Jumat, 04 Januari 2019

Bayimu Kecil, Part II


 

Bismillaah...

Masih tentang postur tubuh alias berat badan.

Kenapa saya sensitif sekali sama yang ini?
Qaddarullaah, Allah takdirkan saya memiliki bayi yang kecil, imut. Berat badan hanya 6 koma lebih, di usianya yang hampir 7 bulan. Tidak seperti bayi lainnya yang berat badannya minimal 7kg di usianya. Qaddarullaah wa maa sya a fa'al.

Bayiku, Hanin Athifah, postur tubuhnya mirip-mirip dengan kakak perempuannya dulu ketika masih bayi. Imut, kecil. Tapi, Mutiara Hannan, dulu kecil sangatlah wajar, karena asupan gizi dari ASI berkurang sejak usia nya 4 bulan. Allah takdirkan saya hamil di usia Hannan masih 3 menjelang 4 bulan. Otomatis, ASI yang seharusnya ia dapatkan minimal 6 bulan, tidak terpenuhi sempurna, walau saat itu saya masih tetap memberi ASI semampu saya. Di usia 7 bulan ke atas, nenek kakeknya membelikan susu formula dan "memaksa" untuk diberikan kepada Hannan, si bayi imut.

Kejadian bayi imut terulang ke Hanin, anak bungsu sholehah ku. Dengan kondisi yang berbeda, saya sangat berharap dan memohon kepada Allah, agar saya mampu memberinya ASI hingga usia nya minimal 2 tahun. Saya sangat berharap dan meminta pada Allah, yang maha menggerakkan hati, semoga Allah tidak menggerakkan hati kakek neneknya untuk membelikan susu formula kepada bayi bungsu sholehahku ini.

Hanin Athifah, ketika orang-orang mengatakan dirimu kecil, semoga kelak amalanmu besar, nak.
Apalah arti postur tubuh, sementara yang akan dibawa ke sana adalah amalan.
Semoga Allah ridhoi, semoga Allah istiqomahkan, semoga Allah jaga dan terus menuntunmu ke jalan kebaikan, jalan yang ditempuh Rasulullah, sahabat dan orang-orang terdahulu, yang telah Allah janjikan syurga pada mereka.

Semoga kelak engkau mengikuti jejak-jejak kebaikan para shahabiyah, ummahaatul Mukminin, teladan yang sebenarnya.

Semoga, nak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar