Senin, 27 Januari 2020

Kenikmatan Beribadah

Bismillaah...

Bagaimana merasakan kenikmatan dalam ibadah?

Salaful ummah berkata, "Saya sholat malam 40 tahun berturut-turut, dan saya baru merasakan nikmatnya sholat malam setelah melewati 40 tahun itu".

Maasyaallaah, luar biasa!

Kita? *tanyakan pada diri masing-masing*

Merasakan kenikmatan dalam ibadah itu, prosesnya panjang dan dilalui dengan 4 jalan: Pertama, harus dipaksa dulu, setelah memaksa diri, maka selanjutnya (kedua)  akan terbiasa. Setelahnya akan menjadi kebutuhan dan akhirnya akan menjadi kenikmatan.

- Pertama kali memang harus dipaksa. Iya.
* Lho, kalau gitu, berarti gak ikhlas dong?
- Memangnya definisi ikhlas apa? Kebanyakan kita sering salah mengartikan definisi ikhlas. Kita sering mengidentikkan ikhlas dengan sesuatu yang "sedikit". Contoh, saya nyumbang 2ribu saja deh, gak apa2, yang penting ikhlas.. Lho, kenapa gak 2 juta saja deh tapi ikhlas? Ini salah satu definisi ikhlas yang salah.

Ikhlas itu mencari keridhaan dari Allah. Kalau kita memaksakan ibadah tetapi keinginan kita untuk mendapatkan ridhanya Allah, maka itu ikhlas namanya, walaupun tadinya ibadah itu kita paksakan.
Kenapa? Karena ibadah itu tidak akan mampu kita lahirkan kalau kita tidak paksa.

Kalau sudah dipaksakan, akan menjadi kebiasaan. Kalau sudah menjadi kebiasaan, maka akan menjadi kebutuhan lalu selanjutnya akan tumbuh kenikmatan dalam beribadah.

Kita menanam padi, minimal 4 bulan baru panen. Begitupun ibadah, menumbuhkan kenikmatan itu tidak instan. Makanya kalau ada orang yang instan mendapatkan sesuatu, maka hilangnya juga instan.

Mendapatkan kenikmatan dalam ibadah itu memang lama...

Maka paksakan dan bersabarlah!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar