Kamis, 30 April 2020

Tiga Doa

Bismillaah...

Bacalah 3 doa ini di dalam sujud, manfaatnya luar biasa..

Dears, salah satu doa yang dikabulkan adalah saat sujud apalagi di bulan Ramadhan saat sekarang. Untuk itu, di sinilah saat terbaik untuk kita meminta kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala..

Dari Syeikh Abdul Aziz Bin Baaz, ada tiga doa yang sebaiknya tak dilewatkan dalam sujud, yuk hafalkan dears 😉

1. Diwafatkan Dalam Keadaan Khusnul Khotimah⠀
اللهم إني أسألك حسن الخاتمة⠀
Allahumma inni as’aluka husnal khotimah⠀
Artinya: “Ya Allah aku meminta kepada-mu husnul khotimah”⠀

2. Agar Diberikan Kesempatan Taubat Sebelum Wafat⠀
اللهم ارزقني توبتا نصوحا قبل الموت⠀
Allahummarzuqni taubatan nasuha qoblal maut⠀
Artinya: “Ya Allah berilah aku rezeki taubat nasuha (atau sebenar-benarnya taubat) sebelum wafat”⠀

3. Agar Hati Kita Ditetapkan di Atas Agamanl-Nya⠀
اللهم يا مقلب القلوب ثبت قلبي على دينك⠀
Allahumma yaa muqollibal quluub tsabbit qolbi ‘ala diinika⠀
Artinya: “Ya Allah wahai sang pembolak balik hati, tetapkanlah hatiku pada agama-mu”⠀

Kemudian saya sampaikan, jika kau sebarkan perkataan ini, dan kau berniat baik denganya, maka semoga menjadikan mudah urusan urusanmu di dunia dan akhirat.

Dears, lakukanlah kebaikan walau sekecil apapun itu, karena kita tidak mengetahui amal kebaikan apa yang dapat menghantarkan kita ke Surga Allah..😊⠀

Semoga bermanfaat dan bisa diamalkan dalam sujud kita, aamiin. 


#catatanramadhan1441H⠀

Rabu, 29 April 2020

Mengapa Doa Belum Terkabul?

Bismillaah...

Mengapa Allah Belum atau Tidak Mengabulkan Permohonan/Doa Saya Di Dunia?

Terkadang kita ingin suatu hal, misal ingin sekali hidup nyaman, tentram tanpa gangguan darimanapun. Kita sering berdoa untuk itu. Namun kenyataannya, kita selalu saja mendapatkan gangguan, fitnah, dan masalah. Semakin kita menjauh atau menghindar dari masalah tersebut, maka semakin mendekat pula masalah itu. Hingga suatu saat, kita bosan, kita jenuh, sedih sekali.

Dan ternyata, itulah cara Allah menyayangi kita. Dengan masalah tersebut, Allah ingin kita mendekat padaNya. Dengan gangguan itu, Allah ingin kita lebih giat beribadah.

Allah paling tahu apa yang terbaik untuk ciptaanNya, sangat berbeda dengan pandangan manusia. Di mata manusia, mungkin ia buruk, tidak enak, menyakitkan, namun ia hanya melihat satu sisi. Sementara Allah, melihat semua sisi yang tidak mampu dan tidak diketahui oleh manusia.

Bisa jadi, ketika masalah itu tidak menghampiri kita, kita akan lalai, kita akan jauh dan tidak lagi dekat dengan Allah. Dan mungkin yang paling fatal adalah kita terlena dengan segala kenyamanan dan kenikmatan hidup hingga tak lagi mengingat pencipta kita, wal iyadzu billaah.

Begitulah Allah, ilmunya meliputi segalanya, sementara manusia hanya secuil. Karena ilmunya Allah berbeda dengan ilmunya kita. Maka selalu jalani hidup ini dengan hati yang lapang menerima takdir dan mintalah pada Allah agar selalu dibimbing dan diberikan segala sesuatu yang terbaik untuk agama kita. Bukan hanya untuk kebaikan dunia namun juga kebaikan dunia dan akhirat kita.


6 Ramadhan 1441 H
29 April 2020 M


#catatanramadhan1441H

Selasa, 28 April 2020

Air Nabeez Dicampur Susu, Bolehkah?

