KISAH MASUKNYA AGAMA YAHUDI DAN NASRANI DI JAZIRAH ARAB
Makna Yahudi dan Nasrani
Yahudi, asalnya, diambil dari kata-kata “Huda” yang berarti taubat.
Dari mana asal kisahnya? Waktu nabi Musa 'alaihissalaam pergi menerima
kitab Taurat di Gunung Thur Sina (tepatnya sekarang di daerah Mesir,
wilayah perbatasan Mesir dan Israel, terkenal dengan gunung-gunung
batunya yang besar). Nabi musa 'alaihissalaam waktu pergi menerima
Taurat disana selama empat puluh hari empat puluh malam (dalam alQuran
diceritakan), dia meninggalkan adiknya, nabi Harun 'alaihissalaam, untuk
menjaga kaumnya. Tapi nabi Harun 'alaihissalaam bukan figur orang yang
seperti Musa (disegani oleh bani Israil).
Diantara bani Israil
ini, ada satu orang yang bernama Samiriy. Samiriy ini tokoh masyarakat,
orang kaya, salah satu kepala suku, terkenal. Dia melihat bahwasanya
Musa lagi tidak ada, dulunya dia sebelum nabi Musa 'alaihissalaam
datang, dia ditokohkan. Maka dia ingin kembalikan kejayaan dia dulu.
Lalu dia buat patung sapi dari emas karena dia kaya raya lalu dia bilang
kepada bani Israil, “Musa juga menyuruh kita menyembah ini, perantara
dengan Allah”. Lalu, pengikut bani Israil mengikutinya.. Nabi Harun coba
ingatkan, tapi tidak mau diikuti. Lalu mereka sepakat mengatakan “Nanti
saja, kalau seandainya Musa kembali kepada kami, baru kami mau tanya
Musa, kalau kamu (Harun) kami tidak mau ikuti”.
Empat puluh hari
kemudian, nabi Musa kembali. Nabi Musa kaget melihat sudah ada patung,
ditaruh api di sekitarnya dan disembah. Nabi Musa langsung kumpulkan
bani Israil “Ada apa dengan kalian? Dari mana ini?”. Kisahnya dari
Samiriy, mereka semua menunjuk Samiriy. Ditanya Samiriy di depan bani
Israil, “Kenapa kau lakukan ini?”. Samiriy menjawab, “Ya, tiba-tiba
terlintas di benak saya, saya pikir ini bagian dari wahyu kenabian”.
Maka kata nabi Musa 'alaihissalaam, “Sungguh yang kamu buat ini akan
kami hancurkan, karena dia adalah perbuatan syirik kepada Allah dan kamu
akan kami hukum. Sekarang, keluarlah!”. Samiriy disuruh pergi.
Ringkas ceritanya, setelah dijelaskan oleh nabi Musa ini perbuatan
syirik, bani Israil waktu itu merasa bersalah. Mereka bertanya, “Hai
Musa, apa yang harus kami lakukan?”. Nabi Musa mengatakan “Harus taubat
kepada Allah”. Lalu, mereka (Bani Israil) mengucapkan kalimat dalam
alQur’an “Innaa hudna ilaik” (kami BERTAUBAT kepadaMu, ya Allah).
Semenjak hari itu, keluarlah istilah YAHUDI. Itu maknanya bagus
sebenarnya, orang-orang yang bertaubat. Asalnya begitu. Ini akar kata
Yahudi. Siapapun yang mengaku pengikut nabi Musa sampai hari kiamat, dan
tidak mau mengimani nabi yang datang setelah Musa (Isa dan Muhammad
‘alaihissholatu wassalam), maka dikatakan Yahudi.
NASRANI
Siapa itu Nasrani? Nabi Isa 'alaihissalaam ketika butuh membentuk
pasukan untuk berjihad di jalan Allah, maka nabi Isa (sebagaimana dalam
alQuran) mengatakan “Man Anshorii ilallah”, Anshor berarti penolong.
Jadi kata-kata Nashara itu diambil dari kata-kata Nashoro Yanshuru
artinya memenangkan atau menolong. Akar kata yang baik juga sebenarnya.
Karena nabi Isa 'alaihissalaam mengatakan “Siapa yang mau menjadi
PENOLONG agamanya Allah?”. Qoolal Hawaariyyuna “Nahnu Anshoorullaah”
(Berkatalah Hawaariyyun (sahabat-sahabat nabi Isa 'alaihissalaam), ‘Kami
akan menjadi penolong agama Allah’). Keluarlah istilah Nashoro dari
situ.
Dari dua kelompok ini, Yahudi dan Nashrani, ini yang
disebutkan oleh Abdullah ibn Abbas radhiyallahu ‘anhum dalam tafsir
surah Al Fatihah. Abdullah ibn Abbas mengatakan, kalimat yang kita baca
di akhir alFatihah “Ghairil Maghdubi ‘alaihim Waladh Dhoolliiiin”, bukan
orang-orang yang Engkau murkai, ya Allah, mereka adalah Yahudi. Walad
Dhooolliin, bukan orang yang sesat, ya Allah, siapa mereka? Nashrani.
Apa sebabnya? Padahal tadi akar katanya bagus, taubat dan penolong
Allah, kenapa ibnu Abbas mengatakan begini?
Jawabannya adalah,
karena orang-orang Yahudi itu mereka mengenal nabi Muhammad shallallaahu
'alaihi wasallam, tau risalahnya, tapi tidak mau beriman. Alasannya
apa? Cuma satu, kebodohan, fanatisme. Mereka bilang apa? Mereka
berharap, nabi terakhir nanti yang keluar di jazirah Arab, tepatnya di
kota Madinah, itu harusnya dari keturunan bani Israil, berarti dari
jalurnya Sarah, anaknya Ishaq, Ya’qub (setelah Ya’qub, datang Yusuf,
Musa, Daud, Sulaiman, Isa, namanya nabi-nabi bani Israil). Mereka
berharap (dengan pikiran mereka), nabi terakhir setelah Isa nanti, itu
akan datang dari bani Israil.
Ternyata nabi Muhammad shallallaahu
'alaihi wasallam datang dari jalur yang kedua, sama dari Ibrahim
'alaihissalaam juga (Hajar), Ismail, dari Ismail tidak ada keturunannya
nabi, sampai tibanya nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wasallam. Nabi
Muhammad shallallaahu 'alaihi wasallam adalah keturunannya Ismail. Apa
fanatisme bodohnya orang Yahudi? Mereka (Yahudi) bilang, Muhammad
turunannya Ismail, Ismail ibunya Hajar, Hajar ini bekas budaknya Sarah.
Mestinya dari turunan Sarah. Kekonyolan. Makanya Allah mengatakan dalam
alQuran tentang sifat mereka “Orang-orang Yahudi itu mengenal nabi
Muhammad shallallaahu 'alaihi wasallam seperti mereka mengenal anak
mereka sendiri”. Mereka tau ini Muhammad, dan beliau adalah seorang
nabi. (***Ini dibahas sebagai Muqoddimah agar nantinya kita paham kisah
Yahudi di Madinah, kenapa mereka bisa ada di Madinah. Karena kisah yang
nantinya akan disampaikan tentang Yahudi, adalah kisah bagaimana mereka
pertama kali tiba di jazirah Arab, tepatnya di kota Madinah. Jauh
sebelum nabi shallallaahu 'alaihi wasallam lahir, mereka sudah ada di
Madinah***).
“Walad Dhoolliiin” (orang yang sesat) yang dimaksud
Nashrani, karena mereka mau mendakwahkan agama mereka tapi mereka tidak
paham. Pernah disampaikan sebuah hadits yang shohih riwayat Imam
Muslim yang berbunyi “Semua nabi-nabi sebelumku (kata nabi Muhammad
shallallaahu 'alaihi wasallam) di utus KHUSUS untuk kaumnya, dan aku
diutus untuk SELURUH ALAM SEMESTA”. Maksudnya apa? Lokasi dakwah Nabi
sebelum nabi shallallaahu 'alaihi wasallam itu khusus untuk kaum-kaumnya
saja, termasuk nabi Isa 'alaihissalaam itu khusus untuk bani Israil.
Jadi tidak ada perintah agama Nashrani itu dibawa ke Indonesia, karena
memang nabinya khusus untuk bani Israil saja. Nabi-nabi sebelum nabi
shallallaahu 'alaihi wasallam itu diutus, kadang-kadang sezaman dengan
nabi-nabi yang lain, sebagaimana sudah dijelaskan, nabi Isa sezaman
dengan nabi Zakariyya, nabi Yahya. Nabi Musa sezaman dengan Harun,
Khidir. Nabi Ibrahim 'alaihissalaam sezaman dengan anaknya Ismail,
sezaman dengan nabi Luth, keponakannya. Dan banyak sekali kisah. Tapi
nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wasallam tidak, memang beliau sendiri
dan beliau diutus untuk semuanya. Nah, orang-orang Nashrani tidak paham
kalau agama mereka sebenarnya (nabi Isa) itu untuk bani Israil, bukan
untuk disebarkan ke seluruh dunia. Makanya Abdullah ibn Abbas mengatakan
dalam tafsirnya “Walad Dholliin”, orang-orang yang sesat. Kenapa sesat?
Karena mereka tidak paham, mau menyebarkan agama tapi tidak paham kalau
ini bukan agama untuk disebarkan kemana-mana.
Ini kurang lebih
gambaran umumnya dulu. Kita tidak bahas Yahudi dan Nasrani secara
khusus, tapi disini yang diinginkan adalah kosa katanya, kemudian kita
akan masuk ke kisahnya. Kita mulai dulu dari kisah orang Yahudi,
bagaimana bisa masuk ke Jazirah Arab. Dan ini cukup panjang, kita akan
coba rincikan.
Semua ulama hampir sepakat, dari ahli sejarah,
dari Ibnu Atsir, ibnu Katsir dan banyak sekali ahli-ahli sejarah
menyebutkan dan hampir semuanya mengangkat kisah ini. Bermula dari kisah
seseorang yang bernama Rabi’ah ibn Nashr. Dia adalah salah satu raja di
Yaman. Rabiah ibn Nashr ini, pernah satu waktu, dia mimpi melihat
keluarganya dikepung dan diserang oleh kelompok orang. Zaman itu, orang
mempercayai dukun dan peramal, belum ada iman kepada Allah. Maka apa
yang terjadi? Waktu bangun, Rabiah ibn Nashr tanya kepada para dukun dan
peramalnya, lalu mereka mengatakan “Makna mimpi Anda, nanti akan ada
suku Ahabisy (suku Ahabisy ini suku dari Ethopia, waktu itu memang ada
kerajaan besar di Ethopia), itu akan menyerang Yaman dan akan merebut
kekuasaan dari Anda serta akan membantai keluarga Anda”. Rabiah bin
Nashr ini karena ketakutan, maka ia bertanya “Kira-kira berapa lama
kejadian itu?”, peramalnya bilang “Belum jelas. Yang jelas itu nanti
akan terjadi.”
Karena khawatir dan dia percaya dengan ramalan
(***dalam Islam, tentu kita tidak boleh percaya ramalan, tapi ini
sejarah, disampaikan agar paham tentang kisahnya saja, bukan kita
diperintahkan untuk mempercayai ramalan dan orang ini bukan orang yang
beriman, awalnya***), dia mengutus keluarganya (mayoritasnya, 70-80%)
untuk pindah ke wilayah Babilonia (sekarang Irak). Mereka berkuasa di
sekitar Irak. (***dan sampai hari ini kebanyakan orang-orang di Irak itu
dari keturunannya Rabiah ibn Nashr. Ini asal mula berkembangnya
masyarakat yang ada di sekitar Irak. Di antaranya yang masyhur dalam
buku-buku sejarah, ada seseorang dari keturunannya nanti yang bernama
Nu’man bin Mundzir, seorang raja yang masyhur di wilayah Irak dan itu
keturunan dari Rabi’ah ibn Nashr***).
Ringkas ceritanya,
berjalanlah kerajaan Rabi’ah ibn Nashr di Yaman, keturunannya juga
berkembang di Irak. Dan seterusnya. Setelah beberapa tahun dia (Rabi’ah)
meninggal, keturunannya mulai menjadi raja, menjadi raja, menjadi raja,
sampai tiba kepada salah satu anak cucu dia yang bernama Tabban As’ad.
Tabban As’ad ini yang punya hubungan dengan Yahudi.
Bersambung...
(Sumber: ditranskrip dari ceramah Ust. Dr. Khalid Basalamah hafidzahullaah)
#sirahnabawiyah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar