Kamis, 17 Januari 2019

Mengenang Beliau ~Rahimahullah~

"Bi, debat capres mi 😢"

Beliau suka sekali mengamati politik, baik lokal maupun nasional. Paling suka sama hastag yang lagi viral, bahkan pernah bermain "jawab pertanyaan" dari facebook, apapun pertanyaannya, jawabannya #2009gantipresiden.

Dan malam ini, saya membayangkan beliau ada di sini, di rumah, lagi nonton debat capres. Jika seperti itu, kadang-kadang saya disuruh menemani, walau lebih sering saya tidak betah, lalu kembali ke kamar dengan alasan ingin menidurkan anak-anak. Karena saya tidak suka "politik" tapi kalau beliau ~rahimahullah~ yang bicara atau menjelaskan, jadinya paham. 

Namun, sebulan sebelum beliau meninggal, yang terjadi sebaliknya. Beliau sudah tidak peduli dan berselera membicarakan politik. 
Pernah, di suatu perjalanan, saya menyinggung tentang calon bupati di Sinjai, tentang pilihan yang tepat memilih siapa. Berhubung waktu itu, pemilihan bupati di Sinjai sebulan lagi. Tapi, beliau tidak menggubris, beliau pun tidak membahas agak jauh bahkan kelihatannya ia tidak ingin membahas masalah itu. Pun dengan capres cawapres. ANEH, tidak seperti biasanya, yang beliau suka dengan topik ini.

Sebulan sebelum meninggal, beliau seperti fokus beribadah. Pas juga dengan momen Ramadhan. Pernah, di malam ke 27 Ramadhan, saat ada pembeli berkunjung ke rumah, beliau bilang ke saya, "Malam ke 27 Ramadhan ini, (siapa tau) malam lailatul qadr. Berhentimi menjual". ANEH, tak seperti biasanya, yang beliau senang jika ada pembeli yang datang.

Pernah juga di suatu sore, hujan sangat deras. Karenanya, beliau tinggal di mesjid. Tapi waktu itu, beliau lupa bawa qur'an nya. Akhirnya, saya "dipaksa" untuk melihat tanda di alqurannya sudah di surah dan halaman apa. "Dipaksa" karena waktu itu, sebenarnya saya lagi di rumah orang tua, sementara alqurannya ada di rumah. Rumah orang tua dan rumah kami bersebelahan sih, tapi untuk melaluinya harus menerobos hujan deras dulu, sementara beliau gak mau menunggu. Harus dapat jawaban sesegera mungkin. ANEH, tidak seperti biasanya, yang beliau sabar atau kadang menunda ngajinya jika tiba di rumah.

Begitulah mungkin cara Allah untuk mengarahkan akhir hidup kita, ke arah yang baik kah atau sebaliknya. Bersyukur jika Allah menghindarkan kita dari maksiat dan selalu menuntun kita untuk mengerjakan kebaikan. Inilah yang disebut hidayah, yang tidak bisa dibeli maupun dipaksakan. Tapi untuk mengusahakannya sangatlah bisa.

Maka banyak-banyaklah berdoa, semoga Allah istiqomahkan dan membuat akhir hidup kita menjadi husnul khatimah. aamiin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar