Selasa, 21 Agustus 2018

Anak-anak Pejuang Shubuh

ANAK-ANAK PEJUANG SUBUH...!!!"

Ada anak lelaki yang hampir setiap subuh ikut berjamaah, ia berdiri dan duduk persis di sebelah Ayahnya. Meniru semua gerakan Ayahnya, si Ayah sholat sunnah ia ikut, begitu seterusnya.

Ada anak usia sekitar tiga tahun yang kadang-kadang ikut Ayahnya ke masjid. Wajahnya terlihat baru bangun tidur, masih pakai diapers pula. Berdiri persis di samping Ayahnya mengikuti Ayahnya sholat sunnah sebelum subuh. Sampai gerakan sujud nggak bangun lagi, hingga Ayahnya selesai sholat, ternyata ia tertidur sambil sujud.

Ada lagi anak yang usianya juga sekitar tiga tahun. Juga berdiri di sebelah Ayahnya, namun pada saat sholat subuh tak berapa lama setelah takbir dan Imam membaca alfatihah, ia ngeloyor meninggalkan barisan. Hingga sholat subuh usai, biasanya ia duduk di pojok masjid menunggu Ayahnya selesai.

Ada pula Ayah yang membawa anaknya ke masjid dalam kondisi masih terlelap. Di gendong turun dari mobilnya, sampai ke masjid dan bahkan hingga jamaah bubar si anak tetap terlelap. Meski sang Ayah sudah mencoba membangunkannya. Maklum, masih usia dua tahun.

Yang menarik ada anak yang rajin ke masjid padahal tidak ada Ayahnya. Entah bagaimana ibunya mendidik, menarik pastinya. Meski tanpa Ayah yang sudah lama meninggal, ia tetap rajin ke masjid.

Selama masih ada barisan anak-anak yang berangkat ke masjid di subuh hari, meskipun dengan berbagai kepolosan perilakunya, maka masih jelas masa depan Agama ini..

Selama masih ada orang tua, terutama para Ayah yang berupaya mengajak serta anak-anaknya sholat subuh berjamaah di masjid, akan kokohlah barisan pejuang agama Allah. Negara pun akan selamat...!!

Khawatir lah bila sudah tidak ada kalangan muda dalam barisan jamaah subuh di masjid-masjid, bagaimana nasib ummat ini di masa datang?

Ada riwayat yang terbaca, salah satu rahasia kehebatan para pejuang Aceh, yang membuat penjajah kesulitan mengalahkan rakyat Aceh adalah, Teuku Umar dan para panglima memilih pasukannya dari masjid-masjid di waktu subuh.

Mereka yang bangun subuh adalah para pejuang. Orang-orang yang bersungguh-sungguh, yang telah bisa mengalahkan rasa lelah dan malasnya, tak turuti kantuknya, menguasai egonya.

Kagum kepada para orang tua yang tak lelah mengenalkan, mengajarkan dan memberi contoh kepada anak-anaknya untuk sholat berjamaah subuh di masjid. Kelak anak-anak ini menjadi pribadi yang tangguh raga dan jiwanya.

Anak-Anakku....!!
"Tak perlu Risau & khawatir nak, bila subuh saja bisa engkau kuasai, InsyaaAllah kelak masa depan bisa engkau Genggam & Taklukkan...!!,
Tapi Jika Subuhmu Selalu Kesiangan,Jangan Berharap Engkau Punya masa Depan & bisa jadi engkau akan jadi Seorang Pecundang...!!

Tetap Istiqomah & Semangat Nak....!!!
Bimbing selalu anak2 kita agar tetap dijalan Alloh 😇
👍🏽👍🏽👍🏽

Kamis, 16 Agustus 2018

Kami Ingin Pulang

KAMI INGIN PULANG

"DUNIA" ini tempat perantauan yang penuh dengan penderitaan
Jangan pernah mau tinggal di dunia
Jangan pernah mau menjadi anak-anak dunia
Tidak ada kebaikan apapun di dunia ini kalau dibandingkan dengan syurga
Tidak ada kenikmatan apapun di permukaan bumi ini kalau dibandingkan kenikmatan di syurga Allah

Bangun istana kita disana, jangan bangun disini
Disana kita harus membangun istana
Istana yang ada di dunia ini akan kita tinggalkan
Negeri ini negeri yang penuh dengan penderitaan
Allah turunkan nabi Adam dari syurga agar nabi Adam merasakan penderitaan dosa dan maksiat
Maka jangan betah tinggal di dunia

Demi Allah...
Kalau ada cara untuk mengakhiri hidup dan itu diridhoi oleh Allah, kita akan tempuh
Karena sudah lelahnya kita hidup di dunia ini
Sudah capeknya kita hidup di dunia ini

Sulitnya kita mempertahankan keimanan di permukaan bumi ini
Di tengah saudara-saudari kita kaum muslimin dan muslimat yang melanggar aturan-aturan Allah, melanggar syari'at-syari'at Allah
Kita nasehati mereka, mereka balik benci kepada kita
Kita ajak mereka ke syurga, mereka katakan kita mengajak ke neraka
Kita mengajak mereka untuk patuh dan taat kepada Rasul tercinta, mereka katakan bahwa kita benci kepada kyai dan para ulama
Tapi tidak ada cara untuk mengakhiri hidup yang diridhoi Allah

Kalau seandainya ada cara untuk mengakhiri hidup yang Allah, akan kita tempuh
Karena kita sudah lelah hidup di negeri persinggahan
Kita sudah lelah hidup di negeri perantauan ini

Mau pulang...
Tapi tidak ada cara untuk pulang
Kita wajib antri menunggu malaikat maut datang menjemput

Hati kita sudah tidak lagi di dunia ini, tapi tidak ada cara untuk meninggalkan negeri perantauan
Kita harus ikhlas menghadapi takdir Allah kapan kita akan menerima antrian itu

Negeri ini sarat dengan ujian
Negeri ini sarat dengan fitnah
Yang tidak ada fitnah itu kampung halaman kita
Maka rajin-rajinlah shalat, dan dalam shalat itu ingat kampung halaman
Rajin-rajinlah sedekah, dalam sedekah itu ingat kampung halaman kita
Rajin-rajinlah memperhatikan anak yatim, orang-orang miskin, karena memperhatikan mereka itu, ingat kampung halaman
Karena itu yang akan mampu mengembalikan kita kepada kampung halaman yang sesungguhnya

Ingatlah kajian-kajian tauhid, jauhi syirik, supaya kita bisa kembali ke kampung halaman kita yang sesungguhnya yaitu syurga Allah Subhanahu wa ta’ala
Sambil berdoa kepada Allah,
Ya Allah, tetapkan hati kami di atas agamamu, agar kami wafat, kami berada di atas agamamu yang lurus

Oleh:
Ust. Maududi Abdullah, LC.

Senin, 13 Agustus 2018

Jangan Ciderai Fitrah Anak

JANGAN CIDERAI FITRAH ANAK

Resume Seminar Parenting Mengenai Fitrah Based Education
Nurul Huda Islamic Center UNS
Di resume kembali oleh : Ummu Abdullah , Solo

1. Jangan pernah membandingkan anak. Karena setiap mereka punya keistimewaan masing-masing. Umar bin Khatab hebat tapi tidak pernah dipilih menjadi panglima perang. Karena basic nya Umar temperamental, Maka yang selalu terpilih menjadi Panglima perang  adalah Khalid bin Walid yg tenang dan bisa mengambil keputusan yg tepat di lapangan karena ketenangannya.

2. Anak yg cengeng bisa jd mempunyai potensi perasa. Gampang memahami perasaan org dan mudah berempati.

3. Anak yg cerewet, Maka poleslah agar kedepannya ia menjadi seorang penceramah yg mampu menyentuh kalbu.

4. Anak yg keras kepala bisa jd kedepannya ia adalah pemimpin besar

5. Kenakalan adalah jeritan hati yg belum ketemu jalan keluarnya atau potensi yg belum tampak buahnya.

6. Ibaratnya pohon yg belum berbuah dikasih pupuk dan air yg banyak akhirnya busuk. Yg diperlukan adalah kesabaran dgn pupuk yg tepat.

7. Anak yg suka suudzon bisa jd kedepannya menjadi detektif, aparat penegak hukum yg membutuhkan potensi analisa dan kewaspadaan.

8. Motivasi dari luar atau training sekarang sudah tidak laku. Karena tdk dianggap efektif. Yg sekarang laku adalah motivasi dari dalam diri sendiri.

9. Apapun yg Alloh berikan pada anak kita harus ridha. Karena keridhaan orangtua adalah awal membuka potensi anak-anaknya.

10. Menyusui bukan sekedar proses memberi nutrisi tapi proses mengajarkan aqidah.

Maka jangan disambi, tapi fokus sentuhan ke sentuhan, tatapan ke tatapan, karena proses menyusui adalah transfer pesan dari Rabb kepada ibu kepada anaknya.

11. Membesarkan anak bukan untuk menjadi sarjana, tapi menjadi membangun peradaban.

12. Apapun yg Alloh berikan pd anak kita hrs ridha. Karena keridhaan orangtua adalah awal membuka potensi anak-anaknya. Anak dibawah 7 tahun harus dikenalkan dgn aqidah tapi jangan doktrin dan penuh ketakutan misalnya tentang neraka, tapi ceritakan dgn cinta misalnya tentang pesona syurga. Buat anak terpesona dgn Rabbnya.
Perintah shalat adalah  7 tahun. Jadi jangan paksa anak tertib shalat sebelum 7 tahun.

13. Anak dibawah 7 tahun masih individualitas karena belum faham rules. Egosentris. Jadi normal dan wajar jika punya keinginan atau tidak mau berbagi.

14. Anak yg puas ego nya di bawah 7 tahun akan mudah berbagi setelahnya.

Tapi jika di bawah 7 tahun sudah diciderai fitrahnya ia akan menjadi anak yang gugup, tidak mampu mengambil keputusan, dll.

15. Buat anak cinta al qur'an jangan paksa anak bisa dan hafal baca al qur'an.

Ajari anak cinta buku bukan bisa baca buku. Karena anak yg cinta buku akan membaca seumur hidupnya.

16. Tugas kita bukan sebanyak apa mengajarkan pengetahuan karena ilmu  pengetahuan berkembang terus menerus. Tugas kita adalah menanamkan kepada anak-anak aqidah yg kuat sehingga semua persoalan dialam semesta mereka mampu membaca dan memecahkannya.

17. Kenangan indah dengan orangtua saat kecil, akan terekam dan membekas di ingatan anak-anak di masa depannya.

Kalo kita sibuk mendidik anak 0-15 tahun, stelah 15 tahun kita akan menuai senyuman.

Jika kita lalai mendidik anak 0-15 tahun, maka kita akan menuai kesedihan.

18. Jangan menyerahkan anak sepenuhnya pd sekolah. Apalagi hanya pd seorg pengasuh.

Tetapi orgtua harus langsung hands on. Umur 0-2tahun harus berada langsung dlm asuhan ibu sesibuk apapun ibu.

Ingat..seorg ibu memang ditugaskan hanya sibuk mengurus anak bukan yg lainnya.

19. Tumbuhkan fitrah dgn baik. Fitrah Based Education adalah menyiapkan anak-anak kita mempersiapkan peradaban.

20. Karakter dilahirkan apa dibentuk? Ada yg sejak lahir ada yg dibentuk. Cerewet karakter dari lahir. Disiplin, amanah adalah karakter yg dibentuk.

21. 8 konsep fitrah yg harus tumbuh semua, Bukan pilihan.

1. Fitrah keimanan : Aqidah yg kuat
2. Fitrah belajar : keingintahuan modal profesional, inovasi.
3. Fitrah bakat : potensi
4. Fitrah seksualitas : berfikir dan bersikap sesuai gender.
5. Fitrah jasmani
6. Fitrah bahasa
7. Fitrah individualitas
8. Fitrah perkembangan

22. Anak yg hebat lahir dari ayah yg hebat. Kuatkan lisan dan pendengaran.

Dialog orgtua banyak di Al Qur'an antara ayah dan anaknya. Tidak ada dialog antara anak dan ibu.

23. Usia 0-7thn adalah usia anak bersama ibu.

Anak laki-laki usia 7-10thn dekatkan dgn ayahnya, naik gunung dan permainan kelaki-lakiannya. Agar di masa depannya anak laki-laki tumbuh menjadi lelaki yg kelaki-lakian.

Anak perempuan usia 7-10tahun dekatkan dgn ibunya. Libatkan mereka masak, menjahit mukena nya dan peran perempuan-perempuan lainnya.

24. Anak laki-laki usia 11-14 thn dekatkan dgn ibunya agar ia tahu peran lawan jenisnya. Kedepannya ia akan tahu bagaimana memperlakukan perempuan atau istrinya.

Anak perempuan usia 11-14 thn dekatkan dgn ayahnya, agar ia bisa menilai mana laki-laki baik dan tidak di masa remaja dan dewasa nya.

25. Bagaimana jika usia 9 tahun belum shalat??
Maka ulang lagi basic fitrah 0-7 tahun, dimana peran ibunya? Introspeksi buat Sang ibu.

26. Yakinlah pd fitrah anak, jangan khawatirkan rizkynya di masa depan.
Ingat bagaimana wasiat Nabiyullah Ya'qub Alaihissalam ktika akan meninggal? Beliau tidak pernah takut anaknya kelaparan atau miskin. Tapi takut jika anaknya menyimpang dari agama Alloh.

Harta adalah masalah remeh dan rendah.
Adapun fitrah aqidah anak adalah yg paling berharga.

Berbahagialah bersama anak..

Barakallohu fiikum

Minggu, 12 Agustus 2018

Do'a Itu 😟😟😟

Bismillah...

Do'a yang pernah saya ucapkan dan tak akan pernah saya lupa, do'a yang setelah kuucapkan saya menangis sejadi-jadinya, do'a yang menurutku paling "horor" yang pernah kuucap adalah...

"Ya Allah, berikanlah yang terbaik untuk suamiku, jika kesembuhan baik baginya, maka sembuhkanlah. Namun, jika ia memang harus pergi dan itu yang terbaik menurutmu, saya siap, ya Allah"

Ya Allaah 😢😢😢 sekuat apa saya saat itu hingga do'a ini terucap?
Ya Allaah 😢😢😢 jahatkah saya karena doa ini?
Suamiku... maafkan saya 😩😩😩

"Boleh jadi engkau tidak menyenangi sesuatu padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (albaqarah:216)

Menyesal? Kadang...
Tapi, apa iya saya harus memaksakan agar beliau sembuh? Sementara ia kelihatan begitu sakit dan tersiksa dengan keadaannya. Kalau ternyata, kematian adalah jawabannya, berarti beliau sudah sembuh. Allah yang menyembuhkannya dan Allah liat itu yang terbaik.

Engkau sudah tidak sakit lagi, abi...
Saya yakin, engkau mendapatkan nikmat di alam kuburmu atas amalan yang telah engkau lakukan semasa hidupmu, atas kesabaranmu dalam menghadapi sakitmu selama ini.

Allahummaghfirlahu warhamhu wa'aafihi wa'fuanhu

Kamis, 09 Agustus 2018

Kreasi Ziyad

Bismillah...



Hari ini...
Ditinggal mandi sebentaar saja, begini jadinya

"Ummi, mau nonton adek"
Padahal jelas-jelas adeknya tidur
🤦🤦🤦
.
.
.
.
Kemarin-kemarin,
Seperti biasa, kalau pagi jadwalnya Ziyad belajar membaca dan menulis. Liat-liat dia berkreasi, menggambar di bukunya, saya ngantuk sekali.  Akhirnya saya ketiduran, sebentar saja, kira2 5-10 menit. Pas bangun, saya langsung mandi.

Di kamar mandi, saya heran, kenapa ini di tangan dan kakiku banyak sekali coretan pulpen.
Astaghfirullaah, brarti selama saya tidur, saya dicoret2 sama Ziyad 😂😂😂

Betul-betul tidur berkualitas, karena tidak terasa kalau lagi ditulisi. Sempat saya rasa waktu dia menulis di muka ku, saya terbangun dan menegur, eh dia tertawa. Setelahnya, saya lanjut tidur, karena masih ngantuk. Ternyata setelahnya lebih parah.

Pernah liat gambar anak yang coret2 bapaknya saat tertidur, ternyata kejadian juga di saya 😑

Semoga jadi anak sholeh, anak kreatif-ku 💚💚💚

#abdullahziyad
4 tahun 10 bulan

Rabu, 08 Agustus 2018

Jangan Menunda...

...
Emang yakin tahun depan masih bernafas? 😥
.
.
.
.
Ini status beliau 2 tahun yang lalu. Untungnya, di fb ada fasilitas "berbagi kenangan". Tiap hari suka liat, tahun lalu status beliau di fb apa ya, 2 tahun lalu apa ya, dst. Dan ini menjadi nasehat dan pengingat tersendiri buat saya. Kalau dulunya beliau sering ucapkan langsung ke saya, sekarang cuma bisa baca2 apa yang beliau rahimahullah sudah tulis.
.
Sebenarnya, mauuuu sekali lanjut share status fb beliau (tahun-tahun lalu) lewat akunnya, tapi, terakhir share kenangan, ada yang menyarankan untuk menonaktifkan fb nya 😥 *sedihnya tuh dimana 😢
.
Padahal, banyak sekali status-status nya di fb yang bermanfaat dan bisa jadi kalau di share lagi dan ada yang tergerak hatinya setelah membacanya, menjadi amal jariyah buat beliau.

Dengan berat hati, terpaksa saya hanya bisa screenshoot dan share status2 yang saya anggap bermanfaat dari akun fb beliau.

Rindunya Ziyad

Bismillah...

Pagi ini, tiba-tiba saja...
Ziyad: "Ummi, manaki abi?"
Saya: "Abi siapa?"
Ziyad: "Abi itu loh, bukan abi om Amir, itu abi yang belum meninggal"
Saya: "Iya, abi siapa?"
Ziyad: "Abi, bukan aba. Itu yang belum meninggal di kuburan"

Dalam hatiku, "Adakah nak orang dikubur tapi belum meninggal 😥"

Pas liat videonya yang dipangku sama beliau, langsung dia tunjuk "Abi yang ini ummi".

Sejak hari pertama beliau pergi, mereka memang dikasi tau kalau abinya sudah meninggal, tapi masih banyak abinya yang lain (saudara-saudara abinya yang dimaksud).
Iya nak, memang banyak yang bisa mengganti tugas beliau terutama buat kalian, anak-anakku. Banyak yang bisa antar kalian, ajak kalian jalan-jalan, penuhi kebutuhan kalian.

Tapi bagi ummi, tidak ada sosok yang bisa menggantikan beliau, nak, sampai kapanpun.

Suka mewek jika ditanya sama anak-anak,
"Ummi, mana abi?"
"Ummi, nda pernahma lagi liatki abi, bagaimana mukanya"
"Ummi, cobanya masih ada abi"
"Ummi, ayo telpon abi"
"Ummi, sini dulu hp, mauka liat fotonya abi"

Ternyata anak-anak juga punya rasa rindu, tapi cara mereka beda dengan kita yang sudah dewasa. Ingin rasanya seperti mereka, yang bisa menahan rindu tanpa harus menangis dan tetap tegar. Laa hawla wa laa quwwata illa billah

Rindu abi 😥😥😥😪😪😪


Rabu, 8 Agustus 2018

Status-status Beliau rahimahullah di Facebook

Bismillah...

Sejak share kenangan status suami di facebook tentang Ramadhan terakhir, ada 3 orang yang komen. Mereka menganjurkan untuk menonaktifkan facebook suami dengan alasan, jika mereka melihat akun fb suamiku, mereka sedih lagi. Ntah bagaimana sedihnya mereka dibanding saya dan keluarganya.

Padahal, akun fb suamiku saya gak apa2kan. Hanya berbagi kenangan, hanya berbagi status, hanya berbagi nasehat yang beliau rahimahullah tulis semasa hidup. Tidak juga menulis status seakan-akan beliau, tidak juga balas-balas komen dan like seakan-akan beliau masih hidup, tidak...

Banyak sekali nasehat beliau, banyak sekali kenangan beliau yang layak untuk dishare kembali. Semuanya bermanfaat, Insyaallah, terutama buat saya pribadi.

Rasanya ingin berbagi, tapi jika dibatasi seperti itu, jadi sedih lagi.
Mungkin kata mereka, silakan share statusnya tapi jangan pake akun fbnya. Memangnya bisa? Memangnya kenapa kalau dari fb nya? Siapa tau saja ketika nasehat itu dishare lagi, ada yang tergerak hatinya, ada yang tersentuh hatinya, lalu pahala akan mengalir padanya sebagai ilmu yang bermanfaat.

Tapi...
Ntahlah, saya bimbang 😢


Rabu, 8 Agustus 2018

Selasa, 07 Agustus 2018

Mimpi Teman SMA nya...

Bismillaah...

Ahad kemarin, untuk pertama kalinya (di Sinjai), saya keluar rumah mengikuti suatu pertemuan. Lokasinya kebetulan di rumah ipar, dekat dari rumah. Bersama dengan mertua, si baby dan anak-anak, kami berangkat kesana.

Disana, tak sengaja dan tanpa direncanakan, saya bertemu dengan teman suami semasa SMA. Saya sebenarnya tidak menyangka beliau akan datang, mengingat beliau lagi hamil dan pertemuan ini sebenarnya lebih penting dihadiri oleh para ikhwan/laki2/bapak2.

Setelah makan, saya menyapa beliau, menanyakan kehamilannya dan beliau juga bercerita bagaimana awalnya beliau bisa ikut dalam program ini, hingga ikut di pertemuan kali itu.

"O iya kak, kita' di' yang menyetor (transfer) terakhir kalinya hari itu sebelum abinya Faqih meninggal?", tanyaku padanya.

Beliau, Ummu Naifah, menjawab "Iya, sore itu saya sempatji kirim bukti transfer. Seperti biasa, dibalas icon jempol sama beliau. Lalu malamnya dapat kabar kalau meninggal. Seakan tidak percaya, karena tidak pernah dengar kabar kalau sakit, selaluji juga ketemu kalau antar anak2 sekolah".

