Rabu, 09 Maret 2016

Gerhana Matahari 2016

Bismillaah...

Dari kemarin, rameee sekali orang-orang membicarakan gerhana matahari. Dari bulan lalu malah. Sempat liat juga ada yang jual kacamata buat gerhana dan waktu itu saya belum 'ngeh'. Ternyata...

Hari ini, hari yang disebut-sebut akan terjadi peristiwa langka, peristiwa yang mungkin terjadi sekali dalam ratusan tahun.

Dari kemarin sudah woro-woro sebar undangan buat sholat gerhana. Saya, yang qaddarullaah lagi berhalangan untuk sholat, bangun hari ini dengan santai. Beraktivitas seperti biasa (mencuci). Setelah mencuci, langit seperti mendung, subhanallaah.. tapi tetap, saya tak bisa melihat gerhana seperti yang ditayangkan di televisi. Namun, saat itu, jam 8 tepatnya, kondisi begitu gelap. MENGERIKAN bagi saya. Perbanyak istighfar, karena Rasulullaah mengatakan, tidaklah gerhana datang melainkan sebagai adzab buat suatu kaum, naudzubillaah...

Pemandangan berbeda terlihat di televisi. Orang-orang menyaksikan gerhana dengan sorak sorai, teriakan bahkan lompat-lompat pertanda senang. Subhanallaah...

Saya jadi merinding, bagaimana jika saat ini juga, Allah tak memunculkan kembali matahari. Bagaimana jika saat ini juga, hari kiamat betul-betul terjadi. Sekali lagi, saya MERINDING ketakutan.

Di sisi lain, anak tertua saya, 'Abdullah Faqih (5y2m) yang sejak kemarin menanti, yang sejak kemarin pertanyaannya tak pernah bergeser "Ummi, besok hari kiamat?", hari ini ia bangun dengan semangat. Ia berniat untuk ikut sholat gerhana bersama abinya. Tapi, ternyata ia tak sadar ikut ke tantenya yang mau ke pasar. Alhasil, ia tidak ikut bersama abinya.

Sepulang dari pasar, ia berteriak.
"Mana abi, ummi?"
"Abi ke mesjid."
"Masjid mana?", teriaknya kembali.
"Ke mesjid dekat rumahmeki' qt, nak. Ada mungkin nenek bapak disitu".

Ia kesana. Dan kembali lagi ke rumah dengan tangisan.
"Tidak ada, ummi".
Ia menangis lagi, mencari abinya. Menyuruhku menelpon, tapi yang ditelpon tak jua mengangkat hpnya.
"Mungkin lagi sholat gerhana mi, nak".
Ia menangis, meraung-raung "Tidak sholat gerhana ma' saya, ummi".

Yah, qaddarullaah..

Setelah matahari muncul kembali, Faqih kembali mengatakan "Nanti malam beginiji lagi. Gelap lagi ummi toh".

"Iye, nak. Sebentar gelapji lagi, kalau malam"
"Sudahpi sore ummi toh?"
"Iye..."

Apa yang terbaik, itulah yang terjadi


Sinjai, 9 Maret 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar