Kamis, 20 September 2018

Ziyad dan Potong Kuku

Bismillah...

Ziyad: "Ummi, harus orang bersyukur kalau mau minta apa-apa?"
"Bukan bersyukur. Kalau mau minta apa-apa, minta sama Allah, BERDO'A"

Ziyad menyimak apa yang saya bilang sambil lihat tanganku yang tergeletak di depannya (posisi tangan seperti mau pemeriksaan kuku).

"Ih, ummi panjang kukunya. Eh, tidak tidak.. Ini juga tidak (tangan yang satunya). Kaki, liatka' coba kaki ta'? Kaki tidakji." (ini apa hubungannya ya sama yang ditanyakan tadi).

Ini anak memang pemerhati sesuatu yang bisa digunting/dicabut/dikuliti. Kalau liat kuku panjang, siap-siap dipotong kukunya sama dia. Kalau liat luka yang sudah mengering, siap-siap dicabuti/kulitnya diambil. Kalau liat kulit yang mengering, siap-siap juga dikelupas.

Sejak tahu kebiasaannya seperti itu, yang paling saya jaga adalah adeknya, baby Hanin. Tiap hari liatin kukunya jangan sampai kukunya panjang. Soalnya, kalau panjang dan tidak dipotong, maka yang ambil alih untuk potong kuku adalah Ziyad. Dan itu adalah hal yang mengerikan. Semoga tidak pernah terjadi setidaknya sampai si Hanin sudah bisa menolak.

Tabaarokallah nak, semoga besar nanti, engkau jadi anak yang penyayang, perhatian terutama yang berhubungan dengan ummat. Aamiin.



Sinjai, 18 September 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar