Sabtu, 27 Februari 2016

Ulang Tahun itu...

Bismillaah..


Dari dulu, ingiiiin sekali menulis tentang Ulang Tahun ini, tapi gak jadi-jadi, hanya menguap di kepala, lalu lepas. Sekarang, ada momen, akhirnya memaksakan diri menulis tentang ini.

Hari ini, 27 Februari, katanya hari Ulang Tahun kabupatenku. Sejak pagi tadi, saya buka bbm, buka facebook, hampir semua berstatus sama. Ucapan Hari Ulang Tahun.

Ulang Tahun...
Sebenarnya asalnya darimana?
Siapa yang pertama kali mengadakan?
Siapa pencetus "Ulang Tahun" pertama di dunia ini?

Terkadang, saya berpikir, apakah memang semuanya patut dirayakan "Ulang Tahun"nya?
Sampai saya pernah menyampaikan ke suami, "Kak, bagaimana ya jika semua orang di dunia ini ulang tahunnya dirayakan? Mungkin tiap hari kita pusing dengan hal itu".
Pusing kenapa? Ya, mesti ada kado. Mesti ada ucapan. Tiap hari kerjaan kita, kalau buka facebook, minimal ucapkan "Selamat Ulang Tahun Fulan... Happy birthday Fulanah... dan seterusnya".

Apa gak repot? Apa gak berat kayak gitu?

Kata suami, "Yaa... menurutnya, orang-orang spesialnya saja yang dirayakan. Gak semua juga mungkin".

Berarti???
Ada ya orang-orang spesial di kehidupan kita? Tentu banyak. Lalu, ketika mereka semua ultah, kita rayakan gitu?

Subhanallaah...
Sungguh sempurna Islam mengajarkan kita. Semuanya sempurna. Mulai dari bangun tidur, sampai kita tidur kembali, semuanya ada perintah.
Lalu, apakah memang pernah didapatkan ada perintah untuk merayakan ultah ini?

"Kan cuma mau mengingatkan kita berapa usia kita".
Haruskah dengan cara itu?

"Kan berpahala juga kalau kita rayakan, kita bagi-bagi makanan ke orang-orang tidak mampu, dsb dsb"
Subhanallaah... Apa memang ada perintah seperti itu? Atau jangan-jangan, kita hanya sekedar menambah-nambah perintah dalam ajaran agama kita hingga terkesan sebagai sebuah ibadah yang bernilai baik di mata Allah? Subhanallaah...
Kalaulah itu baik, tentu orang-orang sebelum kita, orang-orang yang sudah dijamin masuk syurga oleh Allah yang disampaikan langsung melalui Rasulullaah shallallahu 'alaihi wasallam, tentu mereka lebih duluan mengerjakannya, tentu mereka berlomba-lomba merayakannya, jika seandainya itu adalah ibadah.

Tapi tidak saudaraku...
Ternyata, mereka tak pernah sekalipun merayakannya. Tak pernah ada berita bahwa Abu Bakar Ash-Shiddiq, sahabat yang sangat dicintai Nabi, merayakan ulang tahun anaknya, 'Aisyah radhiyallaahu 'anha, anak tercintanya yang juga adalah istri Rasulullaah. Tak pernah, saudaraku...
Yah, kalau seandainya itu baik, tentu orang-orang terdahulu yang lebih mulia dari kita lebih duluan mengerjakannya..

Dan perlu kita tanamkan dalam diri, semua yang dilarang tentu ada mudharat yang ditimbulkan. Begitupun perintah kepada kita, tentu tak mungkin diperintahkan jika ia tidak bermanfaat buat kita.

Sama halnya dengan Ulang Tahun.

Marilah kita sama-sama memikirkan, untuk apa sebenarnya ada perayaan ulang tahun?
Marilah kita sama-sama menanamkan dalam diri, bahwa semua yang kita lakukan akan dimintai pertanggung jawaban. Semuanya... Tak ada yang luput.

Pun ketika kita merayakannya, tentu kita akan dimintai alasan mengapa kita berbuat.
Jika alasan kita tidak tahu, mungkin saja pena akan terangkat, hukuman tidak dikenakan.
Tapi... akan berbeda jikalau kita, saya dan kamu, TIDAK MAU TAHU.
Padahal, begitu banyak tersebar majelis-majelis ilmu, artikel-artikel Islam, buku-buku Islami.
Dan itu cukup buat kita untuk tidak mengatakan "Saya Tidak Tahu".

Mari saudaraku...
Mari kita renungkan kembali, apakah semua yang kita kerjakan sudah dalam tuntunan Rasulullaah, ataukah sebaliknya.
Jangan sampai kita melakukan suatu hal, kita sudah menganggapnya ibadah, kita mengira sudah dapat pahala, namun ternyata, yang kita dapat adalah DOSA. Naudzubillaah...

Sinjai, 27 Februari 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar