Kamis, 27 Agustus 2020

Kaidah 01 - 02

Bismillaah

Kaidah 1 = Berkata yang Baik (Al Baqarah : 83)

Kaidah 2 = Pola Pikir (Al Baqarah : 216)


~ RESUME~

Disinilah kita harus memahami bahwasanya kaidah langit meletakkan sebuah petunjuk yang pertama yang penting untuk kita. Bahwasanya setiap insan tidak akan pernah mencapai kualitas dirinya dan kualitas hidupnya sampai memperhatikan apa yang dia ucapkan dan apa yang dia sampaikan.

Siapapun yang mereka senantiasa memperhatikan ucapannya, sejatinya dia sedang memperhatikan bagaimana kedudukan dia di syurga. Siapapun yang mereka tidak pernah memperhatikan dan justru melalaikan apa yang dia ucapkan, apa yang dia tulis pada jempolnya, maka sebenarnya dia sedang mengatur kedudukan bangkunya di neraka.

Rasulullaah shallallaahu 'alaihi wasallam memberikan jaminan, siapapun yang menjaga dari apa yang keluar dari mulutnya dan apa yang keluar dari kemaluannya, siapapun yang menjaga pada kedua lubang itu, maka tidak ada tempat baginya kecuali adalah syurga dan ridhonya Allah.

Inilah yang menjadikan kita mengetahui, berkatalah yang baik, karena alam di sekitar kita bereaksi dengan ucapan kita, baik yang baik ataupun yang buruk. Ucapkanlah yang baik, karena sesungguhnya penduduk langit itu selalu mengaminkan apapun yang kita ucapkan, baik itu sesuatu yang sifatnya mulia ataupun sesuatu yang sifatnya tercela.

Ucapkanlah yang baik karena engkau akan dijauhkan dari api neraka bukan hanya semata-mata karena sholat dan bukan karena semata-mata sedekah. Dijauhkannya kita dari neraka ketika kita senantiasa menjaga ucapan kita, ketika kita memiliki sifat layyin dan layyin itu adalah kelembutan dalam bertutur kata.

Inilah yang menjadikan setiap mukmin, mukmin itu identitasnya banyak, tapi salah satu identitas orang yang beriman adalah mereka yang senantiasa berkata yang baik. Kepada Allah berkata yang baik, kepada orang yang beriman berkata yang baik, kepada orang-orang fakir, dan berkata yang baik pula kepada pelaku maksiat ketika mereka harapkan supaya mereka tetap mendapatkan hidayah walaupun mereka sedang tenggelam dengan dosa dan kemaksiatannya.

Ditambah lagi, selalu berprasangkalah yang baik kepada Allah. Kelapangan hati kita ditentukan bukan dengan banyaknya harta, tapi kelapangan hati kita ditentukan ketika kita berprasangka yang baik. Bisa jadi ada sesuatu yang pahit, tetapi sejatinya akan manis di masa mendatang. Bukankah banyak makanan pahit, bukankah banyak minuman yang pahit, jamu dan sebagainya, tapi ujung dari semua makanan pahit dan tidak gurih, terkadang justru berujung manis pada kesehatan kita yang prima di masa tua. Tapi sebaliknya, berapa banyak makanan lezat, gurih, yang selalu kita nikmati di masa muda, tapi ternyata ujungnya itu adalah tidak baik dalam kehidupan tua kita kelak.

Inilah yang menjadikan pula kita memahami, bisa jadi ada takdir yang sejatinya buruk, bisa jadi ada takdir yang sejatinya tidak kita sukai, tapi justru ada kebaikan yang Allah berikan. Bisa jadi ada sebuah takdir yang sebenarnya kita sukai tapi justru sejatinya itu adalah buruk untuk kita. Bukankah Rasulullaah terusir dari kota Madinah itu tampaknya buruk, tapi justru di kota Madinah Allah memenangkan agama ini dan Allah menjadikan Rasulullaah kembali ke kota Mekkah selama 10 tahun di Madinah dengan cara yang luar biasa.

Tunggulah di ruang tunggu kehidupan, karena sesungguhnya setiap goresan takdir yang Allah berikan kepada kita sejatinya tidak pernah salah dan sejatinya tidak pernah dzolim kepada setiap manusia.

Baarokallaahu fiikum. Semoga kita hidup pada kaidah ini, yang pertama dan yang kedua, menghiasi setiap langkah kehidupan kita.


Kamis, 20 Agustus 2020 / 1 Muharram 1442 H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar