Rabu, 09 September 2020

Kaidah 39 - 40 - 41

Bismillah...

Kaidah 39 = Manajemen Waktu (Al Insyirah : 7-8)
Kaidah 40 = Berlaku Adil (An Nahl : 90)
Kaidah 41 = Kesalahan Makhluk (Asy Syura : 30)


~RESUME~

Waktu, tampaknya merupakan sesuatu yang biasa. Tapi, tahukah kita bahwasanya waktu merupakan bagian pembeda antara orang yang diridhoi oleh Allah dan tak diridhoi oleh Allah? Orang yang diridhoi oleh Allah selalu disibukkan waktunya di dalam ketaatan dan ibadah semenjak bangun tidur sampai dia menutup mata pada malam harinya. Orang yang tak diridhoi oleh Allah yaitu adalah ketika waktunya diberikan oleh Allah dalam perkara yang tidak bermanfaat pada urusan akhirat dan dunianya, semenjak dia membuka mata sampai menutup mata.

Sesungguhnya waktu merupakan bagian penting dalam kehidupan orang yang beriman. Makanya Allah berfirman, berlomba-lombalah dalam kebaikan. Bukankah makna berlomba-lomba adalah orang yang mampu untuk memaksimalkan waktu? Bukankah pemenang nomor satu pada perlombaan F1 itu adalah mereka yang paling hemat waktunya ketika menyelesaikan lap dan putaran?

Sesungguhnya orang yang beriman, mereka adalah orang-orang yang diberikan kemampuan untuk mengolah sebuah waktu menjadi sesuatu yang bermanfaat dalam kehidupan akhirat dan dunianya.

Berlomba-lombalah dengan waktu untuk segera melaksanakan sholat. Berlomba-lomba lah di dalam kita bertaubat kepada Allah, karena waktu yang kita miliki sangatlah terbatas. Berlomba-lomba lah kepada Allah supaya kita senantiasa segera meminta maaf, karena bisa jadi ketika kita selalu melambatkan meminta maaf, maka akan menjadi pengadilan panjang dalam kehidupan akhirat kita.

Berlomba-lombalah di dalam waktu, ketika kita harus mengembalikan barang, harus pula ketika menikahkan anak-anak kita dan menguburkan jenazah yang kita cintai. Karena sesungguhnya waktu merupakan bagian besar yang harusnya kita senantiasa memandangnya dengan keseriusan karena akunya masalah waktu di hadapan orang yang beriman.

Disini pula sesungguhnya seorang mukmin dibebankan oleh Allah untuk senantiasa berbuat adil, karena sesungguhnya spirit dalam agama ini adalah menegakkan keadilan. Adillah ketika ada diantara kita melakukan poligami. Adillah ketika kita membagi kasih sayang kita di antara anak-anak yang kita miliki. Adillah kita ketika kita melihat orang yang menyampaikan ilmu kepada kita, ketika mereka terjatuh pada kesalahan. Dibalik kesalahan itu ada banyak kebaikan yang dia miliki. Adillah ketika kita beribadah, ada hak untuk badan kita, ada hak untuk istri kita, ada pula hak untuk anak-anak kita. Karena sesungguhnya, keadilan itu memberikan kebaikan dalam kehidupan kita.

Inipula yang menjadikan kita memahami bahwasanya tidaklah kejadian dan peristiwa-peristiwa besar yang terjadi di atas muka bumi ini kecuali Allah gariskan peristiwa musibah yang ada pada kehidupan manusia kecuali memberikan peringatan manusia supaya kembali kepada-Nya.

Banjir bandang, gempa, tsunami, tidaklah terjadi dengan sendirinya dengan kata fenomena alam. Sesungguhnya musibah itu terjadi karena kehendaknya Allah dan kekuasaan Allah yang tidak terbatas.

Allah memberikan sentilan pada setiap peristiwa musibah yang terjadi di atas kehidupan kita bahwasanya Allah Maha Berkuasa atas apa yang terjadi pada kehidupan manusia. Semoga kita tidak sekuler, ketika kita melihat kejadian dan musibah alam tanpa kita kaitkan peristiwa itu kepada Allah. Padahal tidak ada peristiwa yang terjadi di atas muka bumi ini, sampai daun yang jatuh, kecuali adalah karena ketentuan Allah yang begitu besar pada kehidupan kita.

Orang yang cerdas adalah orang yang pandai untuk mengambil satu isyarat di balik satu peristiwa dan musibah alam ketika terjadi pada kehidupan kita, dan itu merupakan peringatan supaya kita kembali kepadaNya.



Sabtu, 5 September 2020 / 17 Muharram 1442
(Hari ke 16 di "Journey with Quran" Classroom)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar