KISAH MASUKNYA AGAMA YAHUDI DAN NASRANI DI JAZIRAH ARAB
Kenapa kisah tentang Kisrah ini diangkat? Karena Saif bin
Dzi Yazin yang ikut dengan gerombolan tadi, ketika tiba di depan Kisrah, ketika
hijab dibuka, semuanya sujud kepada kisrah kecuali Saif bin Dzi Yazin ini.
Bukan tidak sujud karena dia beriman kepada Allah, tetapi karena ada tujuan
lain.
Kisrah kaget, karena baru pertama kali dalam hidupnya, ada
orang tidak sujud pada dia. Padahal semua orang yang datang padanya, semuanya
sujud.
Lalu ditanya, “Kenapa kamu tidak sujud?”
Dia bilang, “Karena ada masalah besar”.
Ditanya lagi sama Kisrah, “Apa masalahmu?”
Diceritakanlah sama dia (Saif) bahwa kerajaan orang tuanya
diambil oleh orang-orang Ethopia, begini, begitu, diceritakan semuanya.
Kisrah bilang, “Lalu apa yang Engkau inginkan?”
“Saya ingin dibantu. Tolong berikan saya pasukan supaya
saya bisa mengembalikan kerajaan orang-orang tua saya di Yaman dan saya
mengusir orang-orang Afrika agar kembali ke negaranya”.
Kisrah musyawarah dengan menteri-menterinya. Mereka bilang,
“Untuk apa kita serang Yaman? Yang kita tau, Yaman disana tidak ada apa-apa,
hanya padang pasir dan pohon-pohon kurma. Untuk apa masuk kesana? Tidak
ada gunanya.”
Karena Kisrah tahu bahwa Saif bin Dzi Yazin ini bekas
turunan raja Yaman dan supaya nama Kisrah tidak rusak, Kisrah menghormatinya
dengan memberi hadiah. Hadiahnya yang diberikan Kisrah itu 10.000 keping fiddoh
(perhiasan-perhiasan dari perak, emas (dzahab)) dimana waktu itu nilai
hadiahnya sangat mahal. Selain itu, Saif juga diberikan 10.000 qiswah (pakaian
yang bagus dari sutra).
Tujuan Saif datang ke Kisrah bukan untuk meminta hadiah,
tetapi ia ingin supaya ada pasukan untuk merebut kembali kerajaan Yaman. Ketika
Saif mengambil hadiah itu dan keluar di depan istana Kisrah, Saif teriak, “Hadiah”.
Dilemparlah semua kepingan-kepingan perak dan emas, dibagi-bagikan ke masyarakat.
Baju-baju kain yang mahal yang terbuat dari sutra pun dilemparkan semua.
Padahal hadiah ini nilainya sangat luar biasa (mahal). Sebagian ahli sejarah
mengatakan, kalau dia pakai, ia bisa hidup sampai tujuh turunan, saking
banyaknya. Tapi tidak, Saif melemparkan semuanya.
Kisrah dengar ada keributan di depan istananya, bertanya “Ada
apa?”
“Anak tadi yang dari Yaman melemparkan semua hadiah-hadiah
dari Anda”.
Karena perilaku itu, Kisrah berpikir ada sesuatu. Tidak
mungkin dia sampai melempar dan tidak mau mengambil hadiah dari Kisrah. Ditanyalah
kembali Saif bin Dzi Yazin, “Kenapa kamu begini?”
Untuk memancing agar Kisrah mengutus pasukan, Saif berkata, “Untuk
apa emas dan perak beserta kain-kain ini, untuk apa saya jauh-jauh datang dari
Yaman sementara semua gunung Yaman emas dan perak, saya tidak perlu yang
kecil-kecil begini”. Padahal, sebenarnya tidak ada, dia berbohong supaya
dia dapat bantuan dari Kisrah.
Setelah itu, Kisrah bilang kepada menteri-menterinya, “Saya
tidak pernah dengar di Yaman gunung-gunungnya emas. Bagaimana kira-kira
pendapat kalian?”
Ada salah satu menterinya yang bilang pada Kisrah, “Begini
saja. Sekarang, di penjara istana kita ini, banyak sekali (mungkin ribuan) orang-orang
(perampok ataupun penjahat) yang tinggal menunggu waktu untuk dibunuh. Ambillah
mereka itu, kemudian bentuk satu pasukan dan utus ke Yaman bersama Saif bin Dzi
Yazin ini. Kalau mereka terbunuh atau dikalahkan, tidak ada masalah, kita tidak
rugi apa-apa, karena memang mereka targetnya sudah ingin dibunuh di penjara.
Kalau mereka menang, maka Anda sudah beruntung, karena Yaman akan menjadi
daerah kekuasaan Anda. Tidak perlu repot kirim pasukan-pasukan khusus.”
Kisrah setuju. Dibentuklah pasukan. Ada yang mengatakan
mereka berjumlah 800 orang, ada pula yang mengatakan sampai 8000 orang. Untuk
memperkuat pasukan tersebut, Kisrah mengutus satu pimpinan perang yang paling
kuat. Disebutkan dalam sejarah, pimpinan perang itu orangnya tinggi besar,
sampai kalau ia berdiri, orang-orang di dekatnya kelihatan kecil. Namanya Hurmuz.
Dia memang pimpinan perang. Dia memiliki busur panah yang talinya tidak ada
yang bisa menariknya kecuali dia. Kalau dia memanah, tidak pernah meleset dan
pasti tembus, apapun itu ; batu, pohon pasti tembus, saking kerasnya memanahnya.
Berangkatlah pasukan yang dipimpin oleh Hurmuz ini bersama
dengan Saif bin Dzi Yazin ke Yaman. Masruq, raja Yaman yang merupakan cucu
Abrahah, mendengar berita tentang kedatangan pasukan ini. Ringkas cerita,
Masruq juga membentuk pasukan dimana pasukan tersebut juga (sama seperti
Abrahah) mengendarai gajah. Terjadilah peperangan diantara keduanya.
Ketika peperangan terjadi, Hurmuz tanya ke Saif bin Dzi
Yazin, “Mana rajanya?”
“Itu rajanya”, sambil menunjuk Masruq yang kebetulan
hadir di peperangan tersebut. “Masruq duduk di atas gajah, diantara dua
matanya ada permata merah. Itu orangnya.”
Kata Hurmuz, “Baik. Tunggu, kalau dia sudah tinggalkan
gajah, beritakan kepada saya.”
Kebiasaan raja-raja dulu, dia naik di kendaraan yang paling
kuat, itulah gajah. Kalau ia beserta pasukannya merasa sudah aman dan merasa
pasukannya sudah menang, si raja akan pindah ke kendaraan yang sedang, misal:
kuda. Kalau merasa lebih aman lagi, dia akan pindah ke kendaraan kerajaannya.
Waktu itu, Masruq punya tiga kendaraan yang siap. Ada gajah
yang bisa berperang dan bisa menyelamatkan dia, ini yang paling kuat. Kalau dia
merasa aman, dia pindah ke kuda, ini kendraan yang sedang. Kalau dia merasa
lebih aman lagi dan merasa pasukannya sudah menang, dia pindah ke Baglah
(perkawinan antara keledai dan kuda) yang jalannya sangat lambat dan hanya
dipakai oleh raja-raja saja.
Nah, karena Masruq merasa aman, dia pindah ke kuda.
Disampaikanlah ke Hurmuz, Hurmuz mengatakan “Biarkan dulu. Tunggu dia
pindah ke Baglah”. Begitu Masruq pindah ke Baglah, maka Hurmuz naik ke atas
sebuah gunung yang tinggi, jaraknya jauh sekali, kemudian menarik anak panahnya
dan memanah ke arah Masruq. Saking kuatnya panahannya, sampai kena permata
merah yang ada di antara dua mata Masruq dan tembus ke kepalanya. Masruq, raja
Yaman, cucu Abrahah, MATI. Dengan matinya Masruq, maka Yaman jatuh dibawah
kekuasaan Faris. Dan akhirnya, keluarlah kekuatan Ethopia (Nasrani) dari Yaman.
Pada saat itu, Yaman jadi berkecamuk karena sudah ada 3
agama; Yahudi, Nasrani dan orang-orang Faris yang tidak punya Tuhan (Atheis).
Setelah Hurmuz berhasil masuk ke Yaman, ternyata Saif bin Dzi Yazin juga tidak
diberi kerajaan. Akhirnya tetaplah Yaman dikuasai oleh Kisrah dan Kisrah
menjadikan Hurmuz yang tadinya pimpinan perang sebagai raja.
Setelah Hurmuz meninggal, kerajaan terus berlanjut sampai
datang Murzuban (pemimpin pengganti), kemudian berlanjut lagi kerajaan di
Yaman, sampai datang lagi anaknya Tujuban dan terakhir, Kisrah menunjuk Bazan
untuk memimpin kerajaan Yaman. Bazan ini punya kisah sendiri.
Kisah Bazan
Bazan menjadi raja di Yaman tapi dia gubernur dari Kisrah.
Di zaman Bazan inilah nabi shallallaahu 'alaihi wasallam diutus menjadi nabi.
Empat puluh tahun umur Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam di Mekkah, bersamaan
dengan itu, Yaman dipimpin oleh Bazan. Bazan ini siapa? Tangan kanannya Kisrah
di Yaman.
Waktu Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam diutus menjadi
nabi, yang paling pertama dilakukan adalah mendakwahi masyarakat Mekkah dan
mengirim surat-surat ke raja-raja (Romawi, Najasyi dan juga termasuk Kisrah).
Ketika surat tiba di tangan Kisrah (di Rusia) kemudian
dibaca, “Dari Muhammad, utusan Allah (Rasulullah) mengajak raja Kisrah untuk
beriman kepada Allah dan meyakini dia sebagai Nabi”. Kisrah ini pernah dengar
Mekkah, jauh, kota kecil di Jazirah Arab, mengajak dia (raja Kisrah) untuk
tunduk. Apa yang terjadi? Kisrah dengan kesombongannya mengambil surat nabi
shallallaahu 'alaihi wasallam kemudian merobek. Ketika Nabi shallallaahu
'alaihi wasallam mendengar bahwa Kisrah merobek suratnya, nabi shallallaahu
'alaihi wasallam berkata “Dia berani merobek surat panggilan dakwah saya,
maka Allah akan merobek kerajaannya”.
Kisrah tetap penasaran dengan nabi shallallaahu 'alaihi
wasallam, siapa dia, dari kota kecil Mekkah, padang pasir tidak ada apa-apa,
kemudian keluar seseorang dan meminta Kisrah untuk tunduk. Tapi Kisrah tetap
tidak mau. Padahal nabi shallallaahu 'alaihi wasallam tidak meminta tunduk,
beliau hanya meminta Kisrah beriman kepada Allah dan kerajaannya tetap, tidak
akan diganggu.
Kemudian yang terjadi selanjutnya, Kisrah mengirim surat ke
Bazan, tangan kanannya di Yaman. “Wahai Bazan, saya dengar dari Mekkah ada
orang yang mengirim surat kepada saya, begini begini begini, coba kamu liat
orang itu, apa ceritanya”. Bazan baca dan dengar Mekkah, dalam pikirannya
Mekkah sebuah kota yang kecil, untuk apa mengutus pasukan kesana. Akhirnya
Bazan hanya mengutus dua orang saja dari pimpinan pasukannya menuju ke Mekkah
bertemu dengan nabi shallallaahu 'alaihi wasallam.
Pergilah dua orang ini bertemu dengan nabi shallallaahu
'alaihi wasallam, lalu keduanya dengan sombong mengatakan, “Hai Muhammad,
sebaiknya kamu ikut saja dengan kami, tidak usah buat masalah. Kami akan bawa
kamu ke Kisrah. Kisrah minta agar didatangkan”.
Kata Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam, “Saya tidak
perlu ikut. Saya hanya sekedar menyampaikan bahwasanya Tuhan kita dan tuhan
semua ini adalah Allah dan saya adalah utusanNya. Tetap kerajaan kalian dalam
kondisinya”.
Mereka tetap tidak mau.
Kata Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam, “Bagaimana kalau
saya beritakan kepada kalian bahwasanya Allah, tuhan saya, sudah membunuh
Kisrah malam ini”.
Mereka bilang, “Dari mana kau bisa tau itu? Kok bisa
malam ini kau pastikan Kisrah mati”.
Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam bilang, “Iya. Malam
ini Allah telah mematikan Kisrah dan itu datang kepada saya melalui wahyu”.
Memang waktu itu, malamnya, Allah ‘azza wa jalla mematikan
Kisrah, karena dia merobek surat nabi shallallaahu 'alaihi wasallam.
Pulanglah dua orang ini ke Yaman, bertemu dengan Bazan. “Hai
Bazan, Muhammad tidak mau ikut, tapi dia bilang bahwasanya Kisrah sudah dibunuh
oleh Allah, tuhannya.”
Waktu itu, mereka seperti menuhankan Kisrah. Jadi kalau
Kisrah mati, itu berarti luar biasa, apalagi ada yang mengaku dibunuh oleh
Tuhannya (nabi shallallaahu 'alaihi wasallam mengatakan ini supaya mereka
beriman).
Bazan bilang, “Kalau begitu kita tunggu. Saya juga sudah
lama dengar cerita tentang nabi-nabi bahwa mereka punya kelebihan. Kalau yang
diinfokan oleh Muhammad dari Mekkah benar, berarti dia Nabi.”
Di zaman itu, berita untuk sampai dari istana pusatnya
Kisrah ke Yaman saja, itu butuh dua bulan.
Ternyata betul. Dua bulan kemudian, datanglah berita bahwasanya
Kisrah terbunuh pada malam dimana Rasulullah mengatakan hal tersebut. Maka apa
yang terjadi? Bazan dan semua pengikutnya masuk Islam.
Ini yang banyak tidak diketahui oleh orang-orang, bahwa
ternyata di zaman Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam ada kerajaan Islam,
itu di Yaman. Dan nabi shallallaahu 'alaihi wasallam tetap mengakui
kerajaannya, nabi tidak pernah meminta bantuan apa-apa, dibiarkan saja, yang
penting sudah beriman. Dan ulama mengkategorikan Bazan adalah salah satu dari
Tabi’in yang masyhur, yang tadinya dia adalah gubernurnya Kisrah yang ada di
Yaman. Setelah Bazan meninggal, maka datang anaknya bernama Syihr yang juga
memimpin di Yaman, dan sama masuk Islam juga, dan nabi shallallaahu 'alaihi
wasallam juga mengakui kerajaannya.
Sampai akhirnya, muncul seseorang dari Yaman, dari kepala
suku Arab Asli Yaman, bernama Al Aswad Al Umsi. Di zaman nabi shallallaahu
'alaihi wasallam, ia mengaku sebagai nabi. Dia membentuk pasukan dari asli
orang Yaman, berperang melawan Syihr (anaknya Bazan) kemudian berhasil menang
dan akhirnya dia mengaku sebagai Nabi.
Kurang lebih seperti ini yang kita bahas tentang bagaimana
kisah masuknya Yahudi ke Jazirah Arab, bagaimana Nasrani, dan bagaimana Yaman
masuk ke wilayah Kisrah (kerajaan Faris) serta bagaimana akhirnya jatuh dan
masuk ke dalam agama Islam, dan itu di zaman nabi shallallaahu 'alaihi
wasallam. Pembahasan Jazirah Arab selesai.
Selanjutnya kita akan bahas lebih mendalam ke masalah Mekkah
dan akan lebih banyak fokus ke kelahirannya nabi shallallaahu 'alaihi wasallam.
Tapi sebelumnya ada beberapa kisah yang perlu disampaikan. Diantaranya kisah
tentang Qushay bin Kilab, salah satu kakek nabi shallallaahu 'alaihi wasallam
jauh sebelum Abdul Mutthalib.
(Sumber: ditranskrip dari ceramah Ust. Dr. Khalid Basalamah hafidzahullaah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar