Sabtu, 13 Februari 2016

SIRAH NABAWIYAH (11)

KISAH MASUKNYA AGAMA YAHUDI DAN NASRANI DI JAZIRAH ARAB

Lanjutan bahasan sirah masih di masalah masuknya agama Yahudi dan Nasrani di Jazirah, dan bahasan yang terakhir berhubungan dengan masalah agama Yahudi masuk di Jazirah Arab, dan kita akan masuk hari ini di agama Nasrani, bagaimana bisa masuk ke Jazirah Arab.

Sedikit review, kita sudah jelaskan ada julukan raja di Yaman yang bernama Tubba’, diambil dari namanya Tabban As'ad, seorang raja yang dulunya pernah ke Madinah kemudian anaknya dititipkan disana. Setelah itu terjadi cekcok antara anak Tabban As'ad dengan masyarakat Madinah dan akhirnya terbunuhlah anaknya Tabban As'ad ini. Lalu dia membentuk pasukan dan dia masuk ke madinah ingin menghancurkannya.

Setelah beberapa hari mengepung Madinah, keluarlah dua pendeta Yahudi dari Madinah kemudian menanyakan kepada raja Tabban yang waktu itu berkuasa di Yaman. “Apa yang Anda inginkan disini?”. Kata Tabban As'ad, “Saya ingin menghancurkan kota ini”. Lalu berkata kedua pendeta Yahudi tersebut, “Engkau tidak akan bisa”. Maka raja Tabban bertanya, waktu itu memang dia tidak ada agamanya, atheis, penyembah api malah di Yaman.

Maka, kedua pendeta tersebut mengatakan “Karena ini adalah Mahjarun Nabi. Ini tempat hijrahnya nabi, nanti. Dan nanti disini dia akan memenangkan agama Allah”. Tabban As'ad pun bertanya, apa itu nabi, siapa itu Tuhan, sampai akhirnya dia mengimani Allah ‘azza wa jalla dan masuk menganut agama Yahudi. Karena itu dia tidak jadi memerangi kota Madinah serta memaafkan masyarakatnya.
Setelah itu, ringkas cerita, dia ke Mekkah. Ingin pulang ke Yaman, melewati Mekkah, kemudian ada satu suku Arab disana namanya Huzail. Suku Huzail ini adalah suku yang tidak senang dengan masyarakat Yaman dan tidak senang juga dengan masyarakat Mekkah. Maka dia ingin mengadu domba keduanya. Dia mengatakan kepada Tabban As'ad,
“Apakah Engkau mau harta yang tertimbun dan tidak butuh kekuatan untuk mengambilnya”.
Tabban As'ad mengatakan “Iya, tentu saya mau”.

Maka suku Huzail mengatakan, “Disana, di kota ini (Mekkah), ada sebuah rumah (maksudnya adalah Ka’bah) yang kalau seandainya Engkau membongkarnya, dibawahnya itu banyak sekali harta yang tertimbun.” (Memang benar, orang-orang Arab dulu karena terlalu menghormati Ka’bah, maka mereka meletakkan atau menanam emas-emas dan banyak sekali perhiasan mereka di bawah Ka’bah).

Tabban As'ad pun akhirnya tamak dan membentuk pasukan ingin menyerang kota Mekkah. Waktu melihat pasukan sudah siap semua, dua pendeta Yahudi bertanya
“Mau kemana Anda, hai Tabban?”.
Tabban As'ad mengatakan “Saya ingin masuk ke kota ini dan mengambil harta yang tertimbun di rumahnya, katanya ada rumah disana”. Dia belum tau kalau Ka’bah itu adalah rumah Allah.
Maka dua pendeta Yahudi tadi mengatakan “Demi Allah, wahai Tabban, sesungguhnya suku Huzail ingin menghancurkanmu (dengan isu itu). Kami tidak pernah tau ada rumah Allah di muka bumi kecuali ini. Jadi tidak mungkin, Allah pasti akan menghancurkanmu.”
Maka, ditanya oleh Tabban, “Lalu, apa yang kalian sarankan kepada saya?”
Kata dua pendeta tersebut, “Tawaflah di rumah itu dan hormatilah”.
Tabban As'ad berkata, “Lalu kalian bagaimana? Kalian kan pendeta.”
Kata mereka, “Kami adalah pendeta-pendeta yang tidak layak untuk tawaf disitu sementara banyak patung”, karena di sekitar Ka’bah sudah banyak patung, dari kisah yang sebelumnya sudah disampaikan dari hari-hari Amru bin Luhay, orang yang pertama memasukkan patung ke Jazirah Arab.

Lalu, Tabban As'ad akhirnya tawaf dan tidur di dekat Ka’bah, lalu dia mimpi dia meletakkan kain di atas Ka’bah yang dikenal dengan Qiswah. Dan Tabban As'ad adalah orang pertama yang meletakkan Qiswah di Ka’bah. Setelah beberapa hari, dia meletakkan kain yang lebih bagus lagi sampai akhirnya Qiswah itu terus berjalan dan diletakkan di Ka’bah sampai sekarang. Karena nabi shallallaahu 'alaihi wasallam tidak memungkirinya, maka para sahabat dan sampai hari ini ulama pun menjalankan apa yang telah dilakukan oleh Tabban As'ad jauh sebelum nabi shallallaahu 'alaihi wasallam lahir.

Lalu Tabban As'ad balik ke Yaman membawa dua pendeta tersebut untuk mengajak agar masyarakat Yaman semuanya menganut agama Yahudi, tapi mereka menolak. Pada saat itu memang mereka penyembah api. Di Yaman ada sebuah tempat yang sangat besar, apinya selama 24 jam menyala terus, karena mereka selalu memasukkan kayu-kayu bakar, dan tempatnya sangat besar, ditutup dengan pintu besi. Setiap kali mereka punya masalah, mereka berhukum kepada api itu dengan cara pintu besinya dibuka, pada saat dibuka, maka api akan keluar. Siapa yang pertama terbakar dengan api tersebut, berarti dia yang dzolim/salah. Dan ini kejahilan di zaman itu.

Setelah Tabban As'ad mendakwahkan agama Yahudi kepada masyarakat Yaman, ternyata mereka menolak, mereka tetap ingin menyembah api sampai terjadi kesepakatan, bagaimana kalau seandainya kedua pendeta Yahudi itu kita ajukan di depan rumah api dan mengajukan juga di sebelah mereka itu pemimpin-pemimpin penyembah api. Siapa yang dilalap oleh api pertama, berarti dia yang salah. Yang tidak dilalap oleh api berarti dia yang benar (agamanya), itu yang diikuti.
Maka Tabban As'ad bertanya kepada kedua pendeta Yahudi tersebut, pendeta mengatakan “Lakukan saja, Allah pasti akan memenangkan agamaNya”. Lalu berdirilah dua pendeta tersebut di depan pintu rumah api, berdiri juga pemimpin-pemimpin penyembah api di sebelah kiri mereka. Pada saat dibuka pintu, ternyata api langsung menyerang kedua pemimpin penyembah api itu. Sempat mereka lari di awalnya, dalam sejarah dikatakan, masyarakat mereka marah, dipaksa untuk kembali. Pada saat dibuka yang kedua kalinya, akhirnya api menghanguskan kedua pimpinan penyembah api tersebut. Maka semenjak hari itu, seluruh Yaman masuk ke agama Yahudi.

Ini terakhir bahasa kita, bahwasanya agama Yahudi masuk ke Jazirah Arab karena ada alasan, tepatnya tadi karena kisah Tabban As'ad dengan kedua pendeta yang ada di Madinah. Dan sudah dijelaskan kenapa orang-orang Yahudi ada di Madinah, karena mereka menemukan dalam Taurat, Madinah itu kota yang akan dihijrahi oleh nabi yang terakhir. Sementara pada saat nabi shallallaahu 'alaihi wasallam keluar disitu (hijrah), mereka tidak mau beriman, alasannya hanya karena fanatisme. Mereka mengatakan kami berharap nabi terakhir yang keluar dari bani Israil, dari turunan Ishaq atau Ya’qub, ternyata yang keluar terakhir dari turunan Ismail, yaitu nabi kita Muhammad shallallaahu 'alaihi wasallam.

Sekarang, bagaimana agama Nasrani ada di Jazirah Arab? Kalau tadi kita sudah tahu kenapa orang Arab ada yang Yahudi, termasuk diantaranya Abdullah ibn Saba’ (pendiri paham Syi’ah, itu dari Yaman, orang Yahudi Yaman, yang pura-pura masuk Islam di zaman Umar dan Utsman radhiyallahu ‘anhuma).

Setelah Tabban As'ad wafat, datang anaknya yang memimpin setelahnya bernama Hassan. Jadi raja Yaman sekarang setelah Tabban As'ad wafat adalah Hassan. Dan Hassan ini kerajaannya sudah mulai makin meluas, makin kuat, tapi kata sebagian ahli sejarah, dia mulai merasa sombong dengan dirinya, maka dia berpikir untuk menyerang atau memperluas/ekspansi wilayahnya dan ingin mencoba untuk memerangi seluruh orang-orang Arab yang ada di jazirah Arab dan memerangi kedua kerajaan besar pada zaman itu; Faris (Furs) dan Rum, dua kerajaan yang sangat besar dan tidak mungkin Yaman bisa mengalahkan sebenarnya. Tapi kata ahli sejarah, Hassan ini punya kepercayaan diri yang sangat tinggi, tapi dia juga dari sisi lain, tidak punya pertimbangan yang matang.

Maka apa yang terjadi? Dia mengatakan dalam istilah atau kalimat yang dia ucapkan dan dinukil dalam buku-buku sejarah “Saya akan memerangi mulai hari ini orang-orang Arab semuanya dan juga orang-orang Ajam (selain orang Arab), agar saya satu-satunya pemimpin di muka bumi.” Ini anaknya Tabban As'ad yang bernama Hassan, dan pada saat itu dia beragama Yahudi.

Maka, dia berkata kepada para pengawalnya, “Mana negara yang paling kuat sekarang? Yang paling terkenal kekuatan militernya yang mana?”. Mereka mengatakan, “Furs”. (***Furs itu kalau sekarang, masuk seluruh wilayah Rusia, sebagian wilayah Cina, sebagian besar wilayah India, juga Iran dan Irak, itu semua dulu wilayah Furs namanya. Jadi wilayahnya sangat besar sekali dan kekuatan militer mereka sangat kuat***)

 Hassan berkata, “Kalau begitu, saya akan mulai memerangi mereka”. Kalau kita lihat di peta Jazirah Arab, itu di daerah selatannya ada wilayah Yaman, Yaman sangat kecil. Dibandingkan dengan Furs, mungkin Yaman cuma sepersepuluhnya Furs. Tapi Hassan tetap percaya diri ingin memerangi Furs dan menguasai wilayah tersebut.

Maka pada saat itu, semuanya, menteri-menterinya, pengawal-pengawalnya, sebenarnya merasa terganggu. Mereka yakin tidak bisa menang. Tapi Hassan tetap ngotot dan terpaksa keluar membentuk pasukan. Di tengah jalan, sebelum tiba di wilayah Furs, maka, seluruhnya akhirnya musyawarah tanpa melibatkan Hassan, ini kira-kira bagaimana jalan keluarnya, karena kalau kita paksakan diri malah berbahaya. Hassan ini orangnya sangat jeli. Di kemah dia, tidak boleh orang lain masuk kecuali satu saja saudaranya yang bernama Amr. Itupun diperiksa semua badannya apakah bawa senjata atau tidak, dan seterusnya.

Akhirnya, seluruh pengawal-pengawalnya terutama menteri-menteri dia, sepakat mengajak Amr berdiskusi dan mengatakan “Hai Amr, kalau seandainya Engkau bisa membunuh saudaramu, Hassan, maka kami akan nobatkan Engkau menjadi raja setelahnya, langsung. Karena Hassan ini terlalu berlebihan, menyuruh, memaksa kami untuk memerangi Furs, sudah diajak berhenti tidak mau.”
Amr pun akhirnya tamak terhadap kerajaan dan dia setuju.

Semua menteri-menteri Hassan setuju untuk menobatkan Amr dan setuju agar Hassan dibunuh, kecuali satu orang. Ada satu orang yang bernama Dzuuru ‘Ain. Dzuuru ‘Ain ini punya kisah tersendiri, ringkas, sederhana saja, dia meminta agar Amr tidak membunuh kakaknya karena tidak ada gunanya. Dia mengatakan “Hai Amr, ingatlah, tidak ada orang yang membunuh saudara kandungnya sendiri kecuali dia akan terus tertimpa kesedihan sepanjang hidupnya.” Tapi Amr tetap tidak mau. Maka, Dzuuru ‘Ain mengatakan “Kalau begitu, tolong tuliskan surat untuk saya bahwasanya saya tidak ikut-ikutan dalam masalah ini”.

Ditulislah oleh Amr. Kemudian Amr akhirnya membunuh saudaranya sendiri, waktu dia masuk dalam kemahnya, kemudian dia bunuh, akhirnya terbunuhlah Hassan. Dan secara otomatis, Amr, yang tadi membunuh saudaranya dinobatkan menjadi raja oleh masyarakat Yaman sesuai dengan kesepakatan para menteri-menteri.

Setelah berjalan beberapa waktu, Amr ini merasa sedih sekali, sumpek, apa yang harus dia lakukan. Dia merasa terganggu dengan proses waktu dia bunuh saudaranya. Maka dia akhirnya bermusyawarah dengan orang-orang yang ada di sekitarnya. Ada yang mengatakan kepada dia,
“Hai Amr, kesedihan yang terjadi pada dirimu ini karena engkau membunuh Hassan”.
“Lalu bagaimana caranya supaya kesedihan saya hilang?”
“Satu-satunya cara, engkau harus membunuh semua orang yang menyuruh kamu membunuh saudaramu.”
Ini kisah masyhur di Yaman. Apa yang terjadi? Maka Amr akhirnya membunuh semuanya, orang-orang yang tadinya menyuruh dia membunuh saudaranya Hassan, sampai tiba di Dzuuru ‘Ain (satu-satunya menteri yang tidak setuju). Waktu Dzuuru ‘Ain mau dibunuh, Dzuuru ‘Ain mengatakan “Hai Amr, masih ingat? Ini ada surat saya. Saya sudah sepakat dengan kamu bahwasanya saya menyarankan agar jangan membunuh saudaramu dan saya tidak ikut-ikutan”. Maka dengan surat itu, Dzuuru ‘Ain selamat. Setelah itu, ternyata Amr memang merasa lebih tenang dalam kehidupannya. Ini sedikit ringkasan tentang masalah kondisi Yaman setelah Tabban As'ad wafat.

Jadi kita membahas Tabban As'ad (raja Yaman yang beragama Yahudi), kemudian datang anaknya, Hassan, Hassan dibunuh oleh saudaranya Amr, kemudian Amr menjadi pemimpin di Yaman. Setelah Amr meninggal dunia, maka anak-anak daripada Tabban As'ad (kembali lagi, karena Amr sama Hassan punya saudara banyak, tapi yang paling kuat tadinya adalah mereka), saudara-saudara Hassan dan Amr mulai berebut kekuasaan di Yaman dan akhirnya terjadilah perang saudara di Yaman.
Dalam kondisi kacau di Yaman, stabilitas ekonominya tidak stabil dan terganggu dengan adanya perang saudara tadi, maka muncullah satu orang perampok di negeri Yaman.

Bersambung...

(Sumber: ditranskrip dari ceramah Ust. Dr. Khalid Basalamah hafidzahullaah)

#sirahnabawiyah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar