Gara-gara liat postingan jamaah haji berseliweran di medsos, jadinya rindu momen setahun yang lalu. Momen yang sudah terlewati tapi rasanya masih seperti mimpi bisa melewati semua rangkaiannya.
Awal mula ingin sekali berhaji itu... saat Abu Faqih pulang dari haji kalau gak salah tahun 2015. Beliau selalu sounding ke saya, "Kalau qt mau berhaji, berhaji lah di usia muda."
Ya, tentu bukan tanpa alasan sampai beliau mengatakan seperti itu. Padahal, beliau hajinya reguler, bukan mandiri atau yang non resmi.
Sejak saat itu, saya bertekad (bisa dibilang berambisi alias mauuuuu skali) untuk bisa berhaji segera. Setiap ada seseorang yang kukenal dan kebetulan lagi umroh atau haji saat itu, maka kuminta untuk mendoakan agar saya bisa berhaji segera.
Tahun 2020, ketika ada adik yang masih kuliah di Saudi menawarkan ke orang tua terutama ummi saya untuk ziyarah ke sana sekaligus berhaji, saya pun tak ketinggalan. "Ikut ka' nah, ummi, aba". Alhamdulillaah diiyakan. Diurus lah ini itu, persuratan disana dll. Qaddarullaah, musim Covid melanda. Rencana batal dan ntah kapan bisa kesampaian. Tapi, kami tidak putus asa. Kami terus berdoa agar Allah memanggil kami di kondisi terbaik kami.
Tahun 2023, Ummi ternyata memutuskan untuk berhaji saat itu. Saya? Qaddarullaah, ternyata Allah belum izinkan dikarenakan ada baby 1 tahun yang tentu lebih butuh saya, umminya. Kurelakan ummi dan aba ku sebagai pendamping dan pembimbingnya ummi untuk berangkat, sambil minta didoakan, agar tahun depan kami lah yang bisa berhaji mengikuti jejak mereka.
Pun dengan adik saya yang tahun 2023 itu baru tahun pertama di Madinah, Saudi, saat ia pertama kali umroh, saya langsung meng-wapri-. Doa yang kutitip hanya, "Doakan nah bisa berhaji tahun depan (2024)". Hanya itu!
Oiya, saking berambisi nya saya untuk berhaji, tahun 2023 itu, saya sempat menabung 50jt ke salah satu ust yang punya travel. Pikirku, nabung aja dulu, tentang kapan, biarlah Allah yang menentukan.
Sepulang ummi dari berhaji, berceritalah beliau ke kami, "Usahakan mi pergi haji cepat2, kalau kayak qt mi ini, sudah tua, siksa sekali, banyak mi penyakit, susah jalan, dll, kalian itu masih muda, mumpung masih kuat jalan, dst dst", dan itu selalu di sounding ke kami setiap beliau mengisahkan perjalanan hajinya.
Lalu, bagaimana saya tidak tambah semangat untuk bisa berhaji SEGERA!
~~
Akhir tahun 2023, disinilah semuanya bermula.
28 Desember akhir tahun itu, masuk whatsapp dari adikku,
"Rencana mauka berangkat haji sama Uya (istrinya) tahun depan pake visa ziarah.
Seperti aba tahun lalu.
Sdh ku hitung2 totalnya 80 jt/org, sdh longgarmi."
"Ikutt", balas ku saat itu.
Walau dana fresh masih belum cukup di tangan, tapi bismillaah ya Allaah...
Disuruhlah kami mengurus paspor sebagai persyaratan pengambilan visa.
Tentang pengurusan paspor, sudah kami ceritakan di blog ini 👉 https://blognya-muharrikah.blogspot.com/2024/01/mengurus-paspor.html
Jadi langkah awal, kami urus paspor dulu. Karena sebelumnya saya sudah pernah punya paspor, jadinya sisa diperpanjang. Saya mengurusnya di awal bulan Januari 2024.
Setelah paspor jadi, foto paspornya diminta untuk kemudian dikirim keee... ntah siapa, yang jelas, saya ngirimnya ke adik yang mengurus dan sama2 akan berangkat. Selain foto paspor, juga foto diri yang berwarna.
Ahad, 14 Januari 2024, kami berangkat ke Jakarta untuk biometrik. Rencana awal ke Jakarta 8 Januari, makanya kami urus paspor cepat2 di awal tahun biar terkejar. Qaddarullaah, calling visa terlambat keluar, jadilah berangkatnya tanggal 14 itu.
... bersambung ke part 2 ...