Jumat, 01 Mei 2009

Tazkiyatun Nafs 1

Tazkiyatunnafs adalah upaya mensucikan diri kita berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah. Mengapa harus berdasarkan al-Qur'an dan As-Sunnah? Karena... apapun tujuan yang kita inginkan dalam Islam, harus sesuai syari'at, tidak boleh bertentangan dengan kduanya, karena sebaik-baik tujuan kita, tapi kalau ia tidak sesuai dengan syariat, maka amalan tersebut akan tertolak. Termasuk dalam mensucikan diri kita.

Apa urgensi Tazkiyatunnafs?
1. Tazkiyatunnafs (menyucikan diri) adalah ajakan seluruh Nabi dan Rasul. (lihat QS 26 : 105). Misi diutusnya Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam adalah mengajak kaumnya bertaqwa. Taqwa adalah intisari pensucian jiwa. Karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengatakan "At-Taqwa haa hunaa [taqwa itu letaknya disini, sambil menunjuk dada/hatinya]". Taqwa adalah intisari dari jiwa yang bersih. Hanya orang yang bersih jiwanya yang percaya pada Allah. Hanya orang yang bersih jiwanya yang yakin dengan janji-janji Allah, dan berprasangka baik pada Allah.

Pasca Pemilu ini, mungkin ada caleg yang berprasangka buruk pada Allah, karena katanya sudah berusaha [dengan sholat lail+berdo'a, dll.], tapi tidak menang, sehingga dia mengatakan "sy sudah berusaha dan berdo'a, tapi kenapa bisa begini?". Memang, berusaha dan berdo'a adalah suatu usaha, tapi ada yang kurang, yaitu tawakkal, karena disinilah [tawakkal] berpadu khauf dan raja'. Tawakkal itu adalah kesiapan menerima takdir Allah, karena tidak mutlak do'a + usaha = sukses.

Orang yang berdo'a itu tidak ada yang sia-sia. Syarat diterimanya doa adalah beriman dan menjauhi hal-hal yang dilarang oleh Allah. Kemungkinan do'a itu ada yang diterima, ditunda/disimpan di akhirat, dan sebagai penolak bala'. Do'a itu bisa merubah takdir. So, jangan pernah bosan dan berhenti untuk berdo'a.

Salah satu rukun/pilar diantara pilar diutusnya Nabi. [QS. 62 : 2, 3 : 164].
Bagaimana misi Rasul yang diutus? Dari QS. 3 dan 62 di atas, misi Rasul diutus adalah membacakan kepada mereka [kaum manusia] ayat-ayat, menyucikan jiwa mereka, dan mengajarkan kitab dan hikmah, dan adalah mereka sebelum diutusnya Nabi, berada dalam kesesatan yang nyata. [Dalil : QS. 2 : 151, 2:128-129]

2. Tazkiyatunnafs adalah prinsip perbaikan fisik. Jadi, fisik tidak akan baik jika jiwa kita tidak baik. Rasulullah mengatakan [yang intinya] "Sesungguhnya Allah tidak menilai dari kalian bentuk rupa kalian, dan juga bukan pada fisik-fisik kalian, tapi yang dinilai Allah adalah hati kamu dan amal-amal kamu."
Jadi, jangan sampai waktu, harta dan tenaga kita terporsir lebih banyak untuk perbaikan fisik kita daripada hati. Tapi, bukannya perbaikan fisik itu tidak penting -apalagi untuk wanita [yg sdh nikah]-, tapi, perbaikan hati harus lebih didahulukan daripada fisik. Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya dalam tubuh kalian ada segumpal daging, jika ia baik, maka baik pula seluruhnya..."

Abu Hurairah mengatakan "Hati adalah rajanya anggota tubuh, dan anggota tubuh adalah prajurit-prajuritnya. Kalau rajanya baik, maka biasanya baik pula prajuritnya, dan sebaliknya".
Intinya: hati adalah raja. Anggota tubuh hanya ikut perintah dari hati.

Bahkan, Syeikh Utsaimin mengatakan "tidak ada amalan yang tidak dimulai dari niat, bahkan kalau ada perintah Allah yang tidak diawali dengan niat, maka qt akan kewalahan." Sedangkan niat itu tempatnya di hati, jadi kalau hati baik, maka semua anggota tubuh akan baik, termasuk niat.

Di dalam surah Al-Falaq, terdiri dari perlindungan terhadap 4 kejahatan, sedangkan dalam surah An-Nas, hanya perlindungan terhadap 1 kejahatan. Namun, menurut ulama mufassirin, 1 kejahatan yang tercantum dalam surah An-Nas [yaitu : al-khonnas] lebih berbahaya dari 4 kejahatan dalam surah al-falaq. Karena dalam QS. An-Nas, syetan ingin menguasai rajanya anggota tubuh yaitu hati.

-bersambung, insya Allah-


sumber: catatan ta'lim 07/04/09, yang dibawakan oleh Ust. Ir. Muh. Qosim Saguni, @ Masjid Ar-Rahmah Tabaria

Tidak ada komentar:

Posting Komentar