Kamis, 10 Januari 2019

Tentang Taspen

Bismillaah..

Tentang TASPEN

Dulu, di pikiran saya, di kantor Taspen itu tempatnya para orang tua (*baca: nenek-nenek) yang sudah pensiun dari kantornya. Jadi kalau kita kesana, yang kira-kira akan kita temui sebagai pengunjung adalah pegawai pensiunan.

Hari ini, pikiran saya yang lalu terjawab sudah, dan memang betul yang jadi pengunjung adalah para pegawai yang sudah hampir pensiun *karena usia. Dan kami *saya, adik dan ipar adalah pengunjung termuda diantara mereka. Ah, mungkin kebetulan saja ya... di waktu lain, mungkin ada juga yang masih muda-muda datang ke kantor itu.

Pemikiran saya bukan asal tebak, melainkan saya sering mendengar kata-kata "Taspen" terucap dari nenek saya. Jadi wajar jika saya berpikir seperti di atas. Dan saya tidak pernah menyangka saya akan ke kantor itu di usia saya sekarang ini, membawa bayi serta anak-anak lalu mengurus segala sesuatunya yang ternyata.... hmm.

Tadinya, saya pikir, di kantor Taspen itu begitu "horor". Segala persuratan dimintai dan dipersulit. Nyatanya, mudah sekali, maasyaallaah. Iya, mudah, jika segala berkas yang akan dimintai sudah dipersiapkan sebelumnya.

Kantor Taspen yang saya datangi tadi letaknya di Bone, 2 jam dari Sinjai. Memang harus ke Bone karena disitu tempat yang paling dekat dan memang Bone kayaknya membawahi Sinjai dalam hal ini.

Bersiap sejak pagi, dibantu sama kakak ipar mengurus persuratan lagi ke kantor suami dan kantor lurah, alhamdulillaah Allah mudahkan dan selesai urusan jam 10. Trus, lanjut berangkat jam setengah 11, tiba di Bone kota pukul setengah 1. Singgah sholat dulu di mesjid, trus dimulailah pengurusan berkas di kantor Taspen Bone.

Awal masuk, kami disambut pegawai *seperti satpam* menanyakan keperluan kami. Dimintailah kami berkas-berkas yang kami bawa. Lalu, beliau mengambil sehelai kertas kecil berisi kelengkapan berkas yang mesti dikumpul. Saya seperti mendapatkan soal ujian, lalu beberapa menit minta izin untuk menjawab (mengumpulkan) berkas yang diminta. Mulai dari formulir pembayaran bermaterai, surat... *lupa surat apa saja karena banyaknya.

Setelah lengkap, saya kumpulkan ke pegawai tadi lalu saya diberi nomor antrian.

Tidak begitu lama, nomor antrian saya disebut. Trus, langsung kumpul berkas. Dicek sama cs nya, tidak sampai 5 menit kayaknya, selesai. Dalam hati saya berkata, "Sesimpel itu?". Lalu saya bertanya lagi ke cs, "Setelah ini, apa?". Saya ditanyai ini itu, ternyata masih ada lagi 1 urusan yang mesti dikumpulkan berkasnya. Inipun tidak lama. Yang bikin lama cuma mengumpulkan surat-surat, karena berkas yang dipersiapkan terlalu banyak, akhirnya mencari lembaran diantara tumpukan kertas itu cukup memakan waktu.


*bersambung*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar