Rabu, 01 Januari 2025

Tumis Sawi

Bismillaah...

Alhamdulillaah, Allah masih memberi kesempatan hidup hingga hari ini, 1 Januari 2025 yang juga bertepatan dengan 1 Rajab 1445 H. Alhamdulillaah bini'matihi tatimmus shoolihaat, atas segala nikmat yang Allah beri di tahun 2024, pun dengan segala cobaan yang ternyata bisa dilalui.
Harapannya tahun ini, bisa konsisten menulis tiap hari di blog. Menulis apa saja untuk menjadi jejak, kenangan dan mungkin saja akan ada hikmah dari setiap tulisan itu.

Seperti hari ini, the first time selama hidup, saya akhirnya mengolah sayur sawi hijau dengan cara di tumis. Kalau yang sebelum-sebelumnya hanya pernah membuat sayur bening atau tumis kangkung, kali ini saya mencoba membuat tumis sawi hijau. Rasanya? Asin, haha. Tapi menurutku, lumayanlah buat orang yang baru pertama kali bikin.

Resep singkatnya:
Saya pakai 2 ikat sawi hijau (jgn lupa membuang batangnya yang agak keras, walau kayaknya tidak semua ada di bagian sawi, tapi saya lupa membuangnya, hehe).
Cincang bawang putih, masukkan saos tiram, tambahkan air sedikit dan masukkan pula batang yang menempel di daun, baru deh sayurnya. Trus, saya koreksi rasa, hmm.. ternyata asin sekali. Akhirnya saya tambahkan sedikig air dan sedikit maizena agar kuahnya mengental. Oiya, sebenarnya bisa ditambahkan tomat, tapi qaddarullah, saya lupa.

Pas suami coba, kata beliau, yg di approve sama lidahnya itu adalah sayur sawi hijau yang ditumis bersama bawang putih yg diiris tipis-tipis tanpa penambahan saus tiram.
Lain kali akan dicoba, In syaa Allah.

Jumat, 20 Desember 2024

Musa Abdurrahim 2y7m

Bismillaah...

Pas liat tanggal, eh, ternyata pas tanggal 20, tanggal dimana Musa pertama kali lahir ke dunia ini, 2 tahun 7 bulan yang lalu.

Hmm.. sebelum nulis tadi, sempat liat juga tulisan terakhir, ternyata terakhir di bulan Oktober lalu. Bulan November gak ada tulisan sama sekali, qaddarullah.

Tulisan kali ini, mau memberi jejak kisah tentang Musa.
Bisa apa saja dia di usia nya 2 tahun 7 bulan ini?

Alhamdulillaah bini'matihi tatimmush shoolihaat
❤️ Semakin lancar berbicara walau konsonan dalam kata masih belum jelas, dominan vokal nya yang terucap. Ntah kenapa, padahal jika diurai per kata, ia bisa fasih mengucapkan kata itu.
❤️ Sudah bisa mengungkapkan satu kalimat, bukan 1 kata lagi. Misal, dia mau makan. Kalau dulu cuma bilang "(m)akan" sambil narik-narik tangan umminya menuju ke dapur, sekarang bilangnya, "makan nasi", kadang disambung "pake lur".
Sebenarnya masih ada yang lain, tapi lupa. InsyaAllah jika teringat, akan dituangkan di sesi tulisan berikutnya.

Yang saya ingat hari ini, adalah momen ketika Musa membantu umminya menyerahkan paket ke kurir yang datang ke rumah, di saat umminya lagi sholat. MasyaAllaah, baarokallahu fiih. Ternyata dia bisa. Padahal saya masih menganggapnya bayi kecil ku, yang belum bisa diberi tanggung jawab. Bahkan momen tadi sebenarnya saya tidak mengamanahi Musa, tapi ia yang berinisiatif sendiri untuk mengambil alih amanah itu.




Semoga jadi anak sholeh ya, Nak, yang memiliki sifat amanah, inisiatif dan bertanggungjawab.
Semoga Allah selalu menjaga nya dan menjaga kakak4 nya selalu, mengistiqomahkan mereka hingga kelak kita berkumpul kembali di syurgaNya, aamiin


Ilma, 20 Desember 2024
Pukul 00.22

Senin, 07 Oktober 2024

Rindu Anak Sulung

Bismillaah...

Faqih, begitulah ia dipanggil. Nama pilihanku yang Alhamdulillaah disetujui oleh abinya ~rahimahullah~. Harapanku, ia kelak menjadi faqih dalam segala bidang, yang dengannya ia menjadi orang yang bermanfaat hingga mengantarkan kami kembali berkumpul di syurgaNya.

Ia, anak sulungku. Usia kami selisih 22 tahun. Karenanya, terkadang kami seperti teman; teman berdebat, teman berkelahi 🤣, teman jalan, teman bercerita dan seterusnya. Saking akrabnya kami, pernah ada yang bilang, "Qt sama Faqih kayak bukan ibu dan anak, tapi kayak teman." 
Begitulah kami...

Hari ini, hari ke 4 menuju 5 ia berada di tempat yang tak boleh saya kunjungi. Disana ia berjuang untuk me-mutqin-kan hafalan Qur'anNya. Tidak ada alasan untuk saya menahan ataupun tidak meridhoinya, pun tak ada alasan saya harus bersedih, karena disana ia berjuang dalam kebaikan. Semoga Allah selalu menjaga waktu-waktunya dan membimbing ia menghabiskan harinya dengan kebaikan dan kebermanfaatan.

Sekarang, saya menulis tentangnya, Abdullah Faqih, hanya karena saya rindu. Yang biasanya kami selalu berdebat tentang apa saja, yang sebelum pergi ia sempat curhat tentang kondisi dan ujian hidupnya, yang biasanya menjemurkan pakaian yang sudah saya cuci, yang biasanya mengangkat dan mengganti galon yang kosong, yang selalu menawarkan diri membelikan jika saya ingin membeli sesuatu, yang paling pusing jika keinginannya tertunda atau tidak disetujui, yang paling ribut jika mobil dalam keadaan kotor, yang paling sering ditegur karena keisengannya sama adik2nya, yang... ah, terlalu banyak tentangnya jika saya menulisnya disini.

Semoga Allah memudahkan mu disana, menghafal, mentadabburi dan mutqin bersama dengan AlQuran, panduan hidup kita. Apa2 saja yang berkaitan dengan AlQur'an, maka ia akan baik dan menjadi utama.

Semoga Allah juga memberi kesabaran lebih padanya, dalam menjejaki kebaikan. Karena setiap jalan kebaikan, tidak akan mungkin terlepas dari godaan syetan, yang ingin kita keluar dan menjauh dari kebaikan tersebut.

Saya rindu!
Dan saya titipkan dirimu pada Allah, sebaik-baik penjaga. Apa saja yang kita titipkan pada Allah, maka tidak akan hilang maupun rusak.

زَوَّدَكَ اللَّهُ التَّقْوَى وَغَفَرَ ذَنْبَكَ  وَيَسَّرَ لَكَ الْخَيْرَ حَيْثُمَا كُنْتَ
“Zawwadakallahut taqwa wa ghofaro dzanbaka wa yassaro lakal khoiro haytsuma kunta
(Semoga Allah membekalimu dengan takwa, mengampuni dosa-dosamu, dan memudahkanmu di mana saja engkau berada).”


Makassar, 7 Oktober 2024
*merindu faqih yang lagi ikut Dauroh Hamasiyah di Pattallassang 3 Oktober - 5 November 2024 ❤️

Istiqomah Itu Berat

Bismillaah...

Istiqomah itu berat, makanya kita butuh:

ALLAH ❤️
Karena Dia-lah pemegang hati kita, yang mengatur hidup kita, yang membolak balikkan hati kita. Maka kita yang butuh Allah, karena sejatinya, kita tak bisa apa-apa tanpa pertolongan dariNya. Sekalipun seluruh manusia ingin kita sesat, jika Allah berkata tidak, maka kita tidak akan sesat. Mintalah sama Allah, berdoalah padaNya agar selalu diistiqomahkan dalam kebaikan hingga akhir hidup kita. Mintalah kebaikan saat hidup hingga akhir hidup kita pun ditutup dengan kebaikan.

TEMAN YANG NEGUR KITA Saat kita salah jalan. 
Yap, teman! Sejatinya teman adalah yang ingin melihat kita baik, bukan mereka yang hanya "menonton" kita. Teman adalah ia yang ingin kita bersama-sama selalu beriringan di jalan kebaikan, yang memanggil kita saat kita mulai berjalan miring hingga hampir terlepas dari genggaman. Teman, bukan yang menjudge kita saat kita bersalah; sekali maupun berkali-kali, karena bukankah manusia terkadang khilaf? Maka saat ia khilaf, ingatkanlah, jangan hanya menonton / membiarkannya terlampau jauh, jangan pula menjudge ia tidak akan berubah. Ingat, tugas kita hanya mengingatkan. Ingatkan saja, karena Allah lah yang memberinya hidayah, bukan dirimu. Namun sebaik-baik teman adalah yang mengingatkannya saat ia tergelincir.

MAJELIS ILMU
Kita butuh selalu diingatkan. Kita butuh selalu dikuatkan. Dan di majelis ilmu adalah salah satu jalan untum kita mendapatkan itu. Majelis yang di dalamnya kita akan mengingat Allah, diperintahkan untuk bersabar, diingatkan tentang neraka dan digembirakan dengan keindahan syurga, bagi mereka yang bersabar di atas jalan keistiqomahan.


Makassar, 7 Oktober 2024

Minggu, 06 Oktober 2024

Ceribel

Bismillaah...

Ternyata ada ya orang kayak gitu. Baik di depan, di belakang diceritai. Subhanallah, ya Allah 😭😭😭
Seperti berteman dengan musuh, di depan seperti teman, tapi di belakang kita, ia seperti musuh, menguliti habis-habisan sampai rasanya tak ada lagi yang tersembunyi.

Sakit! Banget!
Setiap kali mengingat, setiap kali pula air mata keluar tanpa permisi. Saking sakitnya.

Hufft....
Fashbir... Bersabarlah...
Berlapang dada dan memaafkan? Hmm.. bantu saya, ya Allah!

Minggu, 15 September 2024

Toilet Training Musa (The End)

Bismillaah...

Sudah September pertengahan...
Dua bulan berlalu dari pertama kali Musa toilet training dan saya belum menulis lagi 😅. Sekarang memaksakan diri untuk menulis agar kelak ada kenangan dan jejak yang bisa kami kenang dan baca kembali.

Alhamdulillaah, Musa lulus toilet training dengan segala dramanya di usia 2 tahun 2 bulan. Alhamdulillaah, semua atas izin dan bantuan dari Allah.

Kayaknya butuh sebulan untuk benar-benar membuat Musa lepas dari popok setiap waktu. Walau dalam masa itu, ada saja drama yang terjadi; bilangnya setelah pipis atau pup di celana, gak mau dicebok, pup di sembarang tempat, bilangnya gak mau padahal mau dan pipis/pup nya saat pake celana, dan segala drama yang lain.

Tidak apa-apa. Semuanya adalah proses. Yang terpenting saat ini, Alhamdulillaah Musa sudah tidak pakai popok lagi kemana-mana dalam dua bulan ini.
Alhamdulillaah satu tahapan dari mantan bayi ku ini selesai sudah. Dan tahapan selanjutnya menanti, semoga Allah mudahkan juga. Bismillaah..

2 tahun 2 bulan. Mungkin terlalu dini buat ibu lain yang kadang merasa wah ketika melihat Musa sudah tidak pakai popok lagi. Namun, mungkin juga terlalu lama bagi yang anaknya sudah lulus TT di usia bawah 2 tahun.
Tapi, apapun itu, sebenarnya toilet training itu hanya butuh kesiapan kita terutama ibu lalu kemudian kesiapan anaknya sendiri. Tidak ada kata cepat atau terlambat, jadi tidak perlu saling menyalahkan / merendahkan apalagi membanding-bandingkan. Persiapkan saja diri kita minimal 3 hari -1 bulan untuk direpotkan dengan drama TT. Kalau belum siap, gpp, tunggu sampai kita betul-betul siap. Tak perlu membandingkan diri dan melihat pencapaian anak lain, karena yang tau kesiapan kita dan anak kita itu adalah kita sendiri sebagai ibunya.

Satu yang mungkin sering terluput dari proses itu adalah, bagaimana kita melibatkan Allah di awal kita memulai. Karena bukan kita yang hebat dengan bisa melewati segala prosesnya, tapi, semuanya bisa terlewati karena ada bantuan dari Allah.

Alhamdulillaah 'alaa kulli haal.

Semangat bu ibu ✊


Ilma, 15 Sept 2024

Minggu, 04 Agustus 2024

...sendiri...

Bismillaah...

Sebenarnya, saya tak sendiri. Ada Allah tempat mengadu. Setelah Allah, tak ada lagi kecuali tempat ini.

Ingin melegakan rasa dengan berbagi di tempat ini. Saat kekecewaan bertumpuk-tumpuk, maka kulerai satu-satu dalam tulisan disini.

Saya tak ingin menyimpan karena rasanya akan menjadi penyakit. Ingin kubuang saja sepintas memori yang sempat lewat, andai saja saya bisa. Rasanya terlalu menyakitkan, walau terlampau jauh ia terjadi. Husnudzon ku terlalu tinggi, hingga menghadapi realita, jauh panggang dari api. Subhanallah.

Biarlah, bubur sudah menjadi nasi kembali. Saya pun tak mampu kembali terlampau jauh. Namun, jika saya bisa mengulang, saya ingin kembali ke zaman saya tak mengetahui sama sekali. Saya ingin kembali ke zaman menunggu. Menunggu takdir Allah berlaku padaku.

Namun, ada banyak 'hadiah' yang Allah bungkus melalui masalah. Karena saya yakin sama janji Allah di surah An Nur ❤️
Saya yakin, ya Allah, karena Engkau paling tahu.

Berikan rasa sabar yang berlapis-lapis, ya Allah. Walau tiap kali rasa sabar itu tergores hingga hampir saja membuat rasa itu habis tak tersisa, namun saya yakin akan ada hadiah dari Allah untukku. Di dunia tak mengapa saya tak mendapatkannya, ya Allah, namun di akhirat, saya yakin Allah akan memberikan karuniaNya.


4 Agustus 2024
*ditulis dalam keadaan ngantuk sekali setelah menangisi keadaan 🥺
* sambil menunggu juga anak2 pulang