kantor ini ditutup pada akhir minggu. Silakan menelpon kembali Hari
Senin
Setelah pukul 9 pagi."
Alhamdulillah. .... Allah SWT mengasihi Kita, Anda dapat menelpon-Nya
Setiap
Saat!!!
Anda hanya perlu untuk memanggilnya kapan saja dan Dia mendengar Anda.
Karena bila memanggil Allah, Anda tidak akan pernah mendapat nada sibuk.
Allah menerima setiap panggilan dan mengetahui siapa pemanggilnya
secara pribadi.

Ketika Anda memanggil-Nya, gunakan nomor utama ini: 24434
2 : shalat Subuh
4 : shalat Zuhur
4 : shalat Ashar
3 : shalat Maghrib
4 : shalat Isya

Atau untuk lebih lengkapnya dan lebih banyak kemashlahatannya, gunakan
nomor ini : 28443483
2 : shalat Subuh
8 : Shalat Dhuha
4 : shalat Zuhur
4 : shalat Ashar
3 : shalat Maghrib
4 : shalat Isya
8 : Shalat Lail (tahajjud atau lainnya)
3 : Shalat Witir

Info selengkapnya ada di Buku Telepon berjudul "Al Qur'anul Karim &
Hadist Rasul"

Langsung hubungi, tanpa Operator tanpa Perantara, tanpa dipungut biaya.
Nomor 24434 dan 28443483 ini memiliki jumlah saluran hunting yang tak
terbatas dan seluruhnya buka 24 jam sehari 7 hari seminggu 365 hari setahun !!!
Sebarkan informasi ini kepada orang-orang di sekeliling kita. Mana
tahu mungkin mereka sedang membutuhkannya Sabda Rasulullah S.A.W :
"Barang siapa hafal tujuh kalimat, ia terpandang mulia di sisi Allah
dan Malaikat serta diampuni dosa-dosanya walau sebanyak buih laut"
7 Kalimah ALLAH:
1. Mengucap "Bismillah" pada tiap-tiap hendak melakukan sesuatu.
2. Mengucap " Alhamdulillah" pada tiap-tiap selesai melakukan sesuatu.
3. Mengucap "Astaghfirullah" jika lidah terselip perkataan yang tidak patut..
4. Mengucap " Insya-Allah" jika merencanakan berbuat sesuatu di hari esok.
5. Mengucap "La haula wala kuwwata illa billah" jika menghadapi sesuatu tak disukai dan tak diingini.
6. M engucap "inna lillahi wa inna ilaihi rajiun" jika menghadapi dan menerima musibah.
7. Mengucap "La ilaha illa Allah Muhammad Rasulullah " sepanjang siang dan malam
sehingga tak terpisah dari lidahnya...

Dari tafsir Hanafi,
mudah-mudahan ingat, walau lambat-lambat. ....
mudah-mudahan selalu, walau sambil lalu... mudah-mudahan jadi bisa, karena sudah biasa.

Sekarang anda mempunyai 2 pilihan :
1. Biarkan E-mail ini tetap dalam mailbox anda.
2. Forward E-mail ini ke sejumlah orang yang anda kenal dan Insya-Allah
ridha Allah akan dianugerahkan kepada setiap orang yang Anda kirim.
--
wassalamu'alaykum warahmatullahi wabarhokatuh.
ahmad Irfan

http://alsinji.co.cc/


(copas dari buletin board (bulbo)-nya megalotus)

Renungan Seorang Mujahid(ah)

Saat hati merenung, mencoba membaca alam
Saat tubuh beristirahat, sejenak menatap diri
Duhai kisanak, gerangan apa yang kau cari di bumi yang tak terukur ini

Langit mana yang kan tega tak menaungi
Bumi mana yang tak berperasaan menolak pijakan kaki
Gunung mana yang tak ridho menjadi tameng
Laut mana yang surut tak memberi haluan
Ketika Singa Pemilik Alam berteriak dan berlari mengejar musuh
Memangsa setiap yang berbisa
Ketika sang Prajurit menghentak bumi menghembuskan debu perjuangan
Melindungi dunia dari durjana


Wahai yang memiliki jiwa
Wahai yang memiliki hati
Wahai yang memiliki akal
Wahai yang memiliki darah
Masih sadarkah engkau tentang apa yang kau miliki ?
Masih ingatkah engkau saat ketika jiwamu tersesat dalam gelapnya dunia
Lalu datanglah seberkas cahaya kasih sayang memberimu kehangatan
Masih ingatkah engkau saat hatimu dielus, saat akalmu dididik, saat darahmu dipancarkan ?
Tidakkah disaat itu dunia serasa tak punya harga dimatamu
Tidakkah disaat itu keinginanmu tuk mencium syurga mengebu-gebu ?


Berkacalah !
Tanyakan pada jiwamu
Bingkisan apa yang telah kau persembahkan
Sebagai tebusan
Dari permata zamrud yang telah kau dapatkan
Anugrah terindah sepanjang umurmu


Berkacalah !
Tanyakan pada nuranimu
Masihkah pantas engkau mengelak
Atau pura-pura bodoh
Tentang janji yang pernah kau lafazkan
Bahwa……

Hidupku hanya untuk Islam
Ketundukanku teramat mahal kecuali hanya pada dzat yang Maha Perkasa
Dzat yang hanya pantas padaNya pula aku berkeluh kesah
Seluruh jasad dan ruh kugadaikan demi sebuah keizzahan, harga yang sangat mahal
Seluruh umurku kupersembahkan demi menebas kekafiran, membunuh kemungkaran
Menebar aroma kasih sayang


Nafasku…..
Adalah nafas seorang mujahid(ah)
Tidurku…..
Adalah tidur seorang musafir
Lisanku…..
Adalah lisan seorang rahib
Anganku…..
Adalah angan seorang panglima
Impianku…..
Adalah impian seorang perindu Firdaus
Dan Kematianku…..
Adalah kematian seorang syuhada


Maka, Renungkanlah dan Berkacalah !!!





(copas dari blog fs-nya kak wina *syukron kak...)

Kilas Balik "The Spirit of Teenagers"

Muslimah Competition dan Seminar Muslimah, rangkaian acara the Spirit of Teenagers, telah terlaksana sepekan yang lalu. Banyak kenangan, pengalaman, suka maupun duka yang kami alami selama proses persiapan hingga acara itu betul-betul terlaksana, namun semuanya belum dapat tertuang lewat kata, setidaknya untuk saat ini.
Hanya ini yang mampu kupersembahkan untukmu, wahai remaja muslimah....


"Sepenggal surat untuk Saudari2ku Fillah"

Bismillahirrahmanirrahiim
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh..

Tulisan ini bermula dari rasa gembiraku ketika seorang yang biasa
kupanggil adik mulai bersemangat memakai kaus kaki untuk menutupi
aurat, sebagaimana halnya rasa gembira ketika dulu dia bercerita
tentang jilbab yang tebal dan juga tentang rok.

“Mmm… yang dulu suka panjat tali sekarang mulai suka sama rok…”
Yang dulu akrab dengan aksesoris rocker sekarang senang ikut pengajian...”
Semoga niatan ini bukan api yang membara di awal lalu kemudian
padam. Semoga dengan tekad yang kuat dan kesungguhan, Allah memudahkan
untuk istiqomah dan terus memperbaiki diri

Saudariku, aku memohon maaf karena telah lalai dan lama tak berkabar padamu. Bukan apa - apa, sebab aku sendiripun bingung dengan keadaanku sendiri. Tak cuma soal yg kuhadapi dan tempo hari pernah kuceritakan. Tapi ada persoalan baru yg entah mengapa serasa menguras isi pikiranku. Sepertinya masalah itu selalu saja dekat dengan sisi hidupku.tapi aku tak ingin berdebat tentang ini. Aku hanya terpesona melihatmu sekarang, pada gerak dan perubahanmu Sungguh nikmat yang besar, Allah telah menjadikan kita bersaudara di atas ikatan iman.Semoga Allah menjadikan kita sebagai saudara yang saling menyayangi di atas ikatan tersebut.
Saudara yang menghendaki kebaikan satu sama lainnya.
Saudara yang tidak menginginkan ada keburukan pada satu sama lainnya.

Bersama rasa cintaku aku membuat tulisan ini…
Semoga Allah mendatangkan manfaat, menjadikannya bekal untuk dunia dan simpanan untuk akhirat.

Saudariku,
Allah Subhanahu wa Ta’ala,
Robb yang telah menciptakan kita dari setetes mani,
Robb yang juga telah menciptakan ibu kita, bapak kita, dan orang-orang yang kita sayangi,
Robb yang telah memberi rizki pada kita sampai kita sebesar ini,
Robb yang telah memberi hidayah Islam -sebuah nikmat yang sangat besar yang tidak ada nikmat yang lebih besar dari nikmat ini-
Robb yang telah menjanjikan surga bagi hamba-Nya yang taat,
Robb yang juga telah mengancam dengan neraka bagi yang enggan untuk taat,
Robb yang janji-Nya haq, yang tidak pernah menyalahi janji.
Saudariku,
Masih akrab dulu kau pernah cerita padaku tentang teman-temanmu.
Beberapa diantaranya sangat “memperhatikan”penampilannya.
Mulai dari merk baju yang berkelas, model yang up to date,
Bahkan diantaranya sangat akarab dengan baju yang sempit dan serba pendek,
celana yang juga serba pas-pasan,
rambut direbounding,
alis yang “dirapikan”,
lipstik tipis warna pink,
minyak wangi yang mmmm…
Dan kaupun ingin seperti mereka !

Saudariku,
Apa yang mereka dapat dari semua ini?
“cantik”?
“aduhai”?
“modis”?
“gaul”?
“tidak ketinggalan jaman”?
atau mungkin sekedar untuk bisa percaya diri ketika keluar rumah dan berhadapan dengan orang-orang?
Memang banyak yang akan melihat “WAH” pada wanita yang berpenampilan
seperti ini sehingga menyebabkan beberapa di antara kita tertipu dan
bahkan berlomba untuk menjadi yang “terhebat” dalam masalah ini.

Tetapi saudariku,
Saya ingin mengajak kita untuk menjadi seorang muslimah yang sejati!
Tidak perlu kita tiru mereka yang berbangga diri dengan apa yang mereka pamerkan dari tubuh dan kecantikan mereka.
Tidak perlu kita tiru mereka yang berbangga diri dengan merk yang ada pada baju-baju mereka.
Sungguh! Kain sepuluh ribu per meter dari Pasar sentral lebih mulia jika kita memakainya dalam rangka ketaatan pada Allah,
Robb yang telah menciptakan kita,
Robb yang telah mensyariatkan jilbab untuk kita.

Duhai…
Pakaian mana yang lebih mulia dari pakaian ketaqwaan?
Adalah nikmat yang besar ketika kita masuk Islam.
Seseorang dinilai bukan lagi dari tulisan (baca: merk) apa yang
tertempel di bajunya, atau dari seberapa mancung hidungnya, seberapa
cantik wajahnya, seberapa elok parasnya, seberapa anggun bersoleknya.
Tapi seseorang dinilai dari apa yang ada dalam hatinya, apa yang diucap oleh lisannya, dan apa yang diperbuat oleh badannya.
Tapi seorang itu mulia karena apa yang diyakininya dalam ucapan, perbuatan dan yang ada didalam hatinya.

Ya!.ingatlah kembali bagaimana kesetiaan para sahabat dan sahabiyah nabi kepada Allah. Meski dengan ujian yang begitu berat mereka tidak sedikit tertipu dengan Indahnya bujukan dunia.
Aku pernah menceritakan kisah Sumayyah kepadamu kan ?
yang gugur sebagai syuhada pertama dalam sejarah Islam.
Juga , saudara-saudara seperjuangan Sumayyah, terutama Bilal bin Rabah yang disiksa oleh Quraisy tanpa henti menghantam punggung telanjang Bilal dengan cambuk ?
Sebenarnya aku tak ingin banyak mendiktemu dengan nasehat – nasehat ini.
Tapi sebagai saudarimu aku tentu tak ingin kau ” jatuh ”.
Islam adalah agama yang sangat mulia. Oleh karena itu, sebagai seorang yang masih mengaku " Radlitu billahi Robba Wabil islaami diina wabim muhammadin nabiyyaw warosuula" aku rela Allah Tuhanku, islam agamaku, Muhammad nabi dan rasulku,. Mari kita jadikan ajaran Islam sebagai barometer kehidupan.kita
Maaf kalau kakakmu ini berlebihan
Tapi Sesungguhnya Islam telah datang untuk segenap makhlukNya, termasuk pula padamu dan padaku.
Ia memanggil-manggil kita dengan sejuta makna dan cahaya di penghujungnya
Cahaya yang akan menghantarkan kita di syurga
Dan memuliakan kita di dunia
Percayalah !


*Ya.... percayalah...
Let's To Be Honourable with Islam, Mari Meraih Kemuliaan dengan Islam*



(dibacakan di Seminar Muslimah "The Spirit of Teenagers")

Rabu, 04 Maret 2009

The Spirit of Teenagers




The Spirit Of Teenagers, Semarak Putih Abu-Abu

Kegiatan ini terdiri atas 2 rangkaian:

1. Muslimah Competition
Waktu : Ahad, 8 Maret 2009, pukul 08.00-selesai
Tempat: SMA Negeri 1 Makassar

2. Seminar Muslimah
Waktu : Ahad, 15 Maret 2009, pukul 08.00-12.00
Tempat: LAN Antang Makassar
Materi: 1. Muslimah di Tengah Tantangan Zaman
2. Let’s to be Honorable with Islam

Acara ini khusus buat "kalian" yg masih berseragam putih abu-abu
Buruan cari tiketnya di sekolah kalian....
Jangan sampai ketinggalan ya!


Organized by : FUM Makassar





"The Spirit of Teenagers, Semarak Putih Abu-abu"
Awal Kebangkitan Dakwah Sekolah, insya Allah.... [amiiin]

Minggu, 01 Maret 2009

Mimpi tentang Al-Albany

KISAH SEORANG UKHTI ALJAZAIR YANG BERMIMPI TENTANG SYEKH AL-ALBANY

Percakapan ini terjadi beberapa waktu sebelum wafatnya Asy Syaikh.
Sebuah percakapan tentang mimpi baik tentang Syaikh Al Albany bahwa beliau telah mengikuti jalannya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Bernilai hikmah tentang keistiqamahan seorang ulama diatas jalan sunnah dan betapa baiknya akhir hidup seseorang yang benar-benar menapaki jalan sunnah. Di sisi lain, kita juga belajar tentang bagaimana sikap seorang salafy dalam mendengarkan pujian terhadap mereka.

Seorang muslimah di aljazair bermimpi tentang Syaikh Al Albany. Mimpi tersebut lalu diceritakan kepada Syaikh Al Albany melalui telepon,ketika beliau sedang mengisi ta'lim di hadapan murid-murid beliau.
Dalam Islam, mimpi yang baik, terutama bila bermimpi tentang Rasul, adalah mimpi yang dapat dipercaya dan merupakan kabar gembira.

Muslimah tersebut mengabarkan kepada beliau sebagai kabar gembira. Namun ternyata beliau menyambutnya dengan tangisan karena haru karena merasa terlalu rendah untuk itu.

Berikut transkrip dan terjemaahan percakapan tersebut :

Ukhti: Syekh, seorang akhwat di Aljazair pernah bermimpi…mudah-mudahan ini adalah sebuah kabar gembira…



Syekh: Khairan Rayti…(Semoga kebaikan yang ukhti saksikan)!



Ukhti: Insya Allah…Syekh, apakah ada dalil yang menegaskan bahwa jika ada orang yang menceritakan mimpinya kepada kita, lalu kita mengatakan: Khairan rayta (semoga kebaikan yang engkau saksikan)??



Syekh: Tidak…ucapan ini tidak tsabit, tapi tidak mengapa untuk sesekali digunakan…



Ukhti: Semoga Allah memberkahi Anda…



Syekh: Semoga ukhti juga demikian…



Ukhti: Baik,

sang ukhti tersebut bermimpi melihat dirinya berada di sebuah balkon yang menghadap ke sebuah jalan…

maka tiba-tiba di jalan itu, sang ukhti melihat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam…

ukhti itu melihat saya berdiri di dekat Rasulullah dan saya tersenyum kepada beliau, lalu beliau pun tersenyum kepada saya..

kemudian beliau berlalu meninggalkan jalan itu…

Tidak lama kemudian, kami melihat seorang Syekh yang juga berjalan di jalan itu

…kamipun mengucapkan salam kepadanya: “Assalamu ‘alaikum…”

kemudian syekh itu menjawabnya: “wa ‘alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh…”

Syekh itu bertanya: “Apakah kalian melihat Rasulullah?

Kami pun menjawab: Iya, kami melihat beliau..

Maka kami pun menunjukkan jalan yang dilalui (Rasulullah). Maka Syekh itu pun menapaki jalan tepat di jejak kaki rasulullah dan mengikuti beliau SAW.

Lalu ukhti tersebut bertanya kepada saya: Siapakah gerangan syekh itu?

Maka saya pun menjawab: (Dan ini mudah-mudahan kabar gembira untuk Anda, wahai Syekh…) Itu adalah Syekh al-Albany…Syekh Al-Albany…

dan saya katakan bahwa mudah-mudahan ini adalah kabar gembira untuk Syekh bahwa beliau telah berjalan di atas jalan al-Sunnah…insya Allah…



(TERDENGAR SYEKH AL-ALBANI MULAI SESENGGUKAN MENANGIS)



Ukhti: Bagaimana menurut Anda, wahai Syekh.....?



(SYEKH HANYA DIAM, MENANGIS….LALU MENUTUP TELPON…BELIAU DIAM DAN MENANGIS DALAM WAKTU YANG CUKUP LAMA…KEMUDIAN BELIAU MEMINTA MURID-MURIDNYA YANG HADIR DI MAJLIS ITU UNTUK PULANG…)

Syekh: Pulanglah kalian, wahai ikhwan…



(al-abidaat menanggapi : subhanallah... beginilah seharusnya sikap qt sbg seseorang yang mengaku salafi (orang2 yang senantiasa mengikut pada rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan 3 generasi setelahnya -shahabat, tabi'in, dan tabi'ut tabi'in-). Tidak terlena ataupun tidak meminta dan berharap untuk dipuji. Justru mestinya qt sedih jika ada yg memuji qt, karena pada hakikatnya, mereka tidak sedang memuji qt. Mari qt beramal karena Allah, jangan karena ingin dipuji atau ingin dikatakan salafi.
Ketawadhuan dari salah seorang ulama salaf juga menjadi hikmah dari kisah ini. Ilmu yang qt miliki, itu belum seberapa dibanding ilmu yang Allah miliki. Tak perlu sombong, ujub dan takabbur. Qt lihatlah syekh al-albany. Beliau hafidzahullah, seorang ulama salaf, ulama besar yang tentunya ilmunya tak sebanding dgn qt, menangis ketika diberitakan bahwa beliau adalah salafy.
Subhanallah...
bisakah qt seperti beliau?
bisakah qt tawadhu' dgn ilmu yang tak seberapa ini?
bisakah qt bersikap seperti itu saat dipuji?
(semoga saja bisa, insya Allah....)
Wallahu A'lam.)

sumber : wahdahsalafi

Kamis, 19 Februari 2009

Karena Engkau Begitu Berharga

Kubuka fs-ku, tampak “permintaan menjadi teman baru” hadir di home fs-ku
“Siapa ya?” pikirku.
Ooh… seseorang yang kukenal di dunia nyata m’add-ku
Ku buka fs-nya dan fs teman-temannya, sy disuguhkan dgn gambar-gambar dan testimonial yg memilukan hatiku

Ini bukan kali pertama sy mendapat suguhan foto-foto diri dan pembicaraan tak berhijab ‘antar lawan jenis’
Dari awal membuat fs, kurang lebih setahun yang lalu, sy terkaget-kaget
Teman, sahabat, ‘adik-adik’ ku
Hampir semua memajang foto dirinya di primary dan galerinya serta ber ‘comment’ ria bersama lawan jenis dengan pembicaraan yang tak jelas arahnya
kecuali beberapa org –yg memang kukenal sbg org2 yg istiqomah, insya Allah-

Karenanya,
Ku ingin menyampaikan jeritan hatiku pada kalian
Para muslimah, akhawatfillah

Jagalah diri qt, ukhti…
Jagalah ‘izzah [kemuliaan diri] dan ‘iffah [kesucian diri] qt
Tak pantas diri ini dipamerkan begitu saja di ‘dunia maya’ ini
Karena ‘dunia maya’ ini sejatinya sama dengan dunia nyata
Jika di dunia nyata qt begitu malu dilihat oleh lawan jenis
Jika di dunia nyata qt seakan menjaga jarak/hijab dengan mereka
Maka dimanakah rasa malu itu tatkala qt di ‘dunia maya’?
Dimanakah ilmu yang telah qt peroleh dengan susah payah itu?
Apakah Qt telah terlena dgn kecanggihan teknologi ini?
Apakah Qt telah terlupa kalau semuanya akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak?
Ataukah Qt terlupa kalau ada Allah yang mengawasi setiap gerak gerik perbuatan qt?

Saudariku…
Bersyukurlah dgn setiap pemberian Allah
Qt mungkin ditakdirkan Allah dengan “wajah” yang cantik
Maka bersyukurlah…
Bersyukurlah dengan tidak memamerkan ke semua orang…
“Wajah yang cantik” itu Allah berikan bukan untuk ‘dinikmati’ siapa saja, ukhti…
Memamerkan hanya akan menurunkan kemuliaan nikmat itu

Teringat diri ini pada ummahatul mukminin
“Wanita-wanita mulia sepanjang masa”
Mulia karena menjaga izzah-nya
Mulia karena ilmunya
Dan mulia dengan hijab-nya yang tertutup rapat
Tak inginkah qt seperti mereka, saudariku?
Atau minimal, adakah keinginan dari hati kita untuk mencontoh mereka?
Mereka jg cantik,
Bahkan lebih cantik dari qt
Tapi kecantikannya tak ter”ekspos” dimana saja

Saudariku fillah dimana saja berada…
Sadarkah diri ini kalau ternyata ia begitu berharga?
Sadarkah qt kalau Islam datang untuk memuliakan qt, para muslimah?
Setelah sebelumnya qt begitu terhina, tertindas, dilecehkan dan tidak berharga sama sekali

Ukhti…
Cukuplah peringatan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menghentakkan diri qt…
“Dari Imran bin Husain dia berkata, Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda: ‘Sesungguhnya penduduk syurga yang paling sedikit adalah wanita”
(hadith riwayat Muslim dan Ahmad)
Yaitu : “Penyebab sedikitnya kaum wanita yang masuk syurga adalah hawa nafsu yang mendominasi pada diri mereka, kecondongan mereka kepada kesenangan-kesenangan dunia, dan berpaling dari akhirat kerana kurangnya akal mereka dan mudahnya mereka untuk tertipu dengan kesenangan-kesenangan dunia yang menyebabkan mereka lemah untuk beramal. Kemudian mereka juga sebab yang paling kuat untuk memalingkan kaum lelaki dari akhirat disebabkan adanya hawa nafsu dalam diri mereka, kebanyakan dari mereka memalingkan diri-diri mereka dan selain mereka dari akhirat, cepat tertipu jika diajak kepada penyelewengan terhadap agama dan sulit menerima jika diajak kepada akhirat.” (Jahannam Ahwaluha wa Ahluha halaman 29-30 dan At Tadzkirah halaman 369)’

Saudariku yg kusayangi karena Allah…
Dunia maya ini memang fitnah buat qt, para muslimah
Banyak godaan, bisikan serta tipuan syetan la’natullah ‘alaih yang senantiasa hadir di depan mata
Mengusik hati yang berniat mulia tatkala terjun ke dalamnya
Tapi… semuanya ada di tangan kita [setelah petunjuk dan hidayah Allah],
Jika kita menggunakannya dgn niat karenaNya dan tetap memperhatikan syari’at dan tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,
Insya Allah semuanya akan bernilai pahala di sisi Allah

Saudariku…
Bersyukurlah…
Bersyukurlah dengan kecanggihan teknologi ini
Internet dengan fasilitasnya; fs, fb, chatting, blog, dll.
dan handphone dengan berbagai kecanggihannya; kamera, media player, sms, 3G, dll.
Manfaatkanlah ia untuk dakwah ilallah atau mempererat silaturahim antar akhawat,
Jangan jadikan kecanggihan itu sebagai ladang kemaksiatan
Jangan jadikan mereka sebagai sarana ‘balas dendam’ [karena tak mampu berkomunikasi lewat dunia nyata, sehingga menggunakan sarana2 tersebut untuk berinteraksi dgn lawan jenis]
Jangan pula membuat dirimu futur
atau mundur secara perlahan dari 'kenikmatan islam' karena fasilitas itu...
Atau dirimu menjadi penyebab seorang lelaki bermaksiat dan akhirnya melupakan Allah sebagai Rabb-nya [naudzubillah]

Karena engkau begitu berharga…
Maka jagalah diri ini dengan baik, seperti menjaga benda berharga kita
Yang qt simpan dengan rapi dan menyembunyikannya di suatu tempat
Maka perlakukanlah diri ini seperti benda berharga kita
Jika senantiasa ta’at pada aturan Islam
Sungguh, sebenarnya diri ini akan jauh lebih berharga dari perhiasan apapun di dunia
Karena “wanita sholehah adalah sebaik-baik perhiasan dunia”


Akhirnya...
Sebelum mengakhiri tulisan ini, bacalah pesan Rasulullah
Dalam hadis dari Anas yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi : “Setiap anak cucu adam itu suka melakukan kesalahan, dan sebaik-baiknya adalah yang bertaubat.”
Bukanlah yang baik diantara mereka itu adalah yang tidak pernah berbuat kesalahan, karena itu tidak mungkin terjadi pada seseorang yang bernama manusia, tapi yang terbaik adalah yang mau bangkit dari kesalahan yang ada pada dirinya.

Yah…
Qt belum terlambat untuk bangkit dan memperbaiki diri
Masih ada waktu untuk memperbaikinya

Selagi nafas belum berhenti
Selagi waktu masih ada
Mari bersama memperbaiki diri
Menjadi muslimah “dambaan syurga”

“Ya Allahu ya ghoffar…
Maafkan kami karena sikap kami yang tak menjaga diri ini
Ampuni kami atas kelalaian yg kami perbuat
Berikanlah kepada kami hikmah, bimbingan, petunjuk dan hidayahMu
Dalam mengarungi samudra kehidupan ini, amiin”

Teman, sahabat, adik-adik dan semua pembaca,
Tulisan ini kupersembahkan untuk kita [sy dan Anda]
Bukan karena diri ini paling atau lebih baik
Tapi, semata-mata hanya ingin “…saling menasehati untuk kebenaran…” (QS. Al-Ashr : 3)

Membuatmu tersinggung dan mengubah sikap, adalah salah satu tujuanku
Karena ketersinggungan adalah salah satu tanda bahwa kita masih memiliki hati
Namun janganlah ketersinggungan itu membuatmu marah pada-ku
Karena diri ini hanya ingin menunjukkan bukti cinta-ku pada kalian
Dan karena teringat dengan perkataan Ali radhiyallahu ‘anh
‘Sahabat sejati adalah orang yang membuat kita menjadi benar,
bukan orang yang selalu membenarkan kita’


Wallahu A’lam



*Buat "adik2"-ku yang baru bergabung dlm dunia fs
Uhibbukum fillah*


untuk panduan b'fs syar'i, silakan klik disini

Rabu, 18 Februari 2009

Sekilas Info

Ukhtifillah,
Mau pake Pulsa Murah atau Jual Pulsa??! Bingung isi pulsa tapi kios jauh, mahal dan malam?! Atau ingin dijual sebagai tambahan uang saku? Atau buat konsumsi pribadi kapanpun dan dimanapun?

Bergabunglah bersama kami "Darul Ilmi Agency"

Bergabung dengan kami berarti berinfaq serta gratis sms da'wah dan info-info penting.

Kepada ukhti yang ingin menjadi distributor majalah [Elfata, ArRisalah, Qiblati, Nikah, Kinan, Fatawa, dll], juga terbuka peluang untuk Antunna.

Untuk informasi lanjut
Hubungi saya melalui blog ini
atau kirim email ke darulilmi@ymail.com / darulilmiagency@telkom.net

Ditunggu ya.... ^_^


(darulilmiagency.blogspot.com / darulilmiakhwat.multiply.com)

Selasa, 17 Februari 2009

Kuliaaaaah....

Selasa 17 Februari 09, perkuliahan kembali akan menemani hari-hariku.

Ah, sepekan liburan serasa hanya sehari.

'ala kulli hal...

"Bismillah"
Kumulai langkahku di semester genap ini dengan harapan "smg lebih baik dari semester lalu". Amiin....

*Skrg lg nunggu dijemput tuk ke kampus(ehem..ehem..), jadi sekedar mengisi waktu, sy menyempatkan diri tuk posting2 di blog-ku yg tercinta ini.

Sdh dulu deh, jemputan sdh datang

Assalamu'alaikum

Senin, 09 Februari 2009

"Muhasabah Singkat"

"Berapa lama umur yang telah kita habiskan dan telah kita gunakan untuk bermalasan-malasan? Sungguh, hari demi hari dan tahun demi tahun berlalu, sedang kita tidak menghasilkan sesuatu pun; sedang kita masih saja berharap, semoga datang hari dimana kita bisa meluangkan dan mendapatkan waktu untuk melaksanakan apa yang kita inginkan. Namun, hari yang diharapkan itu tak kunjung datang, sedang kesibukan kita semakin bertambah. Maka, apa yang kita inginkan pun semakin berat untuk diwujudkan, hingga kita pun menyesal atas waktu yang telah kita sia-siakan sebelumnya." (disalin dr buku "Hafal Al-Qur'an dalam Sebulan)

^^Saatnya berbenah, merancang dan merealisasikan rencana-rencana yang telah disusun, agar tak menyesal di kemudian hari. Jangan menunggu dan berharap tak menjumpai masalah/kendala. Karena sesungguhnya, selama kita masih berstatus manusia, selama udara masih mampu dihirup, selama tubuh belum berada di liang lahat, selama kita masih ingin berubah, maka masalah tak akan pernah reda dan usai. Ada saja masalah dan kendala yang ditemui, kerikil-kerikil yang menjumpai, silih berganti. Tetapi yakinlah, setiap masalah merupakan proses tarbiyah Allah buat diri kita, untuk menuju kedewasaan.^^

(saat diri ini teringat akan rencana yg belum terealisasi)

Sabtu, 31 Januari 2009

Indahnya Masa Penantian..

(tulisan khusus buat Ummu Ahmad-ku yg kucintai krn Allah :)
Smg bermanfaat ya...)

Pernikahan bagaikan membuka tabir rahasia.....
Proses pencapaiannya melewati suatu perjalanan yang panjang...

Kadang, untuk menuju ke sana...Allah Yang Maha Bijaksana pun justru memberi kesusahan untuk menguji kita..
Tak jarang melukai hati..hingga hikmahnya tertanam dalam..
Tak perlu kita pertanyakan, "apa maksud Allah...?"
Karena andai kita berbesar hati dan mau mencerna...Allah punya alasan tersendiri yang belum kita mengerti...

Yang pasti.. jika kita kehilangan sesuatu...
Kita harus percaya bahwasanya ketika Allah mengambil sesuatu, Allah telah siap memberi yang lebih baik..

Menunggu....itu satu pilihan..
Karena walaupun kita ingin mengambil keputusan, kita tidak ingin tergesa-gesa...
Karena walaupun kita ingin cepat..kita tidak ingin sembarangan. ...
Walaupun kita ingin segera menemukan orang yang kita inginkan..kita tidak ingin kehilangan jati diri dalam proses pencarian...


Jika ingin berlari, belajarlah berjalan dahulu...
Jika ingin berenang, belajarlah mengapung dahulu...
Jika ingin dicintai, belajarlah mencintai dahulu....

Tentunya, tetap lebih baik menunggu orang yang tepat..orang yang kita inginkan..orang yang dicintai dan mencintai..
ketimbang memaksa dan memuaskan diri dengan apa yang ada....
Karena hidup ini terlampau singkat untuk dilewatkan bersama pilihan yang salah...
Berani bertindak gegabah, layaknya berani menerima resiko....
Perkawinan tak dirajut dalam pertimbangan sesaat, namun bisa saja musnah, juga dalam sesaat....!

Pernikahan, bukanlah akhir dari sebuah perjalanan..
Itulah yang kelak mengajarkan kita kewajiban bersama...
Suami menjadi pelindung, istri penghuninya....
Suami adalah nahkoda kapal, istri navigatornya...
Suami bagai balita yang nakal, istri penuntun kenakalannya. ..
Saat suami menjadi raja, istri menikmati anggur singgasananya...
Seandainya suami supir yang lancang, sabarlah memperingatkannya. ..

Akan halnya...
Haruskah terus menunggu..?
Jawabannya ada pada diri kita...
Pastinya, menunggu mempunyai suatu tujuan yang mulia...

Menguji kadar iman dan takwa....
Belajar meniti sabar dan ridha....

Indahnya masa penantian dengan sabar dan ridho...

(copas dari http://umuazzam.multiply.com/journal/item/20)

Rabu, 21 Januari 2009

:( Part 2

Hempaskan saja asa itu…
Biarkan ia terbang bersama angin…
Hingga ia terjatuh ke jurang yang terdalam
Hancur….tak tersisa….
.
Tak usah lagi menggeser pijakannya…
Tak usah lagi kau ketuk dinding hatinya…
Tak usah lagi kau tunggu masa itu...
Masa indah dalam anganmu…
Karena dia…
.
.
Membencimu…
.
.
_^Membencimu karena Allah^_



*smg Allah menunjukkanmu yang haq, tersadar dan engkau kembali pada Rabb-mu”, amiin*
*jgn ada prasangka yah!! Karena ini hanya ungkapan hati sj sekaligus bljr menulis^_^*

Senin, 19 Januari 2009

:(

Izinkan saya...
Mengumandangkan suara hati

Cukup 4 kata
Karena semuanya telah terangkum

---SAYA MEMBENCIMU KARENA ALLAH---
---SAYA MEMBENCIMU KARENA ALLAH---
dan
---SAYA MEMBENCIMU KARENA ALLAH---

Membenci Cara dan Sikapmu!!!

:(

(bersambung...)

Senin, 12 Januari 2009

Mengambil Hikmah dari Tingkah Hanif

Tidak ada sesuatu yang terjadi di muka bumi ini tanpa ada hikmahnya. Hikmah itu bisa berupa teguran, peringatan maupun motivasi buat diri qt. Peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam hidup kita, kejadian-kejadian yang kita lihat maupun alami sendiri, itu semua adalah pelajaran yang sengaja Allah takdirkan untuk kita. Terkadang, peristiwa itu mungkin terlihat begitu sepele, namun, ketika qt memikirkan lebih mendalam, subhanallah, ada banyak hikmah yang tersembunyi, ada banyak pelajaran yang tersimpan dari sesuatu yang kita lihat.

Seperti yang terjadi pada suatu malam, saya mengamati tingkah seorang anak kecil berusia 3 tahun sedang minum air putih karena kehausan. Setelah minum, ia bermaksud tuk melanjutkan kembali aktivitasnya. Namun, baru saja ia meletakkan gelasnya dan berjalan beberapa langkah, ia mengatakan sesuatu kemudian mengambil kembali gelas yang tadi disimpannya. Ia masih ingin minum.

“Barangkali masih haus” begitu pikirku.

Ya, kupikir ia masih haus, karena sebagian besar di antara kita, jika telah minum kemudian minum lagi, itu kita lakukan salah satunya karena masih haus. Namun, tidak demikian yang terjadi pada anak kecil ini. Ternyata… saya salah sangka. Dia mengulangi aktivitas minumnya karena ketika minum tadi ia lupa membaca basmalah sebelumnya (ini kuketahui dari perkataannya ketika mengambil kembali gelasnya).

Karena lupa membaca basmalah.
Mmm, suatu alasan yang cukup unik dan membuatku kagum melihat tingkahnya. Bagaimana tidak, baru kali ini saya melihat seorang anak yang mengulangi minumnya karena lupa baca doa.

Lalu... ia pun minum.
Dan kali ini ia tak lupa membaca basmalah dengan suara yang agak dibesarkan dan terdengar olehku. Kebiasaannya memang mengucapkan basmalah dengan suara yang agak besar, bahkan, ketika ia melihat seseorang yang langsung makan atau minum –walaupun basmalahnya dibaca dalam hati-, maka ia menganggap orang tersebut tidak ber“basmalah”.

Di kali ke-2 ini, ia masih melakukan 1 pelanggaran adab dalam minum, yaitu duduk. Ya, ia lupa duduk ketika minum. Saya menegurnya. Ia pun kembali mengulangi minumnya walaupun ia sudah tidak haus lagi. Namun ia rela mengulangi minumnya sampai cara dan adab yang ia lakukan sudah benar; baca basmalah, duduk dan minum dengan tangan kanan.

Subhanallah… saya takjub sendiri dengan ulahnya. Sekilas, memang tampak sederhana. Tapi, setelah kupikir-pikir, ternyata, dari peristiwa itu, masya Allah, terdapat pelajaran yang bisa diambil dan menjadi motivasi tersendiri buatku.
Diantaranya :

1) tidak ada kata “terlanjur” dalam melakukan suatu kesalahan.

2) Jika qt melakukan kesalahan, segeralah memperbaikinya. Jangan tunggu sampai kesalahan tersebut menjadi kebiasaan qt. Setidaknya, ketika qt melakukan suatu kesalahan/dosa, qt menebusnya dengan memperbanyak ibadah-ibadah. Manusia memang sumber kesalahan, namun sebaik-baik manusia yang berbuat kesalahan adalah yang segera bertaubat.

3) Jangan menyepelekan hal-hal yang kecil karena hal-hal yang besar itu awalnya dari hal yang kecil.

4) Berusahalah semampu qt untuk meneggakkan sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.


Begitulah, dibalik peristiwa yang kecil dan sepele terkadang tersimpan segudang ilmu, jika qt mau berpikir. Allah memang punya cara tersendiri dalam menegur dan mengajar qt. Bisa jadi, Allah menegur kita secara langsung dengan mengalaminya sendiri, bisa pula lewat orang lain bahkan anak kecil sekalipun. Intinya, tidak ada segala sesuatu yang Allah takdirkan dan ciptakan tanpa manfaat, semuanya memiliki hikmah dan pelajaran yang banyak buat kita . Wallahu A’lam.

(hanif05.blogspot.com)

Minggu, 11 Januari 2009

Dan Anak-Anak Palestina pun Terkapar



Anak-anak kecil dan bayi adalah hal yang membuat dunia menjadi begitu bersih dan udara menjadi sejuk untuk dihirup. Mereka memberi arti pada sosok ibu di rumah dan membuat langkah ayah menjadi tegap menuju tempat kerja. Tangisan, tawa, teriakan, dan celotehan mereka adalah anugerah yang tak ada bandingannya.

Dalam waktu sebelas hari, Israel dengan telengas sudah mengubah fitrah anak-anak Palestina di Jalur Gaza. Anak-anak dan bayi kehilangan makna, dan dilanda ketakutan amat sangat—itu karena, satu persatu, dalam jangka waktu yang demikian cepat, mereka kehilangan ayah dan ibunya. Lebih memilukan lagi, mereka pun kehilangan nafasnya yang terakhir.

Dalam sejarah peperangan, Islam tak pernah menorehkan catatan jika ada orang tua, perempuan dan anak-anak tersakiti setiap kali tentara Islam maju ke pertempuran. Israel tak mengenal itu. Anak-anak Palestina tetap menjadi sasaran rudal dan peluru mereka…



Ia yang pergi adalah tabungan kelak di akhirat. Tapi Yahudi Israel adalah penjahat kakap di dunia yang tak punya hati dan rasa.

Sebelum kafan menutupimu, wajahmu adalah semangat bagi kami.

Luka di pelipisnya dan hidungnya yang robek akan hilang sakitnya. Tapi ingatan terhadap biadabnya Yahudi akan terus ada sepanjang masa.

Dalam usianya yang masih sangat belia, ia telah menyaksikan begitu banyak darah, luka, kematian dan kehilangan.



Bocah ini kehilangan sebelah muka dan satu telinganya.

Ia sendirian di antara gedung yang akan roboh, sementara dentuman bom menakutkannya. Tak ada ayah atau ibu…

Dengan apa kami ceritakan semua yang kini terjadi pada bumi Palestina? Satu yang pasti, ini semua karena Yahudi durjana.

Para bocah Gaza yang selamat mengiringi prosesi kematian seorang adik kecil temannya.



Di tengah dentuman bom, di antara mesiu dan roket, kami tetap tersenyum untuk tetap terus mengibarkan Palestina dan membela Islam. Kami tak akan pernah menyerah!

(wahdah-jakarta.com)