Sabtu, 31 Januari 2009

Indahnya Masa Penantian..

(tulisan khusus buat Ummu Ahmad-ku yg kucintai krn Allah :)
Smg bermanfaat ya...)

Pernikahan bagaikan membuka tabir rahasia.....
Proses pencapaiannya melewati suatu perjalanan yang panjang...

Kadang, untuk menuju ke sana...Allah Yang Maha Bijaksana pun justru memberi kesusahan untuk menguji kita..
Tak jarang melukai hati..hingga hikmahnya tertanam dalam..
Tak perlu kita pertanyakan, "apa maksud Allah...?"
Karena andai kita berbesar hati dan mau mencerna...Allah punya alasan tersendiri yang belum kita mengerti...

Yang pasti.. jika kita kehilangan sesuatu...
Kita harus percaya bahwasanya ketika Allah mengambil sesuatu, Allah telah siap memberi yang lebih baik..

Menunggu....itu satu pilihan..
Karena walaupun kita ingin mengambil keputusan, kita tidak ingin tergesa-gesa...
Karena walaupun kita ingin cepat..kita tidak ingin sembarangan. ...
Walaupun kita ingin segera menemukan orang yang kita inginkan..kita tidak ingin kehilangan jati diri dalam proses pencarian...


Jika ingin berlari, belajarlah berjalan dahulu...
Jika ingin berenang, belajarlah mengapung dahulu...
Jika ingin dicintai, belajarlah mencintai dahulu....

Tentunya, tetap lebih baik menunggu orang yang tepat..orang yang kita inginkan..orang yang dicintai dan mencintai..
ketimbang memaksa dan memuaskan diri dengan apa yang ada....
Karena hidup ini terlampau singkat untuk dilewatkan bersama pilihan yang salah...
Berani bertindak gegabah, layaknya berani menerima resiko....
Perkawinan tak dirajut dalam pertimbangan sesaat, namun bisa saja musnah, juga dalam sesaat....!

Pernikahan, bukanlah akhir dari sebuah perjalanan..
Itulah yang kelak mengajarkan kita kewajiban bersama...
Suami menjadi pelindung, istri penghuninya....
Suami adalah nahkoda kapal, istri navigatornya...
Suami bagai balita yang nakal, istri penuntun kenakalannya. ..
Saat suami menjadi raja, istri menikmati anggur singgasananya...
Seandainya suami supir yang lancang, sabarlah memperingatkannya. ..

Akan halnya...
Haruskah terus menunggu..?
Jawabannya ada pada diri kita...
Pastinya, menunggu mempunyai suatu tujuan yang mulia...

Menguji kadar iman dan takwa....
Belajar meniti sabar dan ridha....

Indahnya masa penantian dengan sabar dan ridho...

(copas dari http://umuazzam.multiply.com/journal/item/20)

Rabu, 21 Januari 2009

:( Part 2

Hempaskan saja asa itu…
Biarkan ia terbang bersama angin…
Hingga ia terjatuh ke jurang yang terdalam
Hancur….tak tersisa….
.
Tak usah lagi menggeser pijakannya…
Tak usah lagi kau ketuk dinding hatinya…
Tak usah lagi kau tunggu masa itu...
Masa indah dalam anganmu…
Karena dia…
.
.
Membencimu…
.
.
_^Membencimu karena Allah^_



*smg Allah menunjukkanmu yang haq, tersadar dan engkau kembali pada Rabb-mu”, amiin*
*jgn ada prasangka yah!! Karena ini hanya ungkapan hati sj sekaligus bljr menulis^_^*

Senin, 19 Januari 2009

:(

Izinkan saya...
Mengumandangkan suara hati

Cukup 4 kata
Karena semuanya telah terangkum

---SAYA MEMBENCIMU KARENA ALLAH---
---SAYA MEMBENCIMU KARENA ALLAH---
dan
---SAYA MEMBENCIMU KARENA ALLAH---

Membenci Cara dan Sikapmu!!!

:(

(bersambung...)

Senin, 12 Januari 2009

Mengambil Hikmah dari Tingkah Hanif

Tidak ada sesuatu yang terjadi di muka bumi ini tanpa ada hikmahnya. Hikmah itu bisa berupa teguran, peringatan maupun motivasi buat diri qt. Peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam hidup kita, kejadian-kejadian yang kita lihat maupun alami sendiri, itu semua adalah pelajaran yang sengaja Allah takdirkan untuk kita. Terkadang, peristiwa itu mungkin terlihat begitu sepele, namun, ketika qt memikirkan lebih mendalam, subhanallah, ada banyak hikmah yang tersembunyi, ada banyak pelajaran yang tersimpan dari sesuatu yang kita lihat.

Seperti yang terjadi pada suatu malam, saya mengamati tingkah seorang anak kecil berusia 3 tahun sedang minum air putih karena kehausan. Setelah minum, ia bermaksud tuk melanjutkan kembali aktivitasnya. Namun, baru saja ia meletakkan gelasnya dan berjalan beberapa langkah, ia mengatakan sesuatu kemudian mengambil kembali gelas yang tadi disimpannya. Ia masih ingin minum.

“Barangkali masih haus” begitu pikirku.

Ya, kupikir ia masih haus, karena sebagian besar di antara kita, jika telah minum kemudian minum lagi, itu kita lakukan salah satunya karena masih haus. Namun, tidak demikian yang terjadi pada anak kecil ini. Ternyata… saya salah sangka. Dia mengulangi aktivitas minumnya karena ketika minum tadi ia lupa membaca basmalah sebelumnya (ini kuketahui dari perkataannya ketika mengambil kembali gelasnya).

Karena lupa membaca basmalah.
Mmm, suatu alasan yang cukup unik dan membuatku kagum melihat tingkahnya. Bagaimana tidak, baru kali ini saya melihat seorang anak yang mengulangi minumnya karena lupa baca doa.

Lalu... ia pun minum.
Dan kali ini ia tak lupa membaca basmalah dengan suara yang agak dibesarkan dan terdengar olehku. Kebiasaannya memang mengucapkan basmalah dengan suara yang agak besar, bahkan, ketika ia melihat seseorang yang langsung makan atau minum –walaupun basmalahnya dibaca dalam hati-, maka ia menganggap orang tersebut tidak ber“basmalah”.

Di kali ke-2 ini, ia masih melakukan 1 pelanggaran adab dalam minum, yaitu duduk. Ya, ia lupa duduk ketika minum. Saya menegurnya. Ia pun kembali mengulangi minumnya walaupun ia sudah tidak haus lagi. Namun ia rela mengulangi minumnya sampai cara dan adab yang ia lakukan sudah benar; baca basmalah, duduk dan minum dengan tangan kanan.

Subhanallah… saya takjub sendiri dengan ulahnya. Sekilas, memang tampak sederhana. Tapi, setelah kupikir-pikir, ternyata, dari peristiwa itu, masya Allah, terdapat pelajaran yang bisa diambil dan menjadi motivasi tersendiri buatku.
Diantaranya :

1) tidak ada kata “terlanjur” dalam melakukan suatu kesalahan.

2) Jika qt melakukan kesalahan, segeralah memperbaikinya. Jangan tunggu sampai kesalahan tersebut menjadi kebiasaan qt. Setidaknya, ketika qt melakukan suatu kesalahan/dosa, qt menebusnya dengan memperbanyak ibadah-ibadah. Manusia memang sumber kesalahan, namun sebaik-baik manusia yang berbuat kesalahan adalah yang segera bertaubat.

3) Jangan menyepelekan hal-hal yang kecil karena hal-hal yang besar itu awalnya dari hal yang kecil.

4) Berusahalah semampu qt untuk meneggakkan sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.


Begitulah, dibalik peristiwa yang kecil dan sepele terkadang tersimpan segudang ilmu, jika qt mau berpikir. Allah memang punya cara tersendiri dalam menegur dan mengajar qt. Bisa jadi, Allah menegur kita secara langsung dengan mengalaminya sendiri, bisa pula lewat orang lain bahkan anak kecil sekalipun. Intinya, tidak ada segala sesuatu yang Allah takdirkan dan ciptakan tanpa manfaat, semuanya memiliki hikmah dan pelajaran yang banyak buat kita . Wallahu A’lam.

(hanif05.blogspot.com)

Minggu, 11 Januari 2009

Dan Anak-Anak Palestina pun Terkapar



Anak-anak kecil dan bayi adalah hal yang membuat dunia menjadi begitu bersih dan udara menjadi sejuk untuk dihirup. Mereka memberi arti pada sosok ibu di rumah dan membuat langkah ayah menjadi tegap menuju tempat kerja. Tangisan, tawa, teriakan, dan celotehan mereka adalah anugerah yang tak ada bandingannya.

Dalam waktu sebelas hari, Israel dengan telengas sudah mengubah fitrah anak-anak Palestina di Jalur Gaza. Anak-anak dan bayi kehilangan makna, dan dilanda ketakutan amat sangat—itu karena, satu persatu, dalam jangka waktu yang demikian cepat, mereka kehilangan ayah dan ibunya. Lebih memilukan lagi, mereka pun kehilangan nafasnya yang terakhir.

Dalam sejarah peperangan, Islam tak pernah menorehkan catatan jika ada orang tua, perempuan dan anak-anak tersakiti setiap kali tentara Islam maju ke pertempuran. Israel tak mengenal itu. Anak-anak Palestina tetap menjadi sasaran rudal dan peluru mereka…



Ia yang pergi adalah tabungan kelak di akhirat. Tapi Yahudi Israel adalah penjahat kakap di dunia yang tak punya hati dan rasa.

Sebelum kafan menutupimu, wajahmu adalah semangat bagi kami.

Luka di pelipisnya dan hidungnya yang robek akan hilang sakitnya. Tapi ingatan terhadap biadabnya Yahudi akan terus ada sepanjang masa.

Dalam usianya yang masih sangat belia, ia telah menyaksikan begitu banyak darah, luka, kematian dan kehilangan.



Bocah ini kehilangan sebelah muka dan satu telinganya.

Ia sendirian di antara gedung yang akan roboh, sementara dentuman bom menakutkannya. Tak ada ayah atau ibu…

Dengan apa kami ceritakan semua yang kini terjadi pada bumi Palestina? Satu yang pasti, ini semua karena Yahudi durjana.

Para bocah Gaza yang selamat mengiringi prosesi kematian seorang adik kecil temannya.



Di tengah dentuman bom, di antara mesiu dan roket, kami tetap tersenyum untuk tetap terus mengibarkan Palestina dan membela Islam. Kami tak akan pernah menyerah!

(wahdah-jakarta.com)

Wahai .. Para Raja, Presiden, dan Pemimpin Arab!

Ketika engkau melihat umat Islam di Gaza sudah sekarat, bertahun-tahun menderita, akibat embargo Israel. Engkau tetap menutup pintu perbatasanmu. Tak mau berbelas kasihan terhadap saudaramu. Meskipun, sudah banyak diantara mereka yang mati, akibat sakit dan kelaparan. Bahkan, ketika mereka kelaparan dan mencoba masuk ke wilayah perbatasanmu, engkau usir. Engka menjadi seakan orang-orang yang sudah kehilangan hati nurani dan kecintaan terhadap saudaramu, yang malang muslim Palestina. Engkau lebih mementingkan memelihara hubungan dengan Israel, Amerika, dan Uni Eropa, dibandingkan dengan menyelamatkan saudaramu sesama muslim.

Engkau menyaksikan dengan mata telanjang, ketika pesawat F.16 dan Apache, Israel, menyerang kota-kota Gaza. Engkau melihat bangunan-bangunan luluh-lantak, mayat-mayat berserayakan, bagaikan sampah, dan ada di mana-mana, dan darah mengalir dari setiap tubuh mayat, serta menjadi pemandangan di sudut-sudut kota Gaza, masihkah hati nuranimu tak juga tersentuh? Engkau melihat ratusan muslim Palestina, yang mengerang kesakitan dengan luka-luka di tubuh mereka, dan masihkah engkau berdiam diri? Mengapa wahai Presiden Hosni Mubarak, engkau bertemu dan berjabat tangan Menteri Luar Negeri Israel, Tzipi Livni, sehari sebelum rejim Zionis-Israel melumatkan kota Gaza?

Engkau menyaksikan setiap hari peristiwa kematian yang dialami muslim Palestina. Engkau setiap hari melihat muslim Palestina yang tak berdaya, dan dihancurkan kehidupan mereka oleh rejim Zionis-Israel. Tapi, engkau malah berkomplot dengan kaum laknat itu, ikut menghancurkan muslim Palestina. Engkau melihat bangunan-bangunan, rumah-rumah, sarana-sarana hidup, dan tanah ladang, kebun, ikut dihancurkan para penjajah, yang biadab, tapi engakau malah tertawa-tawa, sambil menerima utusan pemerintahan rejim Zionis-israel, dan berunding. Engkau melihat kekejaman-kekejaman yang diluar batas perikemanusiaan, dan yang tak pernah dapat tertanggungkan oleh manusia, dan dialami oleh muslim Palestina, yang dilakukan rejim Zionis-Israel, tapi engkau malah membuat perjanjian rahasia dengan musuh kemanusia itu? Di mana hati nuranimu?

Wahai Para Raja , Presiden, Pemimpin Arab!

Kematian akan datang. Kematian akan dialami oleh muslim Palestina, di Gaza. Mereka semuanya akan menyongsong kematian,yang paling terhormat. Mereka akan menghadapi mesin perang rejim Zionis-Israel dengan gagah. Mereka tak akan mundur. Mereka akan menghadapi dengan teguh. Mesin prang yang sudah meluluh-lantakkan kota Gaza itu, pasti akan mereka hadapi. Apa artinya kehidupan dan kemuliaan, bila harus dibawah kekuasaan dan penjajahan Israel? Mereka lebih mencintai kematian, dan tak akan berdamai dengan para musuh Allah Azza Wa Jalla, yaitu Zionis-Israel.

Apa artinya kekuasaan dan kekuatan yang engkau miliki? Bila kekuasaan dan kekuatan itu tak dapat menghapus kemungkaran dan kedzaliman? Apa artinya kekuasaan dan kekuatan yang engkau miliki bila tak mampu menghapus kejahatan yang dilakukan oleh rejim Zionis-Israel. Lebih mulia, mereka yang sudah mati – mati syahid melawan penjajah, dibandingkan dengan kekuasaan dan kekuatan yang engkau miliki, tapi tak mampu membebaskan saudaramu muslim di Gaza.


Selamat berjuang saudaraku muslim di Gaza, jangan mengharapkan pertolongan dari manapun, kecuali dari Allah Rabul Aziz. Semoga engkau mendapatkan kemuliaan dari Allah Azza Wa Jalla.

(eramuslim.com)

Sabtu, 03 Januari 2009

MEREKA JUGA SAUDARA KITA...

Islam terjajah di tanah Al Quds, tempat permulaan dihadapkannya wajah ini kepada Rabb semesta alam. Kini harta dan jiwa tak lagi berharga, amanah jihad memanggil para mujahid muda. Lihatlah tangan-tangan mungil mengais batu sebagai peluru…melesat secepat kilat, hancurkan kesombongan zionis, hingga malaikat maut pun menjemput. Tak ada kata tuk rehat sejenak, ayah yang pergi tak kembali, ibu yang berserah diri melepas buah hati, bayi pun terlahir tuk memikul amanah. Saksikanlah wahai kaum muslimin, Jannah sebagai imbalannya.

Serangan Zionis Israel tak henti-hentinya terjadi di bumi Palestina. Saat ini, mereka kembali melancarkan serangan udara dan mengklaim berhasil menghancurkan lebih dari 40 terowongan di perbatasan Gaza yang diyakini digunakan para pejuang Palestina untuk menyelundupkan senjata, bahan peledak bahkan manusia. Sementara itu, penduduk Gaza dalam keadaan gelap gulita akibat embargo minyak yang dilakukan Israel. Jalur Gaza mendapat penjagaan yang ketat dari pihak israel sehingga sulit memasok bahan makanan dan obat-obatan. Ratusan rakyat sipil meninggal dunia dan ribuan luka-luka. Di lain pihak, Israel menyatakan tidak akan mempedulikan tekanan dunia internasional dan masih akan melanjutkan pembantaiannya di Gaza dengan melancarkan serangan dari darat. Untuk itu, Israel sudah menyiapkan ribuan pasukannya dan tank-tanknya ke perbatasan Gaza. Belum cukupkah ini disebut sebagai tindakan teroris?.

Namun sayang, adanya kepentingan negara adikuasa membuat keamanan dunia tergadaikan. Veto yang dilakukan AS membuat PBB tak mampu menunjukkan kewibawaannya untuk menghentikan kekejaman Israel. Padahal, AS-lah yang selalu mengklaim diri sebagai pemelihara hak asasi manusia. Tidak ada sikap seperti yang mereka tunjukkan ketika peristiwa runtuhnya WTC yang berujung pada penggempuran Afganistan yang membabi buta dengan dalih melancarkan serangan ke markas teroris, Mereka cuma bisa diam dan malah mendukung aksi brutal Zionis. AS dan sekutunyalah yang berkeliling dunia untuk mengkampanyekan perang terhadap teroris, bahkan di Indonesia sudah ada UU antiteroris, tetapi semuanya itu menjadi luntur ketika berhadapan dengan penjajah zionis Israel yang merupakan teroris sesungguhnya. Dewan Keamanan PBB bahkan tidak mengeluarkan satu resolusi pun terhadap Israel. Akhirnya, harapan tentang keamanan dunia tinggallah formalitas belaka. Siapakah yang mengklaim dirinya sebagai polisi dunia? Dimana janji untuk mengamankan dunia?

Bagaimana reaksi kaum muslimin di Indonesia? Aksi mengutuk kekejaman zionis Yahudi telah digelar di beberapa daerah. Namun, apakah itu semua telah cukup menandakan bahwa muslim Indonesia telah menampakkan ukhuwah islamiyah dan solidaritas se-muslim? Ternyata, masih banyak dari kita yang tidak peduli dengan nasib kaum muslimin Palestina. Ketika berita terkini telah banyak memuat kabar keadaan dan kondisi penduduk Gaza, kita seakan-akan menutup telinga, menganggap itu adalah urusan pemerintah dan rakyat Palestina sendiri, padahal mereka juga adalah saudara-saudara kita, kita dipersaudarakan dengan mereka diatas kalimat tauhid, persaudaraan yang lebih tinggi daripada persaudaraan karena nasab. Tidak ingatkah kita dengan hadits rasulullah ”Perumpamaan kaum mukminin dalam kecintaan mereka, kasih sayang mereka, dan keakraban mereka seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuh sakit, maka untuknya seluruh anggota badan tidak bisa tidur dan demam.”(Muttafaq ‘Alaihi).

Mungkinkah kita memandang bahwa serangan Israel sebagai hal yang biasa terjadi di Palestina sehingga telinga ini kebal dan hati menjadi tertutup?. Walaupun masih terbetik rasa iba di dalam hati, nyatanya kita hanya mampu menonton dan tidak tergerak untuk sekedar meringankan beban mereka atau membuat langkah yang lebih kongkrit.

Lihatlah keadaan yang sangat memilukan di tanah kaum muslimin Palestina. Di saat ibu-ibu di negeri kita masih dengan nyamannya berbelanja bahan makanan dan memasaknya menjadi hidangan yang lezat bagi keluarga, kaum ibu di Palestina kini sedang sibuk memecah batu untuk digunakan suami dan anak-anaknya melempari tentara beserta tank-tank zionis. Disaat anak-anak kita bermain dan asyik dengan berbagai macam mainan kesukaannya, anak-anak Palestina dibiasakan memegang batu dan senjata untuk memerangi kaum yahudi. Disaat kita dengan nyamannya bisa menuntut ilmu, bekerja, bahkan menyiarkan Islam, tidak demikian dengan kaum muslimin di sana. Senyuman dan canda yang harusnya selalu menghiasi keluarga muslim, berganti dengan air mata dan kepiluan mendalam atas kekejaman tentara zionis Yahudi.

Sekaranglah saatnya kita menunjukkan pada dunia bahwa masih ada izzah (kehormatan) yang tersisa pada diri kita, sekaranglah saatnya kita bahu membahu untuk membantu saudara-saudara kita di bumi palestina, sekaranglah saatnya kita memboikot semua produk-produk Amerika, karena negara inilah yang menjadi penyuplai dana untuk kepentingan militer zionis Yahudi. Cara ini pernah dilakukan kaum muslimin di Arab Saudi ketika serentak memboikot semua produk Denmark pada peristiwa penghinaan rasulullah yang menyebabkan ekonomi Denmark terguncang. Janganlah kita menambah penderitaan saudara-saudara kita di sana dengan memberikan kepada mereka “hadiah” berupa peluru yang ditembakkan oleh tentara zionis yang berasal dari harta kita.

Dan tentu saja usaha yang paling penting untuk kita lakukan adalah berdoa, mendoakan kemenangan bagi kaum muslimin Palestina, Ini adalah hal yang sangat mudah bagi Allah pemegang urusan setiap makhluk, Dialah yang mengatur dan menjadi penolong bagi setiap orang-orang beriman. Allah Berfirman ”(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu: "Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut. Dan Allah tidak menjadikannya (mengirim bala bantuan itu), melainkan sebagai kabar gembira dan agar hatimu menjadi tenteram karenanya. Dan kemenangan itu hanyalah dari sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Qs. Al-Anfaal: 9 – 10).

Akhirnya kita berharap semoga usaha-usaha yang kita lakukan setidaknya bisa mengurangi penderitaan rakyat palestina karena bagaimanapun mereka adalah saudara - saudara kita. Wallahu musta'an.

(http://www.wimakassar.org/)