Rabu, 01 Agustus 2018

Faqih dan Kenangannya

Bismillaah...

Ummi, cobanya masih ada abi, kata Faqih.
Saya: Kenapa?
Faqih: Bisa ka' sholat di mesjid

Selama abinya gak ada, Faqih sholatnya di rumah, kecuali ada temannya ke mesjid atau diajak sama om/sepupunya.

Semasa hidup beliau rahimahullah, memang Faqih yang paling sering ikut ke mesjid sama abinya. Selalu dan memang tiap adzan, dia yang dipanggil untuk bersegera (karena anaknya pergerakannya agak lambat dan biasa bikin terlambat dan bikin abinya jadi masbuk). Paling sering diajak juga sejak usianya masih 1,5 tahun. Beda sama adeknya, Ziyad. Kalau Ziyad, jarang dibawa karena "anak ummi". Faqih, dia cepat dewasa (deng toa), makanya suka dibawa sama abinya. Bukan hanya ke mesjid, tapi kemana saja abinya pergi.

Kadang-kadang, beliau mengenang abinya.
Disuruh ngaji/muroja'ah, disuruh sholat, dibangunkan, atau disuruh cepat2 sarapan, disuruh mandi. Ketika saya yang mengambil alih itu semua lalu cara saya berbeda dengan abinya, Faqih langsung bilang:
"Kalau abi itu nda begitu, kalau abi itu begini". 😑😑😑

Kemarin, Faqih bilang,
"Ummi, cobanya janganmi dulu abi yang meninggal, orang lainmo"
Saya spontan menjawab,
"Meninggal semua nanti orang, nak. Kita meninggal, saya meninggal, semuanya". Kata-kataku berhenti disini dan saya tidak sanggup melanjutkan karena menahan air mata biar gak tumpah depan anak lebih berat dari melanjutkan kata2 nasehat.

Dan hari ini, dia rindu sama abinya.
"Ummi, nda pernahma lagi liat abi. Sini dulu hp ta, mauka liat foto2nya waktu masih hidup".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar