Kamis, 11 Maret 2021

Tantrumnya Hanin

Bismillah...

Tantrum itu apa? Kalau menurut saya, tantrum itu.. ungkapan perasaan anak yang "berlebihan", biasanya dengan menangis (tidak seperti biasanya), berguling-guling di lantai / tanah ataukah melempar barang yang ada di sekitarnya. Tantrum biasanya di usia 3 sampai 4 tahun ke atas. Namun, setelah baca-baca dan mendengar penjelasan dari pemateri parenting, katanya tantrum bisa dimulai dari usia 1 tahun. 

Tantrumnya Hanin, cepat sekali menurutku, kalau dibandingkan dengan saudaranya yang lain yaa. Ataukah saya masih belum sadar kalau anak bungsu ku ini sudah bukan bayi lagi?!

Sangat menguji kesabaran saat tantrumnya datang. Kadang, hal sepele (menurut ku), misal dia mau sesuatu yang sudah habis atau tidak ada stoknya. Kadang juga tidak jelas masalahnya, misal bangun tidur yang dilanjut nangisnya lama. Dugaan sementara, tantrumnya karena dia kesepian. Kakak-kakaknya di rumah yang satu, dia di rumah yang lain. Tapi susah juga, karena gak mau pisah sama umminya. Di ajak main sama kakaknya, gak mau. Mau sih kalau umminya ikut juga.

Ya, sejak habis sakit beberapa pekan yang lalu, sampai sekarang (sudah sembuh, alhamdulillaah), Hanin melengket sekali sama saya. Ditinggal mandi atau sholat (tanpa izin sama dia), nangis nya kayak sudah ditinggal berhari-hari. Walau begitu, di satu sisi saya bersyukur dan menikmati masa-masa ini, usia anak 0-5 tahun yang seharusnya mereka belajar dan dekat dengan umminya.

Hari ini, kembali membawa Hanin ke rumah orang tua untuk main bersama kakaknya, disebabkan karena pagi tadi tantrum lagi. Saya tau dia kesepian. Saat tiba di rumah orang tua, dia ceria, tapi tetap saja menjaga saya biar gak kemana-mana. Walau pada akhirnya saya bisa pergi sembunyi-sembunyi.

Sore tadi, ada 'undangan' zoom yang Aba kirim ke grup keluarga, temu via zoom dengan ponakan di Arab. Saat saya masuk, saya aktifkan video dan menyapa Musa, ponakan Arab yang belum pernah bertemu langsung. Saya lupa kalau ada Hanin yang sudah aktif duluan.

Ziyad: "Ummi, na pukulki Hanin kamera ta' (video ku di zoom)"

Saya lalu menyapa Hanin, eh tambah nangis. Akhirnya saya diam dan menonaktifkan video. Di rumah sana, saya melihat Aba sibuk mendiamkan Hanin. Dan juga terdengar suara-suara lain yang membujuk Hanin berhenti nangis.

Sampai Hanin terdiam dan saya menganggap suasana aman, saya lalu  kembali membuka video tapi tetap menonaktifkan suara. Tiba-tiba, Hannan nyeletuk,

"Raidah Muharrikah dilarang bicara."

"Hanin... bukan ummi ini, tapi Raidah Muharrikah."

"Raidah Muharrikah, janganki bersuara nah, matikan suara nya'"

Hahaha..

Baru kali ini saya ikut zoom, mau bicara tapi dilarang.

Akhirnya, cuma bisa memandangi wajah anak-anak dan ponakan di layar hape tanpa sapaan. Karena jika saya nampak di layar zoom dan mengaktifkan audio, suasana pertemuan 'rusak' dan hanya didominasi oleh tangisan Hanin.

Semoga cepat berlalu "tantrumnya Hanin".


Temu Bocah


Ilma, 1 Maret 2021