Rabu, 25 Juli 2018

Musim Haji, 3 Tahun yang Lalu

Bismillaah...

Musim haji, ingat 3 tahun lalu. Saat beliau rahimahullah ditakdirkan berangkat di tahun 2015.

Sedih sekali akan ditinggal 40 hari. Tapi waktu itu alhamdulillaah masih bisa komunikasi lewat hp dan alhamdulillah bisa menghitung hari menanti kepulangannya.

Hari ini, kadang2 saya menghibur diri, menganggap beliau lagi berangkat haji juga. (Menghibur diri, mengirim pesan dari hpnya ke hpku sendiri. Dan saat membuka hpku menerima pesan darinya, rasanya senang sesaat, tapi tersadar lagi kalau pesan itu bukan dari beliau).
Laa hawla wa laa quwwata illa billah.

Kini, saya tak lagi bisa menghitung hari untuk bertemu di dunia dengannya. Hanya bisa menghitung hari dan mempersiapkan diri untuk berpulang juga.

Dulu, sepulang haji, kalau beliau izin mau pergi ke suatu tempat, ntah dalam rangka dinas kantor atau tugas dakwah, saya selalu bilang "janganki' lama-lama, abi", beliau jawab "kenapa kalau lama2? Na sudah terlatihmeki' waktu pergika' haji, 40 hari ditinggal bisajeki' toh?"

Pernah juga saya bilang gini,
"Abi, mau sekali ka' juga pergi haji".
"Iye, nanti sama Faqih meki qt".
"Nda, mauka' sama qt", kataku.
"Tidak, sama Faqih meki' nanti", tegasnya.

Ah, kalau ingat itu, nangis lagi 😩😪😪 Pertanda kah ini, ya Allah? 😪

Eh, tapi setahun belakangan ini, yang terjadi sebaliknya. Saat kami ingin membuka "toko" cabang di Makassar, saya izin untuk tinggal merintis di Makassar selama sebulan. Beliau bilang, "ummi, jangan lama2, 2 pekan mo nah". (tapi nyatanya, beliau ke makassar tiap akhir pekan). Pas lagi ldr, suka kirim pesan rindu, padahal baru beberapa hari. Suka minta saya balik lagi ke Sinjai, padahal baru sepekan. Intinya, beda sama yang dulu. Kalau dulu, saya yang gak tahan pisah lama2. Akhir2 ini, yang terjadi sebaliknya.

Ah, abi... rindu ka', rindu sekali 😪😪😪

Rahimahullah rahmatan waasi'ah
Allahummaghfirlahuu warhamhu wa 'aafihi wa'fuanhu.


Sinjai, 25 Juli 2018
Sebulan kepergiannya 😪😥 *rasa setahun*

2 komentar:

  1. Turut berduka cita bunda..bagaimana anak2 bunda ?bagaimana memberikan pemahaman kepada mereka kalau ayahnya sudah ngga ada?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih, bund..

      Anak-anak mungkin belum mengerti, bund... tp sejauh ini, mereka tau kalau abinya sudah tdk ada

      Hapus