Rabu, 11 November 2015

Komunikasi Jarak Jauh

Bismillaah

Adakalanya, kita terpisah jarak dengan pasangan kita. Maka sempatkanlah berkomunikasi walau hanya sekedar tanya kabar. Jika kita betul-betul sibuk, sepertinya tidak ada salahnya meluangkan 1 menit saja untuk sekedar memberi kabar pada pasangan kita, bahwa kita betul-betul sibuk jika memang bersalam-salam atau ber say "hello" saja pun tak cukup waktu.

Tapi, saya terkadang heran, jika ada seorang suami atau istri dalam kondisi seperti ini, lebih mengabarkan pada sosial media yang ia punya tentang keadaannya dibanding kepada pasangannya sendiri. Ia bukan pejabat, pun bukan artis. Tapi mengapa kabar itu lebih dahulu sampai ke khalayak ramai dibanding kepada orang terdekatnya sendiri?
Padahal, jika ada apa-apa yang terjadi, tentu khalayak akan menanyakan pada orang terdekatnya, yah... siapa lagi kalau bukan ke pasangan. Kecuali jika memang ia tak dekat dengan pasangannya. Lain hal. 

Terkadang, kita sebagai pasangan, merasa senang jika kabar tentang pasangan kita lebih dahulu kita ketahui dibanding orang-orang. Tak usah kabar, hanya sekedar info tentang keberadaan kita saat itu saja pun pasangan akan senang. Apalagi jika ditanya kabar, kondisi atau mendengarkan curahan hati pasangan? Maasya allaah.. 
Namun, kebanyakan, yang didamba tak seindah realita yang ada. Tiba-tiba saja, kita tahu kabarnya dari medsos. Vulgar. Blak-blakan. Astaghfirullaah.. Rasa iri tiba-tiba muncul dalam hati. Kita yang seharian menunggu kabar, terlupakan. Sakit? Tentu. Namun, rasa iri itu harus kita hilangkan, karena bisa saja itu adalah tipu daya syetan. 

Lalu, apa kabarnya dengan orang yang suka kabar-kabari di medsos? Salahkah? 
Sepertinya tidak, jika hal itu kita komunikasikan terlebih dahulu pada pasangan kita, kita kabarkan dahulu ke pasangan kita tentang keberadaan dan kabar kita. Jika seperti ini, tentu adem rasanya. 

Sinjai, 11Nov'15
@kamar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar