Kamis, 13 September 2018

Kontestan Dangdut

Bismillah

Musik itu terdengar sampai disini, di kamar ini. Hari ini, disini memang kedatangan seseorang yang telah pulang dari kontes di ibukota. Ia mewakili daerah ku dua atau tiga bulan lamanya disana.

Kontes dangdut.

Ingatanku tertuju di suatu sore, saat kubuka hpku, ada chat semacam permohonan dana. Tapi bukan minta dana secara langsung sih, cuma minta toko kami sebagai sponsor untuk menyukseskan seseorang dalam perhelatan kontes itu.

Karena chatnya diawali dengan salam lalu permintaan itu, saya hanya membalas salamnya saja. Untuk permintaan itu, saya tidak komen apa-apa.

Bagi saya, ini adalah prinsip. Sejak kecil, di kepala saya "Musik itu haram". Walau saya sendiri sangat suka sama nasyid, itupun sebenarnya masih samar hukumnya, yang sebaiknya ditinggalkan. Dangdut? Sepertinya tidak ada ikhtilaf, kalau ia adalah sesuatu yang tidak boleh.

Bagaimana mungkin saya akan mendukung, sementara yang saya tau, itu tidak dibolehkan. Walau ia adalah wakil daerah kami, walau ia membawa nama daerah kami, walau ia berniat untuk mengharumkan daerah kami, prinsip tetaplah prinsip.

Apapun bentuk sumbangsih kita, lihat2 dulu lah apa yang kita perjuangkan, apakah ia dibolehkan dalam syariat, ataukah tidak. Perlu kehati-hatian, karena semuanya akan dipertanggungjawabkan kelak di akhirat.

Miris sebenarnya, di saat banyak yang mengaku pengikut Rasulullah, tapi masih ikut-ikutan. Ikut mensponsori, ikut membantu polingnya, mengelu-elukan, menjadikannya idola, membanggakan dirinya dengan berfoto dengannya, dst, dst.

"Dia kan mewakili daerah kita, kita harus DUKUNG"

Iya, kalau itu kebaikan, tidak dilarang dalam agama, saya mungkin akan mendukungnya 100%. Tapi kalau bukan?

Mohon maaf jika kita berbeda 🤝
Semoga Allah mengistiqomahkan kita, memberi kita hidayah dan ilmu yang bisa mengantarkan kita ke kampung abadi, aamiin


Malam Jum'at, 13 September 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar