Sabtu, 12 September 2020

Kaidah 42 - 43

Bismillaah...

Kaidah 42 = Menjaga Sumpah (Al Maidah : 89)
Kaidah 43 = Sifat Kikir (Al Hasyr : 9)


~RESUME~

Sesungguhnya kebaikan seorang mukmin, salah satunya ketika mereka tidak bersumpah kecuali dengan nama Allah. Janganlah kita bersumpah dengan nama selain Allah karena di dalam sumpah ada pengagungan. Dan pengakuan ketika diberikan kepada selain Allah bisa terjatuh pada kesyirikan.

Sesungguhnya sumpah haruslah dengan menyebut nama Allah dan berkomitmen untuk memenuhi sumpah tersebut. Jangan banyak kita bersumpah karena sesungguhnya orang yang banyak bersumpah akan hilang pengagungan kepada apa yang dia ucapkan di dalam sumpah tersebut.

Sesungguhnya siapapun yang telah menyertakan Allah dalam sumpahnya berarti dia telah terikat di hadapan Allah atas apa yang dia ikrarkan ketika bersumpah atas nama Allah. Inilah hakikat seorang mukmin.

Bersumpah atas nama Allah merupakan bagian yang diperbolehkan. Tapi ingat, siapapun yang telah melibatkan Allah dalam satu komitmen yang dia ucapkan di dalam sumpah, maka pada saat itu dia telah menjadikan Allah menjadi saksi langsung atas apa yang dia ucapkan. Penuhi sumpahmu ketika sudah menyebut nama Allah. Kalau tidak, akan berkonsekuensi besar pada kehidupan kita.

Sisi yang lainnya, kita mengetahui pula sesungguhnya kebaikan iman tergantung ketika kita mampu menafikan penyakit syuh. Syuh itu adalah bakhil tingkat yang paling tinggi, ketika seorang manusia begitu hasrat dan rakus terhadap perkara dunia yang dimiliki oleh orang lain. Sehingga dia tidak mau mengutamakan orang lain.

Penyakit syuh dikatakan oleh Rasulullaah shallallahu 'alaihi wasallam sebagai penyebab kehancuran kaum sebelum beliau, dengan berkembangnya penyakit syuh diantara mereka. Tidaklah orang yang memiliki penyakit syuh kecuali dia ingin mendapatkan apa yang dimiliki oleh orang.

Tidak ada orang yang memiliki penyakit syuh kecuali dia menginginkan supaya kebaikan yang dimiliki orang lain itu hilang. Dan tidaklah orang memiliki penyakit syuh kecuali dia akan menghalalkan segala macam cara untuk mendapatkan barang yang dia mau. Semakin besar penyakit syuh, semakin banyak keinginan yang akan dia tetapkan pada hidupnya. Dan itulah sumber dari malapetaka dalam kehidupan manusia.

Orang yang mampu menekan syuh-nya, akan timbul kebaikan itsarnya. Itsar itu mengutamakan orang lain. Sesungguhnya Allah paling senang dan paling cinta kepada seorang mukmin yang senantiasa mengutamakan orang lain.

Sungkan kepada orang yang beriman, mengorbankan zona nyaman dia kepada orang yang beriman. Siapapun yang mengorbankan zona nyamannya untuk Allah, untuk orang-orang yang beriman, maka disitulah Allah melipatgandakan pahala yang dia kerjakan dengan kelipatan yang tidak terhingga.

Semoga Allah menjaga kita dari syuh, tetapi Allah menumbuhkan kebaikan itsar pada kehidupan kita. Tidaklah orang anshor dicintai oleh Allah kecuali karena itsar yang mereka miliki pada hati dan jiwa mereka.



Ahad, 6 September 2020 / 18 Muharram 1442
(Hari ke 17 di "Journey with Quran" Classroom)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar