Jumat, 28 September 2018

Wajah Pasangan di Medsos

Kalau mau jujur, bukan cuma suami yang ga nyaman liat wajah istrinya terpost di sosial media, lebih senang jika istrinya menjaga.
Istri pun demikian. Lebih nyaman wajah suaminya terjaga.
Karena bersama dalam menjaga itu lebih menyempurna.

*tanya aja emak-emak
(Status fb kak dhee ar)

***

Betul sekali. Saya pernah kayak gini, saat suami perlihatkan 1 foto nya yang menurut saya ganteeeeeeeeeng sekali. Trus, waktu itu, mau dijadikan foto profil di whatsappnya, tapi minta pendapat saya. Saya larang, karena... ntah, pokoknya saya bilang tidak boleh. Untuk foto itu tidak boleh dijadikan foto profil dimanapun. Pas dilarang, eh dianya senyum-senyum. Mungkin, ada rasa senang ya saat dilarang kayak gitu.
"ooh, istriku mungkin cemburu, takut ada yg "suka" sama saya, berarti dia sayang sama saya", mungkin pikirnya begitu.

Sebagaimana saya juga ada "rasa" saat dilarang upload-upload foto diri (*memangnya pernah foto2 selfi 😂).

Iyalah, kalau saya tidak sayang, terserah mau upload-upload foto yang mana saja. Iya juga, kalau saya tidak peduli, saya tidak bakalan larang-larang. Jadi, buat para pasutri, kalau dilarang sama istri/suami, jangan marah. Itu tandanya dia sayang sama kita.

Begitupun dalam agama kita. Jangan merasa tertekan dengan larangan-larangan yang Allah berlakukan. Karena itu bukti dan tanda sayangnya Allah sama kita hingga larangan-larangan itu ada. Bukankah semua yang diperintahkan dan dilarang dalam syari'at ada hikmahnya? Kita saja yang mungkin saat ini belum menemukan hikmah dibaliknya.

Selasa, 25 September 2018

Sakaratul Maut Paling Berkesan Milik Sang Pemuda Berbakti

Ini adalah kisah sakaratul maut yang begitu berkesan dari seorang pemuda yang begitu berbakti pada orang tuanya. Yang begitu mengagumkan kita, ketika ia ingin dipanggil oleh bidadari surga menjelang kematiannya, ia pun masih meminta izin pada ibunya. Bagaimana baktinya yang luar biasa?

Sebuah kisah yang menggugah hati setiap insan beriman, tentang balasan nan indah bagi seorang anak yang berbakti kepada ibunya. Membuat iri siapa pun yang mendengarnya. Bergetar lah hati setiap orang beriman yang menyaksikannya.

Dalam salah satu khutbahnya, Syaikh Muhammad Hassan menceritakan tentang keajaiban yang dialami seorang pemuda saat detik-detik sakaratul maut menjemputnya. Tidak asing lagi bagi siapa pun yang mengenalnya bahwa ia adalah potret pemuda masa kini yang amat cinta dan berbakti kepada ibundanya.

“Di antara keajaiban yang sampai kepadaku pada Ramadhan kali ini adalah kisah tentang seorang anak muda di antara anak-anak muda kita. Sesosok pemuda yang sangat berbakti kepada ibunya terbaring di atas kasur kematian pada usia keemasannya, yang belum genap tiga puluh tahun. Dalam kegentingan akhir hayatnya itu, tatkala detik-detik sakaratul maut menjemputnya, orang-orang yang ada di sekelilingnya terheran-heran saat mendengar ia mengucapkan kalimat-kalimat yang sangat menakjubkan. Sungguh, sangat menakjubkan!

“Tidak. Aku tidak bisa. Aku tidak bisa. Aku harus izin dulu kepada ibuku.”

Masih saja pemuda tersebut mengulang-ulang kalimat yang sama. Hingga membuat mereka yang menyaksikan fenomena itu bergegas memanggil ibunya, yang sedari awal menyendiri dalam kamarnya, menangis, lantaran tak kuasa melihat sang buah hati menghadapi sakaratul maut. Tidak lain karena sang buah hati adalah sosok suri tauladan yang amat berbakti kepada ibunya. Mereka pun mengabarkan apa yang sedang terjadi dengan anaknya.

“Lihat lah anakmu, ia terus-menerus mengucapkan kalimat-kalimat yang aneh!!“

Mendengar hal itu, sontak sang ibu yang cemas berlari menuju kamar anaknya. Didapatinya dahi sang anak mulai mengeluarkan buliran-buliran keringat bak mutiara. Dan ini adalah sebagian di antara tanda-tanda husnul khotimah -semoga Allah Ta’ala mewafatkan kita dalam keadaan beriman-.

Ia dengarkan sendiri kalimat yang terus diulang-ulang oleh buah hatinya. “Tidak. Aku tidak bisa. Aku tidak bisa. Aku harus izin dulu kepada ibuku.”

Segera ia dekati buah hatinya. Dan Subhanallah, ia segera bertanya kepada anak kesayangannya, “Wahai fulan, ini aku, ibumu. Wahai fulan, aku ibumu, Nak. Aku ibumu, anakku. Dengan siapa kau bicara?”

Ketika ajal yang kian dekat, di saat waktu yang demikian singkat itu, akhirnya sang pemuda shalih ini menceritakan peristiwa paling berkesan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya selama hidupnya. Ia pun menoleh kepada ibunya seraya berkata, “Wahai ibuku, seorang gadis sangat cantik jelita, Ibu. Belum pernah aku melihat gadis secantik itu. Ia datang kemari. Sungguh aku melihatnya persis di hadapanku. Ia datang melamarku untuk dirinya, Ibu. Aku bilang kepadanya, tidak. Aku tidak bisa sampai aku minta izin dulu kepada ibuku.”

Maka sang ibu pun langsung menimpali, “Aku izinkan, anakku. Sungguh, dia adalah hurriyatun (bidadari) dari surga untukmu. Aku sudah izinkan, Nak.“

Sedemikian tinggi inikah derajatmu wahai pemuda? Hingga istrimu (di surga) datang kepadamu membawa kabar gembira, sementara dirimu masih ada di dunia?

Jangan lah kalian kaget. Tidak perlu kalian semua heran, karena dalam kondisi seperti ini, seorang mukmin akan diperlihatkan tempat tinggalnya di surga dan di neraka.

Ia akan melihat tempatnya di sisi Allah ‘Azza wa Jalla. Bahkan ia akan melihat para malaikat-Nya. Ia benar-benar melihat malaikat dengan mata kepalanya. Ia pun akan mendengar sebuah bisyarah (kabar gembira).

“Allah akan meneguhkan orang-orang beriman dengan kalimat tsabit (La ilaha Illa Allah) dalam kehidupan dunia dan akhirat. Dan Allah akan menyesatkan orang-orang yang dzalim. Allah melakukan apa saja yang Ia kehendaki.”[Ibrahim: 27]

Dan Maha Benar Allah Ta’ala yang berfirman “Sesungguhnya orang-orang yang berkata Rabb kami adalah Allah, kemudian mereka beristiqomah dengannya, maka para malaikat akan turun kepadanya seraya berkata, “Janganlah kalian takut.”

Di mana kejadian itu? Ketika mereka akan meninggal, menurut salah satu pendapat. Atau tatkala mereka keluar dari alam kubur, sebagaimana pendapat yang lain dari para ulama tafsir.

“Jangan lah kalian takut, dan jangan pula bersedih. Berbahagia lah kalian dengan surga yang telah dijanjikan untuk kalian.”[Fushilat: 30]
_______
Diterjemahkan dengan sedikit penyesuaian dari khutbah Syaikh Muhammad Hassan dalam video berikut

Http : //youtube.com/watch?v=uuOthKLBOBA0

1 shafar 1436

madinah, Saudi arabia
Penulis : Ganang Prihatmoko

Artikel Muslim.or.id

Kamis, 20 September 2018

Ingin Jalan-jalan (juga)

Bismillaah...

Pernah iri gak liat sesiapa yang upload foto-fotonya lagi jalan-jalan?
Pernah gak dalam hati, ingiiiin sekali pergi rekreasi atau keliling dunia?

Saya sering, dulu saat suami masih ada, itu semua jadi rencana. Kala itu saya lalai, lalu dengan kematian suami, saya tersadar. Lenyap sudah keinginan-keinginan duniawi kecuali untuk perbekalan ke kampung abadi.
Hari ini, keinginan itu masih ada. Tapi kalau keinginan itu muncul, segera beristighfar, segera diredam dan segera menghibur diri.


"
Nanti jalan-jalannya di syurga ya...
Nanti rekreasinya di tempat rekreasi yang ada di syurga ya...
Nanti jalan-jalannya sama abi di syurga ya, Insyaallah...
Ini cuma dunia, tempat persinggahan
Tempat abadi nantinya hanya 2, syurga dan neraka
Mau kemana? Kalau mau ke neraka, gampang... ikut saja semua hawa nafsumu di dunia.
Kalau mau ke syurga? Gampang juga, kendalikan keinginan-keinginanmu yang bersifat duniawi. Memang berat, tapi kan hadiahnya syurga. Masa' iya sesuatu yang indah perjuangannya semudah membalikkan telapak tangan (bagi orang sehat).
"

Kalau di dunia kita bersabar dan dengannya kita mengharapkan pahala
Kalau di dunia kita senantiasa bertaqwa dan dengannya Allah ridho
Jangan khawatir, semua keinginan akan terkabul
Di tempat yang belum pernah terlihat oleh mata, belum pernah terdengar oleh telinga dan belum pernah dibayangkan oleh siapapun.

Itulah syurga
Hidup bahagia dan abadi di sana

Ingatki', "Duniaji ini... sementara saja. Persiapkan saja bekalta' ke kampung abadi, beramal sebanyak-banyaknya, menabung untuk akhirat, agar kelak kita tidak menyesal dan meminta untuk hidup kembali. Mumpung kita masih hidup, ayo beramal"

Ziyad dan Potong Kuku

Bismillah...

Ziyad: "Ummi, harus orang bersyukur kalau mau minta apa-apa?"
"Bukan bersyukur. Kalau mau minta apa-apa, minta sama Allah, BERDO'A"

Ziyad menyimak apa yang saya bilang sambil lihat tanganku yang tergeletak di depannya (posisi tangan seperti mau pemeriksaan kuku).

"Ih, ummi panjang kukunya. Eh, tidak tidak.. Ini juga tidak (tangan yang satunya). Kaki, liatka' coba kaki ta'? Kaki tidakji." (ini apa hubungannya ya sama yang ditanyakan tadi).

Ini anak memang pemerhati sesuatu yang bisa digunting/dicabut/dikuliti. Kalau liat kuku panjang, siap-siap dipotong kukunya sama dia. Kalau liat luka yang sudah mengering, siap-siap dicabuti/kulitnya diambil. Kalau liat kulit yang mengering, siap-siap juga dikelupas.

Sejak tahu kebiasaannya seperti itu, yang paling saya jaga adalah adeknya, baby Hanin. Tiap hari liatin kukunya jangan sampai kukunya panjang. Soalnya, kalau panjang dan tidak dipotong, maka yang ambil alih untuk potong kuku adalah Ziyad. Dan itu adalah hal yang mengerikan. Semoga tidak pernah terjadi setidaknya sampai si Hanin sudah bisa menolak.

Tabaarokallah nak, semoga besar nanti, engkau jadi anak yang penyayang, perhatian terutama yang berhubungan dengan ummat. Aamiin.



Sinjai, 18 September 2018

Minggu, 16 September 2018

Tetap Merendah

Setan yang mendatangi manusia dari pintu kebaikan

Ibnul qayyim al Jauziyah rahimahullah berkata :
Jika Allah ta'ala membuka pintu untukmu pintu (memudahkan) shalat malam, jangan engkau memandang rendah orang yg tertidur
Jika Allah membukakan untukmu pintu puasa (sunnah) maka jangan engkau memandang rendah orang yg tak berpuasa
Dan jika Allah membukakan untukmu pintu jihad ,maka jangan engkau memandang rendah orang yg tak berjihad.
Sebab bisa saja orang yg tertidur, orang yg tdk berpuasa dan orang yg tak berjihad itu lebih dekat kepada Allah ketimbang dirimu"

Kemudian beliau melanjutkan : "Sungguh ,engkau ketiduran sepanjang malam lalu menyesal di waktu pagi, lebih baik daripada melewati malam dengan ibadah tapi merasa bangga di pagi hari.
Itu karena orang yang sombong amalannya tidak akan naik di sisi Allah"

(IBNUL QAYYIM AlJAUZIYAH,MADARIJUS SHALIHIN 1/117).

Kamis, 13 September 2018

Jangan-jangan...

Tanpa sadar, kita terjebak dalam perkara ini: mengerjakan akhirat untuk dunia.

Saat kita tersungkur di waktu dhuha, jangan jangan mobil, jabatan, gaji, keuntungan bisnis, dan rumah, yang lebih ramai di kepala kita, dibanding berharap limpahan rahmat dan karunia-Nya.

Saat kita berjuang terjaga di sepertiga malam untuk qiyamullail, jangan-jangan permintaan jodoh, karier, kemudahan akademik, lebih ramai di kepala kita daripada mengemis mengharap ampunanNya.

Ada lagi yang mengusap-usap benda impiannya (mobil, laptop, rumah, dll) sambil bersalawat berulang-ulang (katanya biar benda itu jadi miliknya). Jangan-jangan benda berkilau itu, lebih riuh di kepala dan hati kita dibanding rasa cinta, rindu, dan keinginan berjuang bersama Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam. Bukankah itu makna salawat yang sesungguhnya?

Jangan-jangan di setiap kita bercermin mematut diri, melihat tubuh kita berbalut kerudung dan gaun nan anggun, rasa cantik dan ingin dikagumi lebih riuh di kepala kita, dibanding rasa taat dan tunduk mengikuti segala perintahNya menutup aurat.

Jangan-jangan selama ini kita mengerjakan akhirat hanya untuk dunia. Jangan-jangan kita lebih merindu untuk bergelimang harta, dibanding mendapatkan ridha, ampunan dan kasih sayangNya.

Tanpa sadar, kita melewatkan banyak sekali kesempatan berharga, hanya untuk permintaan remeh temeh.

Saat orang lain telah berulang kali meminta impian tertinggi, ditempatkan dalam firdaus, dijaga dalam hidayahNya, dimatikan dalam kondisi syahid, kita masih saja mengemis dan meminta recehan dilemparkan dari langit.

Kontestan Dangdut

Bismillah

Musik itu terdengar sampai disini, di kamar ini. Hari ini, disini memang kedatangan seseorang yang telah pulang dari kontes di ibukota. Ia mewakili daerah ku dua atau tiga bulan lamanya disana.

Kontes dangdut.

Ingatanku tertuju di suatu sore, saat kubuka hpku, ada chat semacam permohonan dana. Tapi bukan minta dana secara langsung sih, cuma minta toko kami sebagai sponsor untuk menyukseskan seseorang dalam perhelatan kontes itu.

Karena chatnya diawali dengan salam lalu permintaan itu, saya hanya membalas salamnya saja. Untuk permintaan itu, saya tidak komen apa-apa.

Bagi saya, ini adalah prinsip. Sejak kecil, di kepala saya "Musik itu haram". Walau saya sendiri sangat suka sama nasyid, itupun sebenarnya masih samar hukumnya, yang sebaiknya ditinggalkan. Dangdut? Sepertinya tidak ada ikhtilaf, kalau ia adalah sesuatu yang tidak boleh.

Bagaimana mungkin saya akan mendukung, sementara yang saya tau, itu tidak dibolehkan. Walau ia adalah wakil daerah kami, walau ia membawa nama daerah kami, walau ia berniat untuk mengharumkan daerah kami, prinsip tetaplah prinsip.

Apapun bentuk sumbangsih kita, lihat2 dulu lah apa yang kita perjuangkan, apakah ia dibolehkan dalam syariat, ataukah tidak. Perlu kehati-hatian, karena semuanya akan dipertanggungjawabkan kelak di akhirat.

Miris sebenarnya, di saat banyak yang mengaku pengikut Rasulullah, tapi masih ikut-ikutan. Ikut mensponsori, ikut membantu polingnya, mengelu-elukan, menjadikannya idola, membanggakan dirinya dengan berfoto dengannya, dst, dst.

"Dia kan mewakili daerah kita, kita harus DUKUNG"

Iya, kalau itu kebaikan, tidak dilarang dalam agama, saya mungkin akan mendukungnya 100%. Tapi kalau bukan?

Mohon maaf jika kita berbeda 🤝
Semoga Allah mengistiqomahkan kita, memberi kita hidayah dan ilmu yang bisa mengantarkan kita ke kampung abadi, aamiin


Malam Jum'at, 13 September 2018

Rabu, 12 September 2018

Wanita yang Kematiannya Disambut Para Malaikat

Kisah ini mungkin telah sering kita dengar. Namun, sekedar mengingatkan kembali tentang perjuangan wanita mulia ini, semoga dapat mengembalikan ghirah kita untuk juga bisa menteladani beliau, wanita yang ‘berhati baja’.

Nusaibah Binti Ka’ab radhiyallahu anha, namanya tercatat dalam tinta emas penuh kemuliaan.
Bahkan kematiannya mengundang ribuan malaikat untuk menyambutnya.

Hari itu Nusaibah sedang berada di dapur. Suaminya, Said sedang beristirahat di bilik tempat tidur. Tiba-tiba terdengar suara gemuruh bagaikan gunung-gunung batu yang runtuh. Nusaibah menerka, itu pasti tentara musuh. Memang, beberapa hari ini ketegangan memuncak di kawasan Gunung Uhud. Dengan bergegas, Nusaibah meninggalkan apa yang sedang dilakukannya dan masuk ke bilik. Suaminya yang sedang tertidur dengan halus dan lembut dikejutkannya.

“Suamiku tersayang”, Nusaibah berkata, “Aku mendengar pekik suara menuju ke Uhud. Mungkin orang-orang kafir telah menyerang.”

Said yang masih belum sadar sepenuhnya, tersentak. Dia menyesal mengapa bukan dia yang mendengar suara itu. Malah isterinya. Dia segera bangun dan mengenakan pakaian perangnya. Sewaktu dia menyiapkan kuda, Nusaibah menghampiri. Dia menyodorkan sebilah pedang kepada Said.

“Suamiku, bawalah pedang ini. Jangan pulang sebelum menang.”

Said memandang wajah isterinya. Setelah mendengar perkataannya itu, tak pernah ada keraguan padanya untuk pergi ke medan perang. Dengan sigap dinaikinya kuda itu, lalu terdengarlah derap suara langkah kuda menuju ke utara. Said langsung terjun ke tengah medan pertempuran yang sedang berkecamuk. Di satu sudut yang lain, Rasulullah melihatnya dan tersenyum kepadanya. Senyum yang tulus itu semakin mengobarkan keberanian Said.

Di rumah, Nusaibah duduk dengan gelisah. Kedua anaknya, Amar yang baru berusia 15 tahun dan Saad yang dua tahun lebih muda, memperhatikan ibunya dengan pandangan cemas. Ketika itulah tiba-tiba muncul seorang penunggang kuda yang nampaknya sangat gugup.

“Ibu, salam dari Rasulullah,” berkata si penunggang kuda, “Suami Ibu, Said baru sahaja gugur di medan perang. Beliau syahid…”

Nusaibah tertunduk sebentar,
“Inna lillah…..” gumamnya,
“Suamiku telah menang perang. Terima kasih, ya Allah.”

Setelah pemberi kabar itu meninggalkan tempat, Nusaibah memanggil Amar. Ia tersenyum kepadanya di tengah tangis yang tertahan,

“Amar, kaulihat Ibu menangis?.. Ini bukan air mata sedih mendengar ayahmu telah Syahid. Aku sedih karena tidak memiliki apa-apa lagi untuk diberikan pagi para pejuang Nabi. Maukah engkau melihat ibumu bahagia?”

Amar mengangguk. Hatinya berdebar-debar.

*“Ambillah kuda di kandang dan bawalah tombak. Bertempurlah bersama Nabi hingga kaum kafir terhapus.”*

Mata Amar bersinar-sinar. *“Terima kasih, Ibu. Inilah yang aku tunggu sejak dari tadi. Aku ragu, seandainya Ibu tidak memberi peluang kepadaku untuk membela agama Allah.”*

Putera Nusaibah yang berbadan kurus itu pun terus menderapkan kudanya mengikut jejak sang ayah. Tidak terlihat ketakutan sedikitpun dalam wajahnya. Di hadapan Rasulullah, ia memperkenalkan diri.

“Ya Rasulullah, aku Amar bin Said. Aku datang untuk menggantikan ayahku yang telah gugur.”

Rasul dengan terharu memeluk anak muda itu. “Engkau adalah pemuda Islam yang sejati, Amar. Allah memberkatimu….”

Hari itu pertempuran berlalu cepat. Pertumpahan darah berlangsung hingga petang. Pagi-pagi seorang utusan pasukan Islam berangkat dari perkemahan di medan tempur, mereka menuju ke rumah Nusaibah.

Setibanya di sana, wanita yang tabah itu sedang termangu-mangu menunggu berita, “Ada kabar apakah gerangan?..” serunya gemetar ketika sang utusan belum lagi membuka suaranya, “Apakah anakku gugur?..”

Utusan itu menunduk sedih, “Betul….”

“Inna lillah….” Nusaibah bergumam kecil. Ia menangis.
“Kau berduka, ya Ummu Amar?..”

Nusaibah menggeleng kecil. “Tidak, aku gembira. Hanya aku sedih, siapa lagi yang akan kuberangkatkan?.. Saad masih kanak-kanak.”

Mendengar itu, Saad yang sedang berada tepat di samping ibunya, menyela, “Ibu, jangan remehkan aku. Jika engkau izinkan, akan aku tunjukkan bahwa Saad adalah putera seorang ayah yang gagah berani.”

Nusaibah terperanjat. Ia memandang puteranya. “Kau tidak takut, nak?..”

Saad yang sudah meloncat ke atas kudanya menggeleng, yakin. Sebuah senyum terhias di wajahnya. Ketika Nusaibah dengan besar hati melambaikan tangannya, Saad hilang bersama utusan tentara itu.

Di arena pertempuran, Saad betul-betul menunjukkan kemampuannya. Pemuda berusia 13 tahun itu telah banyak menghempaskan nyawa orang kafir. Hingga akhirnya tibalah saat itu, yakni ketika sebilah anak panah menancap di dadanya. Saad tersungkur mencium bumi dan menyerukan, “Allahu Akbar!..”

Kembali Rasulullah memberangkatkan utusan ke rumah Nusaibah.

Mendengar berita kematian itu, Nusaibah meremang bulu tengkuknya.
“Hai utusan,” ujarnya, “Kau saksikan sendiri aku sudah tidak memiliki apa-apa lagi. Hanya masih tersisa diriku yang tua ini. Untuk itu izinkanlah aku ikut bersamamu ke medan perang.”

Sang utusan mengerutkan keningnya.
“Tapi engkau wanita, ya Ibu….”

Nusaibah tersinggung, “Engkau meremehkan aku karena aku wanita?.. Apakah wanita tidak ingin pula masuk ke Syurga melalui jihad?..”

Nusaibah tidak menunggu jawaban dari utusan tersebut. Ia bergegas menghadap Rasulullah dengan mengendarai kuda yang ada.

Tiba di sana, Rasulullah mendengarkan semua perkataan Nusaibah. Setelah itu, Rasulullah pun berkata dengan senyum.

“Nusaibah yang dimuliakan Allah. Belum masanya wanita mengangkat senjata. Untuk sementara engkau kumpulkan saja obat-obatan dan rawatlah tentara yang luka-luka. Pahalanya sama dengan yang bertempur.”

Mendengar penjelasan Nabi demikian, Nusaibah pun segera menenteng obat-obatan dan berangkatlah ke tengah pasukan yang sedang bertempur.

Dirawatnya mereka yang mengalami luka-luka dengan cermat. Pada suatu saat, ketika ia sedang menunduk dan memberi minum seorang prajurit muda yang luka-luka, tiba-tiba rambutnya terkena percikan darah. Nusaibah lalu memandang. Ternyata kepala seorang tentara Islam tergolek, tewas terbabat oleh senjata orang kafir.

Timbul kemarahan Nusaibah menyaksikan kekejaman ini.

Apalagi ketika dilihatnya Rasulullah terjatuh dari kudanya akibat keningnya terserempet anak panah musuh. Nusaibah tidak dapat menahan diri lagi, menyaksikan hal itu.

Ia bangkit dengan gagah berani. Diambilnya pedang prajurit yang tewas itu.
Dinaiki kudanya.
Lantas bagaikan singa betina, ia mengamuk.

Musuh banyak yang terbirit-birit menghindarinya. Puluhan jiwa orang kafir pun tumbang.

Hingga pada suatu waktu ada seorang kafir yang mengendap dari arah belakang, dan langsung menebas putus lengan kirinya. Nusaibah pun terjatuh, terinjak-injak oleh kuda. Peperangan terus berjalan. Medan pertempuran makin menjauh, sehingga tubuh Nusaibah teronggok sendirian.

Tiba-tiba Ibnu Mas’ud menunggang kudanya, mengawasi kalau-kalau ada orang yang bisa ditolongnya. Sahabat itu, begitu melihat ada tubuh yang bergerak-gerak dengan susah payah, dia segera mendekatinya. Dipercikannya air ke muka tubuh itu.

Akhirnya Ibnu Mas’ud mengenalinya, “Isteri Said-kah engkau?..”

Nusaibah samar-sama memperhatikan penolongnya. Lalu bertanya, “Bagaimana dengan Rasulullah?.. Selamatkah baginda?..”

“Baginda Rasulullah tidak kurang suatu apapun…”

“Engkau Ibnu Mas’ud, bukan?.. Pinjamkan kuda dan senjatamu kepadaku….”

“Engkau masih terluka parah, Nusaibah….”

“Engkau mau menghalangi aku untuk membela Rasulullah?..”

Terpaksa Ibnu Mas’ud menyerahkan kuda dan senjatanya. Dengan susah payah, Nusaibah menaiki kuda itu, lalu menderapkannya menuju ke medan pertempuran. Banyak musuh yang dijungkirbalikkannya. Namun karena tangannya sudah buntung, akhirnya tak urung juga lehernya terbabat putus oleh sabetan pedang musuh.

Gugurlah wanita perkasa itu ke atas pasir. Darahnya membasahi tanah yang dicintainya.

*Tiba-tiba langit berubah mendung, hitam kelabu. Padahal tadinya langit tampak cerah dan terang benderang. Pertempuran terhenti sejenak.*

Rasul kemudian berkata kepada para sahabatnya,

“Kalian lihat langit tiba-tiba menghitam bukan?.. Itu adalah bayangan para malaikat yang beribu-ribu jumlahnya. Mereka berduyun-duyun menyambut kedatangan arwah Nusaibah, wanita yang perkasa.”

Subhanallah..
Allahu Akbar..
Allahu Akbar..
Allahu Akbar..

Tanpa pejuang sejati seperti dia, mustahil agama Islam bisa sampai dengan damai kepada kita yang hidup di jaman sekarang.

Semoga Allah ‘Azza Wa Jalla menempatkan mereka, dan kita semua di Syurga-Nya disamping Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Aamiin..

Apa yang telah kita perbuat untuk menegakkan Dienullah Islam ?

Kisah penuh inspiratif ini seharusnya dapat menggugah jiwa juang kita, agar tidak cengeng melepas anak -anak yang sedang berjuang. Kalo ingin anak menjadi kuat, maka kita harus menjadi ibu yang kuat terlebih dahulu.

https://tarbiahmoeslim.wordpress.com/2016/10/23/wanita-yang-kematiannya-disa mbut-para-malaikat/

الله اكبر

Silahkan di share semoga bermanfaat.

Selasa, 11 September 2018

Trik Menghafalnya Faqih

Bismillaah...

Bagi saya, tidak boleh ada hafalan baru sebelum hafalan sebelumnya lancar betul. Sekarang, karena Faqih sudah kelas 2, hafalan di sekolahnya adalah juz 29. Saat kelas 1, hafalannya juz 30. Itu artinya, bagi saya, selama menambah juz 29, juz 30 harus tetap di muroja'ah setiap hari.

Setelah sekian lama, baru kali ini lagi saya ikut mendampingi Faqih untuk menghafal. Selama ini, saya hanya menyuruhnya untuk menghafal sendiri, di rumah maupun di sekolah. Hanya mengecek dan menyuruh muroja'ah ayat demi ayat yang sudah dihafal.

Hari ini, kebetulan dia habis melakukan satu kesalahan (menakut-nakuti adeknya sepulang dari mesjid). Maka saya memilihkan untuknya pilihan hukuman: dicubit keras (sadis 😂😂😂) atau menghafal surah al mulk ayat 26-30. Ternyata dia lebih memilih menghafal.

Oke.

Pukul 20.30 dia memulai. Dia duduk di kursi ruang tengah, membaca berulang-ulang, menghafal tanpa melihat quran, lalu membaca lagi, lalu menghafal lagi, begitu seterusnya. Sesekali mengeluh dan banyak alasan. 15 menit kemudian, saya menyuruh untuk menyetor, tapi katanya belum hafal. Alasannya, mau menghafal di kamar saja. Maka kami pindah ke kamar. Di kamar, saya putarkan 1 ayat sebanyak 20x. Ayat 27 berhasil dihafalkan.

Saat ayat ke 28, laaaama baru dihafal. Padahal ayat yang sudah terputar mungkin 40x, tapi tetap saja masih gak bisa dihafal. Dia menangis, mungkin ngantuk juga. Dan saya? Jangan ditanya, kesabaran hampir habis, eh, tidak, alhamdulillaah masih bisa mengontrol diri 😁. Dia hampir saja tertidur, tapi karena dari awal kami sepakat untuk menghafal ayat 27-30, maka tidak ada kata tidur sebelum ayat itu dihafal.

Di ayat 28, saya coba mendiktekan ayat demi ayat sambil membacakan artinya. Tiba-tiba, dia kelihatan bersemangat. Matanya cerah, tidak ada tanda-tanda mengantuk, padahal tadi sudah nangis-nangis mau tidur. Begitu hingga ayat ke 30. Dan dia tertidur setelah menghafalkan ayat 26-30 walau masih belum lancar, maasyaallaah wa tabaarokallah. Alhamdulillah, saya jadi tahu trik menaklukkan dia untuk suka menghafal yaitu dengan membacakan artinya dan menceritakan kisah-kisah dibalik ayat itu.

Tiap anak memang unik, tidak bisa disama ratakan. Sama halnya dengan Faqih. Banyak metode yang beredar tentang cara mudah menghafal quran bagi anak. Rata-rata sudah saya terapkan sama Faqih. Tapi dasar Faqih, sesuai dengan namanya, dia lebih suka dan lebih cepat hafal jika tahu apa arti ayat demi ayat yang dibaca. Dia suka diceritakan. Lalu, jika seperti ini, berarti saya mau tidak mau, HARUS banyak belajar, terutama bahasa Arab. Harus banyak tahu kisah-kisah dan asbabun nuzul dari ayat-ayat itu. Salah menyampaikan, tentu bisa fatal.

Seperti tadi, di ayat 29 surah almulk, ada kata tawakkal. Bukan Faqih kalau dia tidak bertanya, "apa itu tawakkal". Dan tentu, saya harus memilih kata yang mudah masuk di akalnya.

Jadi ummi itu berat, butuh ilmu terutama ilmu addiin. Saya tidak tahu apa jadinya jika saya tidak pernah belajar. Mungkin, anak-anak saya akan tahu dari orang lain, bukan dari saya dan itu artinya saya kehilangan satu kesempatan lagi untuk mendapatkan pahala jariyah.

Olehnya, buat para akhawat, para gadis yang masih diberi keluangan waktu, manfaatkan waktu luangmu dengan banyak belajar ilmu. Selain untuk diri kita, ilmu agama yang kita pelajari kelak akan berguna buat anak-anak kita, Insyaallah.

Betullah syair Arab yang berbunyi: “Al-ummu madrasatul ula...", ibu adalah sekolah utama. Bila engkau mempersiapkannya, maka engkau telah mempersiapkan generasi terbaik”.

Semoga saja, anak-anakku kelak menjadi generasi terbaik, dan ini mimpi saya. Semoga Allah berkenan mengabulkan dan mewujudkan. Aamiin...

Terus belajar ✊✊✊


Sinjai
Ahad, 9 September 2018

Contoh Lowongan Kerja

CONTOH LOWONGAN KERJA 😁

✅ Wanita Muslimah, single
✅ Usia Maksimal 25 tahun
✅ Berhijab
✅ Senin - Jumat, jam 8.00 - 17.00
✅ Taat beribadah
✅ Domisili dekat lokasi kerja

Admin Online :
✔ Min. Pendidikan SMK
✔ Mau belajar
✔ Lokasi Kerja di ........
✔ Menguasai Microsoft office
✔ Bisa menggunakan internet dan sosial media

❤ Silahkan kirim lamaran via email ............. atau info lengkap.bisa whatsapp ............ ❤

Walk in interview

Bingung Menentukan Gaji Karyawan Olshop?

Bingung Menentukan Gaji Karyawan Olshop?
[Bagian Packing/Bungkus Paket]

Alhamdulillah semakin banyak Emak Olshop yang mau seriusin Jualan Onlinenya. Bukan hanya "sekedar jualan", tapi menjadikannya sebuah bisnis yang besar dan panjang umur. Bisnis besar yang bisa memberikan manfaat besar untuk ummat. aamiin...

Bukan saya meremehkan kekuatan Emak Setrooong. Saya justru memahami potensi Emak Setrooong. Namun.. karena waktu dan tenaganya tidak cukup untuk dibagi dalam semua perannya (sebagi ibu, istri, anak, adik, kakak, sosial, bisnis dll), maka saya sangat merekomendasikan Mak untuk bangun tim.

Ya rekrut karyawan ya Mak. Delegasikan tugas mulai dari pekerjaan teknis dengan resiko kecil dan mudah diajarkan. Saya mulai dari bagian packing (tukang bungkus paket).

Eiiit... bukan berarti bungkus paket bisa sembarangan loh. Harus ada SOP nya (Standard Operating Procedures). Yang mesti diperhatikan:
1. Barang yang diambil sesuai dengan pesanan.
2. Cara membungkusnya rapi.
3. Penulisan alamat sesuai, tulisan mudah dibaca dan bagus.
4. Pencatatan jumlah paket, kurir yang digunakan, jumlah ongkir, nama pengirim, dan nama tujuan.
5. Menghitung jumlah resi sesuai point 4.
6. Mengecek alamat tujuan dan harga ongkir sesuai point 4. Karena terkadang ada perbedaan nilai ongkir di web kurir dengan realitanya. Jika ternyata lebih kecil, kita jadi berhutang. Kalo lebih besar, artinya kita nombok.
7. Penyimpanan dan penghitungan stok perlengkapan packing (sealer, solasi, plastik, kertas alamat dll).
8. "Hukuman" jika ada kesalahan pengiriman yang disebabkan oleh bagian packing. Hal ini untuk membuat mereka kerja dengan teliti, namun tetap cekatan karena dikejar waktu.

Untuk penghitungan gajinya jangan "glondongan", bisa dipecah ke beberapa bagian:
a. Gaji pokok.
b. Bonus berdasar jumlah paket. Jadi dia akan ikut berdoa "ya Allah hari ini paketnya yang banyak ya, jadi bonus saya ikut banyak." Nah mau kan Mak didoain banyak orderan? ^_^
c. Bonus berdasar performa (tidak melakukan kesalahan selama sebulan, maka dapet bonus, diberikan gabung dengan gaji). Kesalahan bisa berupa:
- Salah tempel alamat.
- Salah jumlah produk.
- Salah jenis produk.
- Salah warna produk.
d. Transport.
e. Makan.
f. Tunjangan lainnya.

Berapa besarannya?

Untuk karyawan baru, saya memang belum UMR. Boleh kok, kan kita masih UMKM. Masih boleh menggaji berdasarkan kemampuan bisnisnya.

Kalo saya patokannya:
- Cukup untuk transport. Makanya cari yang deket aja ^_^ 1 kali naik angkot.
- Bisa untuk makan sebulan. Pilih yang jomblo, jadi biaya hidupnya masih kecil.
- Masih ada sisa untuk nabung.

Misalnya Rp.1.500.000.

Ini dibagi menjadi point A - F yang diatas itu ya Mak.
a. Gaji Pokok Rp.500.000
b. Bonus paket Rp.100 x 100 paket sehari x 22 hari kerja = Rp.220.000
c. Bonus performa. Jika selama sebulan tidak melakukan kesalahan sekalipun, dapet bonus Rp.120.000
d. Transport Rp.15.000 x 22 hari kerja = Rp.330.000. Jika tidak masuk, dengan alasan apapun, tidak dapat uang transport sesuai hari yang tidak masuknya.
e. Makan Rp.15.000 x 22 hari kerja = Rp.330.000. Ini juga sama, jika tidak masuk, dengan alasan apapun, tidak dapat uang transport sesuai hari yang tidak masuknya.
f. Tunjangan lainnya (THR, Tunjangan Pernikahan, Tunjangan Melahirkan, Tunjangan Kesehatan). Ini tidak saya berikan pada gaji bulanan.

Saya hitung point A sampai E ya, totalnya menjadi Rp.1.500.000. Belum termasuk tunjangan lainnya di point F.

Sederhana ya cara hitungnya. Kalo pusing, boleh lambaikan tangan 😅 Kalo pusing ambil wudhu trus ngaji aja Mak, adeeem...


Semoga bermanfaat ❤

Sabtu, 08 September 2018

Hanin Athifah 2 bulan



Hanin Athifah kini usianya 2 bulan setengah. Tanggal 16 nanti, menurut tahun masehi, ia genap 3 bulan.

Sejak usianya sebulan lebih, di badannya ada bintik-bintik berisi, seperti alergi, di kepala atau kadang di wajah maupun di kakinya. Kami hanya bisa mengira-ngira, karena belum pernah memeriksakan ke dokter anak/kulit.

Dugaan awal, ia alergi telur. Karena saya memang ada riwayat alergi telur ayam yang warna kulitnya putih itu. Dulu-dulu, saya, setiap sudah makan (banyak) telur, biasanya ada bentol-bentol di badan. Anehnya, hanya telur ayam berkulit putih itu saja. Kalau telur ayam ras yang banyak dijual di pasaran, tidak. Dan kami menduga, Hanin Athifah juga alergi telur, turunan dari umminya.

Fix, saya puasa makan telur selama masih menyusui. Walau kadang-kadang saya makan sedikiiit saja telur sisa yang dimakan anak-anak karena mau sekali (*saya pencinta lauk telur*).

Sudah tidak makan telur, tapi baby Hanin masih bentol-bentol. Bahkan semakin banyak. Ada apa ini? Ada yang bilang, mungkin kutu kasur, atau nyamuk, atau karena suka dicium sama kakak-kakaknya, dll, dll.

Tapi, sampai saat ini, setelah saya berpikir yang saaaangat panjang, akhirnya menduga (masih dugaan) bahwa mungkin saja ia alergi coklat. Iya, mungkin saja. Karena seingat saya, bintik-bintiknya mulai ada saat saya suka mengkonsumsi coklat-coklatan.

Fix lagi, mulai hari ini, saya puasa makan coklat. Hiks. Padahal di lemari, masih banyak simpanan cemilan coklat. Tapi untuk kali ini, saya mau lihat dulu perkembangan si baby, apa betul setelah saya berhenti mengkonsumsi coklat, bentol-bentolnya juga berhenti, ataukah masih tetap bermunculan.

Mari kita menunggu dan mengamati sebulan ke depan.

O iya, di usianya yang hampir 3 bulan ini, akhir-akhir ini suka liat Hanin berpindah dari posisi semulanya, terutama kalau tidur malam. Kadang saya tempatkan sejajar dengan saya, saat terbangun tengah malam, eh, kakinya di sana, kepalanya dimana. Sudah mulai suka berbalik badan juga untuk siap-siap tengkurap.

Semoga sehat selalu, nak, jadi anak sholehah, kelak rajin sholat, berakhlak yang baik dan jadi penghafal qur'an, Insyaallah. Aamiin

Senin, 03 September 2018

Kapan Lahir (an)?

Bismillaah


Baca ini, saya teringat dengan percakapan bersama suami saat menanti persalinan. Waktu itu, sering sekali ada tanda-tanda akan bersalin, tapi hanya sesaat alias kontraksi palsu.

Hingga suatu ketika, saat saya sedang mengatur barang-barang jualan di lemari, suami yang lagi duduk tidak jauh dari tempat saya lalu bertanya, "Ummi, kapanpeki' itu melahirkan?"

Saya membalikkan wajah saya ke beliau lalu menjawab, "Tidak tau, abi. Itu pertanyaanta' samaji kalau bilangki 'kapan meninggal'".
Beliau kaget, "Sembarangnya", katanya. Mungkin tidak menyangka jawaban saya seperti itu. 😥
"Betul kan? Kelahiran, kematian, jodoh dan rizki adalah rahasia Allah."

Kelahiran anak ke-4 yang dinanti sejak awal Ramadhan, yang diharapkan lahir di bulan Ramadhan, ternyata Allah menghendaki lahirnya setelah Ramadhan.
Pun dengan kematian suami yang tak pernah dinanti ataukah berharap masih lama, ternyata Allah takdirkan secepat itu, di waktu yang menurut akal manusia "begitu cepat" dan di usia yang masih sangat muda.

Begitu pula dengan jodoh dan rizki. Tak perlu lah kita tanyakan kapan dan bagaimana. Tugas kita hanya berusaha memantaskan diri mendapatkan yang terbaik. Tak perlu pula menempuh cara-cara yang Allah tidak sukai, karena semuanya telah Allah tetapkan akhirnya, semuanya telah tercatat di lauhul mahfudz, jauh sebelum kita lahir.