Lalu, Ummu Naifah melanjutkan,
"Malamnya (hari Senin/malam Selasa), sebelum beliau meninggal, saya mimpi melihat Anto dan Ulla duduk berbincang2, seperti pertemuan kayak begini. Trus, saya lewat dan bilang ke Anto, 'Anto, belum pernahpa lagi transfer pembayaran umrohku'. Trus, Anto senyum saja dan angkat tangannya (mengibas), seakan berkata, gak usah bahas itu. Lalu mereka lanjut ngobrol. Saya heran, kenapa ini Anto begini. Akhirnya, besoknya, saya bilang ke suamiku kalau mau bayar/transfer pembayaran, karena tidak enak kurasa sudah lama tidak bayar. Sorenya, saya kirimmi bukti transfer".

Saya heran, "Ih kak, bisanya kita' mimpikan juga sama-sama kak Ulla di'".
(kak Ulla ini adalah sahabatnya suamiku sejak SMP dan juga ada hubungan keluarga dengan saya dari jalur aba. Beliau juga teman sekelasnya Ummu Naifah semasa SMA. Qaddarullah, bulan 4 lalu, kak Ulla yang ditakdirkan pergi duluan)

Ummu Naifah: "Iya, saya liat itu di mimpi, dudukki sama-sama, Anto dengan Ulla bicara-bicara, kayak orang lamaaaaa sekali nda ketemu. Banyak orang disitu, trus, tempatnya... bagus, indah, cantik sekali".

MaasyaAllah, dalam hati, sungguh saya senaaaang sekali mendengar tentang mimpi ini. Walau beliau cerita berulang kali waktu itu, saya tak bosan mendengarnya.

Lalu, hari ini, saya kembali menceritakan hal itu ke kakak ipar dan mertua. Ada rasa bahagia di raut wajah mereka saat mendengarnya.

Saya teringat dengan kehidupan di syurga kelak, yang Allah ceritakan dalam alquran, ada mirip-miripnya dengan mimpi yang diceritakan.

(وَنَزَعْنَا مَا فِي صُدُورِهِمْ مِنْ غِلٍّ إِخْوَانًا عَلَىٰ سُرُرٍ مُتَقَابِلِينَ)

"Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang ada dalam hati mereka; mereka merasa bersaudara, duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan."
[Surat Al-Hijr 47]

Jazaakillahu khairan, kak Ummu Naifah, sudah cerita ke saya. Semoga mimpi ta' pertanda beliau husnul khatimah, Allah lapangkan kuburnya dan beliau diberi nikmat disana hingga kelak masuk ke syurgaNya, aamiin...



Sinjai, 7 Agustus 2018

Bagaimana Caranya...

Bismillaah

Bagaimana caranya saya melupakanmu, abi?
Bagaimana caranya saya tidak mengingatmu?
Bagaimana caranya agar saya bisa seperti anak-anak, yang santai dan kadang-kadang saja ingat dirimu?
Bagaimana caranya?

Di setiap kondisi apapun, selalu ingat dirimu.
Di setiap musim, panas apalagi hujan, terang maupun gelap, bayanganmu selalu ada
Saat mengerjakan apapun, lagi-lagi ingat dirimu
Astaghfirullaah...

Masih menganggapmu ada, abi
Hanya pergi sementara kan?
Iya, sementara saja...
Lalu saya kan yang akan menyusulmu?

Ya Allah, sampai kapan saya seperti ini?
Sampai kapan perasaan saya sedih begini
Rasa-rasa ingin menangis saja, terus, seharian
Tapi...

Laa hawla wa laa quwwata illa billah

Jumat, 03 Agustus 2018

Hanin Athifah dan Proses Kelahirannya

Bismillah...

Hanin Athifah, nama anak kami yang ke-4.

Nama yang diberikan sejak masih dalam kandungan. Sejak tau kalau hamil, abinya langsung kasi nama. Awalnya inisial M, tapi karena saya tak suka, akhirnya disuruh cari nama lain. Sampai akhirnya mengusulkan nama Hanin Athifah dan disetujui lah sama beliau rahimahullah.

Soal nama, kata abi "Tugasta' yang cari, saya sembarangji". Tapi pas ajukan nama ini, eh, disuruh cari lagi yang lain. Intinya, saya harus mengajukan dulu beberapa pilihan nama, diantara pilihan itulah yang nantinya akan fix sebagai nama anak. Ya, keempat anak kami, begitulah proses pemilihan namanya.

Hanin Athifah, yang kelahirannya dinanti selama Ramadhan, ternyata maunya lahir di bulan Syawwal, tepat di tanggal 2 Syawal 1429 H bertepatan dengan 16 Juni 2018 M.

Proses kelahirannya bagi saya lumayan lama dibanding sebelumnya (anak ke3).
Mulai kontraksi setelah sholat Isya, tapi belum teratur. Waktu itu saya jalan mondar mandir dalam rumah, berdiri jongkok juga, berharap persalinan segera tiba. Tidak lama, ada darah yang keluar.
"Abi, hampir betulanma ini lahiran.", kataku. (Ada kata "betulan" soalnya saya sudah sering-sering bilang kalau hampir lahiran padahal cuma kontraksi palsu).

Tapi, tidak seperti biasanya, darahnya darah segar, tidak seperti tanda persalinan yang disebutkan yaitu lendir bercampur darah. Tidak seperti tanda persalinan sebelumnya juga.

Akhirnya, memberanikan diri nanya via whatsapp ke bidan yang kukenal, untungnya kontrol terakhir saya sempat meminta nomor hp beliau. Dibalasnya agak lama.

Sampai jam 11.30 malam, saya tetap jalan mondar mandir hingga rasanya agak lelah dan ngantuk. Saya paksakan untuk istirahat, baring dan tidur. Alhamdulillaah bisa tidur tapi gak nyenyak, soalnya kontraksi lumayan teratur. Per 5 menit sekali dengan durasi 1 menit. Begitu terus. Hingga menjelang shubuh, rasa-rasanya sudah sakit sekali dan saya membangunkan suami yang juga lagi terbaring sakit. Beliau menyuruh siap-siap dan rencana akan mengantar saya setelah sholat shubuh. Tapi saya bilang "Jangan, tunggu saya sholat shubuh trus kita berangkat, qt sholat shubuh di jalan saja".

Oke.

Setelah saya sholat shubuh di rumah, kami berangkat berdua, meninggalkan dua anak yang lagi tidur di kamar. Tidak memberitahu orang-orang rumah juga karena rencananya, nantilah kalau sudah lahiran. Lagipula, waktu itu juga gak enak membangunkan orang-orang di rumah.

Berangkatlah kami dengan membawa tas yang jauh hari sudah dipersiapkan. Di tengah jalan, suami singgah untuk sholat shubuh.

Tiba di RB Wahdah sebelum pukul 6 *gak sempat liat jam*. Suami duluan turun dari mobil disambut sama satpam RB. Saya agak lama turun dari mobil, karena menunggu kontraksi hilang dulu.

Kontraksi hilang, saya turun dari mobil kemudian langsung menuju ke ruang persalinan. Waktu itu, pintu masih tertutup. Saya ketuk pintunya, tiba-tiba kontraksi datang lagi, akhirnya duduk depan ruangan. Dibantu sama satpam untuk ketuk pintu, alhamdulullah bidannya muncul juga dari balik pintu. Dan masyaallah, ternyata bidannya itu yg saya chat semalam.

Masuk ruang persalinan, disuruh bersih2 dulu trus periksa dalam. Pas diperiksa, ternyata baru bukaan 3. Hiks, sudah sesakit itu masih pembukaan 3, masih 7 pembukaan lagi. Akhirnya disuruh jalan karena ketuban masih utuh juga katanya.

Jalanlah saya, turun dari tempat tidur dengan susah payah karena kontraksinya gak berhenti2 dan teratur, subhanallah. Kata bidannya, Insyaallah gak lama lagi kalau kontraksinya kayak gitu, biasanya pembukaannya loncat, bisa saja langsung pembukaan 10.

Niatnya mau jalan, akhirnya saya keluar dari ruang persalinan menemui abi yang tepat berada di luar ruangan. Saya minta tolong untuk diambilkan tas perlengkapan bayi nya di mobil. Suami belum beranjak dari tempatnya, saya juga masih depan pintu ruang bersalin, tiba-tiba ada yang mengucur deras, tak bisa ditahan. Saya melihat ke lantai, seperti air. Saya bilang ke bidan, "kak, ini apa? Ketuban ya? Atau air kencing? Hehe". Niatnya mau membersihkan lantai, tapi bidannya larang "Gak pa2ji dek, masukmeki. Air ketuban itu".

Akhirnya, masuk lagi ke ruang persalinan, naik ke tempat tidurnya disuruh baring saja.
"Karena ketubannya sudah merembes, jadi qt baring saja menunggu.", kata kakak bidan.

Periksa dalam lagi, alhamdulillaah maju ke pembukaan 6, selanjutnya 8. Lalu disuruh duduk jongkok di tempat tidur biar kepala bayi cepat turun. Pas jongkok, eh, mau pup. Saya minta izin ke wc, gak diizinkan. Disuruh pup di tempat, hiks, malu, gak enak juga. Akhirnya, tetap di tempat tidur.

Setelah itu, saya dibersihkan lalu berbaring lagi. Periksa dalam lagi. Ternyata sudah pembukaan 10, tapi kepala masih di atas, belum muncul.

Saya paksakan mengedan pas kontraksi. Tiba-tiba, bidan bersiap2.
"Iya, mengedanmeki dek, terus... stop"

Alhamdulillaah, Hanin Athifah lahir pagi itu pukul 07.15.
Alhamdulillah di ruang persalinan juga cuma kurang lebih 2 jam sampai lahiran.

Setelah lahiran, lumayan lama juga recovery nya. Jahit menjahit dimulai, IMD, pembersihan bayi dan pemulihan. Saat masa pemulihan itu, mama mertua dan lago datang. Tidak lama kemudian, pukul 10 pagi, alhamdulillah diizinkan masuk ke kamar perawatan dan kami memilih kamar VIP A (ruang Saudah 1).
Tiba di ruang perawatan, ternyata AC nya gak jalan. Di kamar itu rasanya panas, belum lagi kamarnya gelap.

Pas dijenguk sama aba-ummi dll, akhirnya dipindahkamarkan lagi ke Saudah 2. Disitu alhamdulillah agak terang, AC nya juga bagus.

Lahiran di RB Wahdah memang sudah direncanakan sejak awal kehamilan. Walau sempat bingung juga pas mendekati persalinan, antara Sinjai atau Makassar. Berhubung abi sakit dan sekalian mau berobat, akhirnya fix, kami lahiran di Makassar.

Sebelum lahiran, pernah periksa di klinik Soph*ar*, disana juga bagus. Cuma, bagi saya, RB belum ada tandingannya. Saya nyaman lahiran disana, adem liat bidan, perawatnya, dan dokternya, maa sya Allah, baarokallahu fiiha

Punya empat anak, ketiganya lahir di RB wahdah. Kecuali anak ketiga yang lahirannya di Sinjai, karena waktu itu, menjelang idul adha. Tapi, kalau kontrol kehamilan, selalunya di RB Wahdah.

Sekian dulu cerita tentang anak ke4 kami.
Semoga Hanin Athifah kelak jadi anak sholehah, hafidzah, mujahidah dan bermanfaat buat ummat, aamiin

Rabu, 01 Agustus 2018

Faqih dan Kenangannya

Bismillaah...

Ummi, cobanya masih ada abi, kata Faqih.
Saya: Kenapa?
Faqih: Bisa ka' sholat di mesjid

Selama abinya gak ada, Faqih sholatnya di rumah, kecuali ada temannya ke mesjid atau diajak sama om/sepupunya.

Semasa hidup beliau rahimahullah, memang Faqih yang paling sering ikut ke mesjid sama abinya. Selalu dan memang tiap adzan, dia yang dipanggil untuk bersegera (karena anaknya pergerakannya agak lambat dan biasa bikin terlambat dan bikin abinya jadi masbuk). Paling sering diajak juga sejak usianya masih 1,5 tahun. Beda sama adeknya, Ziyad. Kalau Ziyad, jarang dibawa karena "anak ummi". Faqih, dia cepat dewasa (deng toa), makanya suka dibawa sama abinya. Bukan hanya ke mesjid, tapi kemana saja abinya pergi.

Kadang-kadang, beliau mengenang abinya.
Disuruh ngaji/muroja'ah, disuruh sholat, dibangunkan, atau disuruh cepat2 sarapan, disuruh mandi. Ketika saya yang mengambil alih itu semua lalu cara saya berbeda dengan abinya, Faqih langsung bilang:
"Kalau abi itu nda begitu, kalau abi itu begini". 😑😑😑

Kemarin, Faqih bilang,
"Ummi, cobanya janganmi dulu abi yang meninggal, orang lainmo"
Saya spontan menjawab,
"Meninggal semua nanti orang, nak. Kita meninggal, saya meninggal, semuanya". Kata-kataku berhenti disini dan saya tidak sanggup melanjutkan karena menahan air mata biar gak tumpah depan anak lebih berat dari melanjutkan kata2 nasehat.

Dan hari ini, dia rindu sama abinya.
"Ummi, nda pernahma lagi liat abi. Sini dulu hp ta, mauka liat foto2nya waktu masih hidup".