Bismillaah...

Bismillah...

#Dilarang_Dalam_Ilmu_Kesehatan
#Thibbun_Nabawi
#Ittiba'

Tentang TIDAK disarankannya mencampur nabeez/rendaman kurma dengan susu ya.. mumpung biasanya pas puasa jd trending..

*Bolehkah Mencampur Susu dengan Kurma?*

Di awal Ramadhan ada pesan berantai melalui whatsapp mengenai resep kurma. Namun ada bahasan yang membuat beberapa orang bertanya kepada saya, yaitu bagaimana jika nabidz kurma dicampur susu? Beberapa menjadi bimbang karena di satu sisi dinyatakan manfaat mencampur air nabidz kurma yang dicampur susu.

Berikut ini sedikit ulasan yang sumbernya saya ambil dari beberapa kitab Ath-thibbun Nabawi.

Bagaimana jika mencampur nabidz kurma dengan susu?

Dalam kitab _Ath-thibbun Nabawi_ karya Imam Ibnul Qoyyim (hal. 324), Bab *“Berbagai Anjuran yang Bermanfaat dalam Pengobatan dan Gaya Hidup.”*

Dinyatakan :

ومَن جمع فى مَعِدَتِهِ اللَّبنَ والنِّبيذَ، فأصابه بَرَصٌ أو نِقْرِسٌ، فلا يلومَنَّ إلا نفسَه.
“Barangsiapa yang menggabungkan dalam lambungnya susu dengan nabidz, maka apabila ia menderita lepra atau asam urat, tidak ada yang bisa disalahkan kecuali dirinya sendiri.”

Pernyataan hampir sama didapati pada kitab Al-Adab Asy-Syar’iyyah (II/ 359), karya Imam Ibnu Muflih al-Maqdisi al-Hambali. Beliau rahimahullah mengutip pernyataan para dokter waktu itu, bahwasannya tidak cocok menggabungkan dalam lambung antara susu dengan nabidz karena akan mencetuskan penyakit lepra dan asam urat.

Secara definisi nabidz ada dua jenis, yang manis atau memabukkan. Bahannya dapat terbuat dari anggur, kismis, kurma, buah tin kering, madu atau bahan lain yang direndam dalam air, dimasak/ dan atau difermentasi.
Bahasan lengkap mengenai berbagai jenis nabidz dapat dibaca di kitab al-Mu’tamad fil Adwiyah al-Mufradah karya Ibnu Rasul Al-Ghassani.

Ketika merendam buah kering dalam air maka gula dari buah tersebut akan terlarut dalam air, inilah yang disebut juga dengan naqi’ (Infusa). Apabila mengalami reaksi lanjutan karena faktor iklim dan cuaca, bisa juga karena sengaja difermentasi, nabidz dapat berpotensi berubah menjadi dua produk turunan, cuka atau khamr.

Kandungan asam cuka atau etanol ini yang walau sedikit, apabila dikonsumsi bersamaan dengan susu berpotensi membuat susu menjadi rusak, sehingga menghasilkan kimus abnormal dalam istilah kedokteran Arab. Bisa jadi itulah maksud dari kutipan himbauan para ulama di atas.

Lalu pertanyaannya, bisakah kurma dicampur dengan susu?

Pertanyaan ini ada jawabannya pada kitab Mausu’ah ath-Thibbun Nabawi karya Abu Nu’aim al-Isfahani (Hal. 687-888).
Di halaman tersebut terdapat Bab “Al Labanul Halibu Ma’at Tammari Mukhossibul Lil Badani Jiddan.”
Artinya, “Susu Tawar Bersama Kurma Amat Menyuburkan Tubuh.”

Beliau rahimahullah menyandarkan bab ini pada dua hadits, yang juga diriwayatkan Imam Ahmad dalam al-Musnad dan Ibnu Sunni.

Satu riwayatnya berbunyi : Dari A’isyah radhiallahu’anha, “Bahwasannya Nabi shallallahu’alaihi wassallam menyebut susu dan kurma kering adalah dua jenis obat.” (Riwayat Ibnu Sunni).
Namun demikian, riwayat tersebut perlu ditelusuri lagi lebih lanjut derajatnya.

Para pakar waktu itu tidak mencampur nabidz dengan kurma, metode mereka membuat formula rendaman susu kurma adalah merendam langsung kurma kering (tamr) ke dalam susu murni yang belum asam (halib) dan dibiarkan semalaman, kemudian diminum pada pagi harinya atau sebaliknya.
Jadi dalam bab tersebut diketahui hanya menggabungkan langsung antara kurma kering dengan susu tawar segar, tidak dengan buah lainnya. Sedangkan nabidz dapat dibuat dengan merendam dalam air kurma basah (ruthob), kurma kering (tamr), anggur, kismis dan sebagainya.

Imam Abu Nu'aim rahimahullah tidak menyebutkan nabidz kurma akan tetapi kurma dengan susu halib (tawar dan segar), bukan laban ra'ib (susu asam). Apabila menggunakan bahan nabidz beliau akan menyebut nabidz, karena di bab lain dinyatakan berbagai manfaat nabidz kurma dan kismis.

Perlu diingat, sebelum merendam kurma kedalamnya, susu segar perlu dipausterisasi agar tidak asam karena proses perendaman (naqi’) dilakukan pada suhu ruang, bukan di dalam kulkas.

Demikian penjelasan dari saya yang memilih pendapat sebaiknya merendam langsung kurma kering (tamr) dalam susu tawar.

Dari hamba yang faqir.
Joko Rinanto,

Penulis Buku Keajaiban Resep Obat Nabi : Menurut Sains Klasik dan Modern.

#catatanramadhan1441H

Senin, 27 April 2020

Syariat & Perasaan

Bismillaah

Syariat itu adalah apa yang datang dari Allah dan RasulNya, bukan berdasarkan daya tangkap si fulan atau si fulan.

Sangat disayangkan ketika ada orang mengatakan sesuatu yang jelas dalam syariat (agama) dengan sesuatu yang tidak masuk akal. Iya, tidak masuk di akalnya, namun para ulama sudah sangat memahaminya. Ketika kita mendapati syariat yang tidak masuk akal, maka salahkan akal kita, bukan syariatnya.

Akal kita terbatas, perasaan tiap orang berbeda. Bagaimana jadinya agama ini jika setiap syariat harus diberikan sesuai perasaannya. Maka syariat ini akan menjadi sesuatu yang dibuat-buat oleh manusia, masing-masing sesuai dengan hawa nafsunya, masing-masing sesuai dengan keadaannya, maka tidak akan ada kejelasan tentang syariat ini.

Ketika kita menganggap syariat itu berat, maka mungkin saja hati kita sedang lemah. Ketika sebaliknya, menganggap syariat tersebut mudah, mungkin hati kita lagi ekstrim dari yang seharusnya. Syariat itu mengarahkan kita pada fitrah yang sesungguhnya.

Hal seperti ini biasa terjadi pada orang yang menambah-nambah amalan berdasarkan perasaannya. Ketika ditanyakan dalilnya mana, apakah Rasulullaah pernah mengerjakannya? Lalu mereka menjawab, tidak pernah dilakukan Rasulullaah namun ini sesuatu yang bagus. Iya, bagus dari segi pemikiran dan akalnya, namun bertentangan dengan syariat.

Yang menjadi patokan kita adalah Rasulullah. Beliau, shallallaahu 'alaihi wasallam, walaupun telah dijamin masuk syurga, tetap mengerjakan ibadah-ibadah yang disyariatkan. Padahal bisa saja beliau bersantai karena sudah dapat jaminan. Namun beliau tetap beribadah selain sebagai bentuk kesyukuran beliau, juga untuk memberikan pengajaran kepada umatnya bahwa beginilah ibadah yang maksimal, sempurna dan tidak membutuhkan tambahan.


4 Ramadhan 1441H
27 April 2020 M


#catatanramadhan1441H

Minggu, 26 April 2020

Buah Keikhlasan Nabi Yusuf

Bismillaah...

Bagaimana manfaat keikhlasan seseorang dalam kehidupan akhiratnya?

Orang yang senantiasa ikhlas, Allah akan senantiasa jaga ia dari kemaksiatan.

Sebagaimana nabi Yusuf, lelaki normal, yang diajak berzina oleh seorang perempuan yang merupakan istri Raja yang cantik jelita. Hampir saja nabi Yusuf mengikuti namun segera saja ia mengingat peringatan dari Allah tentang haramnya berzina dan bermaksiat.

"Dan sungguh, perempuan itu telah berkehendak kepadanya (Yusuf). Dan Yusuf pun berkehendak kepadanya, sekiranya dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, Kami palingkan darinya keburukan dan kekejian. Sungguh, dia (Yusuf) termasuk hamba Kami yang terpilih (mukhlashin)." (Yusuf:24)

Buah keikhlasan dari kisah nabi Yusuf adalah terjaga dari kemaksiatan. Walaupun tidak ada seorang pun yang melihatnya bahkan dipaksa untuk berbuat kemaksiatan.

Kalaulah bukan karena Allah, maka ini adalah kesempatan buat orang yang tidak ikhlas. Di depan manusia, mungkin ia begitu hati-hati dan peka dengan kemaksiatan, kalau sudah bersendirian, semaunya berbuat kemaksiatan, wal'iyadzu billah.

Namun, Allah membuktikan bahwa nabi Yusuf tidak demikian. Beliau meninggalkan kemaksiatan karena keikhlasan beliau.

Dan, ikhlas itu juga perlu taufik dari Allah. Kita wajib untuk berusaha ikhlas dan orang yang bisa betul-betul ikhlas hanyalah orang yang Allah pilih. Maka selalu lah meminta pada Allah diberikan keikhlasan.

(Kajian Hadits Ust Yusron hafidzahullaah)

3 Ramadhan 1441 H
26 April 2020 M

#catatanramadhan1441H

Sabtu, 25 April 2020

Andai Ini Ramadhan Terakhirku

Bismillaah...

Menghadirkan rasa bahwa mungkin Ramadhan ini adalah Ramadhan terakhir kita adalah
sangat benar dan sangat relevan walaupun ia adalah sesuatu yang sering kali kita ulangi hampir tiap tahun.

Ketika kita menjumpai lagi Ramadhan tahun ini dan kilas balik Ramadhan tahun lalu, kita akan melihat kanan kiri kita, keluarga kita, teman kita, sahabat kita atau orang lain yang kita kenal. Diantara mereka ada yang dulu masih bersama dengan kita dan tahun ini tidak bersama lagi. Berarti tahun lalu adalah ramadhan terakhir baginya. Selalu saja kita akan mendapati seperti itu. Dan boleh jadi, tahun ini adalah giliran kita.

Dahulu Rasulullaah pun mengajarkan kita,
"Kalau kalian sholat, sholatlah seperti ingin meninggalkan dunia ini". Idealnya seperti itu.
Seharusnya ketika kita sholat, kita mengatakan boleh jadi ini sholat shubuh terakhir kita. Begitupun dengan amalan dan ibadah lainnya.

Manfaatnya adalah agar kita memberikan persembahan dan kualitas ibadah terbaik untuk Allah, SEKARANG dan tidak menunda!

Tidak ada orang yang paling menyesal dengan penyesalan paling tulus kecuali orang-orang yang sudah meninggalkan dunia ini.

Kita, kadang berazzam untuk lebih baik, namun hanya sementara dan kadang tidak konsisten. Namun orang yang ditetapkan ajalnya, mereka mengatakan "Seandainya masih bisa ditunda sebentar saja, ya Allah". Cuma sayang sekali, mereka tidak lagi bisa mendapatkan kesempatan kedua.

Boleh jadi Ramadhan ini adalah terakhir buat kita adalah kenyataan.
Sebagaimana Rasulullaah di haji Wada mengatakan dalam nasehatnya "Boleh jadi, saya tidak akan temui lagi kalian (para shahabat) setelah ini".
Begitupun dalam persoalan puasa Muharram (asyura), ketika sahabat mengatakan bahwasanya di tanggal 10 Muharram, orang Yahudi juga berpuasa, lalu beliau mengatakan, "Kalau saya masih diberikan kesempatan tahun depan, maka saya juga akan berpuasa di tanggal 9 untuk menyelisihi mereka". Namun ternyata ini justru isyarat kalau beliau akan meninggal.

Orang yang selalu menghadirkan kematian dalam hatinya, maka itu akan menghadirkan ruh yang tidak akan bisa dirasakan oleh pencinta dunia.

Orang yang ingin meninggalkan dunia pasti ingin selalu mempersembahkan ibadah terbaiknya.
Kematian itu sangat dekat dan menghampiri, boleh jadi menghampiri orang-orang yang selama ini tidak kita sangka.

Cukuplah kematian menjadi nasehat yang paling berharga.
Ketika kita mengatakan, boleh jadi ini ramadhan terakhir, yang kita inginkan disini adalah energi positif dan semangat besar untuk berbuat kebaikan.

Maka jadikan Ramadhan ini adalah Ramadhan terbaik selama hidup kita karena boleh jadi tahun depan ia tak lagi kita jumpai.

2 Ramadhan 1441 H
25 April 2020 M


#catatanramadhan1441H

Jumat, 24 April 2020

Ujian Dunia

Bismillaah...

Ujian yang datang kepada kita itu ada 2 kemungkinan:
1. Karena dosa
2. Karena konsekuensi dari keimanan

Ada orang yang tidak melakukan dosa besar tetapi diberikan kesulitan oleh Allah, maka itu ujian. Allah melihat ada dosa-dosa yang mungkin dia dilakukan, Allah ingin gugurkan.

Ada yang kedua, bisa jadi ada kesulitan yang kita dapatkan disebabkan karena dosa yang kita kerjakan. Allah membalasnya dengan ujian di dunia supaya nanti di kehidupan akhirat, sudah selesai hisabnya.

Sebuah kisah nyata, ada seorang ulama yang bernama Muhammad bin Sirin. Beliau adalah pedagang madu yang cukup sukses. Tetapi akhirnya beliau jatuh bangkrut, terlilit hutang dan akhirnya beliau dijebloskan ke dalam penjara, padahal beliau ulama. Ketika beliau di penjara, beliau merenung, mungkin ada dosa yang telah dilakukan. Beliau membuka lembaran-lembaran memori hidupnya, apa dosa yang telah dikerjakan yang belum ia taubatkan. Lalu memorinya terbang ke beberapa puluh tahun yang lalu ketika beliau pernah mencela orang dengan mengatakan, "Hai orang yang bangkrut!". Ucapan itu sudah lama, puluhan tahun yang lalu dan ketika beliau mencela orang tersebut ternyata itu dibalas oleh Allah. Beliau diberikan ujian. Muhammad bin Sirin akhirnya mendapatkan usahanya bangkrut dan dijebloskan ke penjara. Ulama besar ini akhirnya paham, tidaklah aku diberikan ujian penjara ini untuk  membayar atas ketidakmampuanku membayar utang disebabkan ucapanku pernah mencela orang ketika aku memanggilnya dengan panggilan, "Hai orang yang bangkrut".

Disinilah kita paham, kadang-kadang ujian yang Allah berikan kepada kita adalah karena dosa yang pernah kita kerjakan. Bukankah Nabi Yunus diterkam ikan paus disebabkan ketidaksabaran beliau menghadapi kaumnya dan meninggalkan kaumnya dalam kondisi marah? Lalu kemudian Allah mengujinya.

Mengapa orang-orang beriman seperti nabi Yunus, Muhammad bin Sirin, langsung diuji seperti itu? Supaya Allah tidak lagi perhitungan dengan mereka di akhirat ketika mereka telah ditebus dengan ujian yang Allah berikan di dunia.

Sama dengan kita. Kalau ada diantara kita yang diberikan ujian yang berat, bisa jadi itu karena ada dosa yang kita lakukan dan itu cukup besar, sampai akhirnya Allah memberikan kesulitan dan ujian pada kehidupan kita untuk membersihkan dosa kita di masa lampau dan Allah tidak lagi perhitungan dengan kita di akhirat.

"Orang yang ingin sekali menyelesaikan masalah dan mengubahnya menjadi anugrah, pastikan bahwasanya dia banyak bertaubat karena bisa jadi ada masalah yang kita jumpai dalam kehidupan kita disebabkan karena dosa yang kita lakukan."

disadur dari ceramah singkat ust Oemar Mita hafidzahullaah


Di penghujung 1 Ramadhan 1441 H
Jumat, 24 April 2020

#catatanramadhan1441H