Kamis, 14 April 2016

April 2016 di Jakarta

Bismillaah...

Jam menunjukkan pukul 20.20 waktu Jakarta. Seseorang yang menemaniku disini, yang setia di sampingku, sejak tadi sudah terlelap dalam tidurnya. Saya? Ah... sejak tadi pun mencoba untuk mengikuti jejaknya, memaksa diri agar bisa terbang ke alam mimpi, tapi tak bisa.

Ingatanku kembali terputar sejak pertama kali di tahun ini menginjakkan kembali kaki di ibu kota Indonesia ini. Berangkat dari rumah di samata pukul 04.30, meninggalkan Ziyadku yang tiba-tiba saja terbangun saat kami sementara siap-siap. Alhamdulillaah, kemudahan dari Allah, ia bisa ditinggal tanpa ada adegan teriak dan tangisan.

Berangkat bersama suami dan adikku, Mujtahid, yang ingin balik ke ma'hadnya, diantar oleh adikku, Musaddid, ke bandara. Perjalanan samata-bandara dini hari itu lancar, alhamdulillaah. Tiba di bandara, ternyata ramai. Pas mau turun saja, parkirannya penuh, macet. "Semua mau berangkat subuh karena takut kena macet". Ya, betul. Makassar terutama daerah dekat bandara, kalau siang-malam memang macetnya Subhanallaah, karena memang ada perbaikan jalan disitu.

Pas tiba di bandara, masuk ke dalam, check in oleh suami, dan menunggu di ruang tunggu. Naik ke pesawat CityLink di nomor kursi 24 D. Selama perjalanan, cuaca cerah. Namun, saya yang kali ke 3 ber-pesawat, lagi-lagi merasa terganggu dengan pendengaran. Suara pesawat begitu menusuk telinga ku. Tapi alhamdulillaah, masih bisa teratasi.

Tiba di Bandara Soetta, kami (saya-suami dan adikku) berpisah di terminal Damri. Karena arah adikku ke Bogor, sementara saya ke tanah abang, jalurnya berbeda. Awalnya, kami ingin naik Damri, yapi lihat tarif, sama aja dengan tarif grab. Lebih bagus grab, damri mesti transit dan pindah bus lagi sementara kami sangat buta dengan keadaan kota Jakarta.

Keberadaan grab bagi kami sangat membantu. Dari bandara ke tempat penginapan kami, tarifnya 112rb (di luar uang tol sekitar 15an). Waktu itu, supir grab nya namanya pak Iman. Baik orangnya. Suka cerita. Ia cerita pengalaman hidup, dulu kerja dimana, kajian dimana, dll. Cuma belum terlalu menguasai jalan, karena memang masih baru di Jakarta, "katanya".

#bersambung

tibatibangantuk

Jakarta, 14 April 2016
@wisma BHZ Al Zahra

Tidak ada komentar:

Posting Komentar