Jumat, 11 Januari 2019

Kriteria Calon Suami

Bismillaah..

Dulu, sebelum menikah, saya tidak pernah berpikir dan menargetkan menikah dengan seorang lelaki pekerja kantoran (PNS). Kriteria saya hanya ingin lelaki seperti Aba; aktifis da'wah.

Lalu, datanglah tawaran (*baca: lamaran) yang disampaikan ummi ke saya. Tapi waktu itu, ummi cuma bilang, "Mau nda sama dia? Kalau iya, nanti kamu dibawa ke Mekkah *haji." *sambil bercanda*

Siapa yang tidak mau kalau ditawari haji? Jadi saya bilang, "Saya mau kalau kayak gitu." Padahal, aslinya, bukan itu yang bikin saya menerima. Pertanyaan ummi hanya selingan untuk memantapkan lagi pilihan berat ini. Sebelumnya, saya sudah disodorkan biodata beliau lengkap beserta foto.

Membaca biodatanya di bagian "Pengalaman Organisasi", maasyaallah. Saya yang dalam hal organisasi biasa-biasa saja, lalu ditawari yang menurut saya "wah" (aktifis "banget"), jadinya agak minder sedikit.

Tapi, bismillah...

Setelah pelamaran resmi, saya juga dikabari kalau beliau lulus PNS. Saya, yang awalnya memang tidak menargetkan itu menganggap biasa saja. Alhamdulillaah, berarti nanti saya harus siap kalau beliau berkantor.

Kembali lagi ke kriteria awal, calon suami minimal harus tarbiyah dan seorang aktifis da'wah. Kenapa saya menetapkan ini? Padahal dalam hadits, kriteria paling utama adalah baik agama dan akhlaknya?

Karena bagi saya, jika sudah tarbiyah, itu berarti saya tidak butuh waktu lagi menyamakan persepsi mengenai ini. Itu artinya, kami sejalan.

Lalu, mengapa harus aktifis da'wah? Karena bagi saya, jika ummat saja bisa diurus, apalagi cuma saya seorang. Itulah kelebihan aktifis da'wah, walau nantinya sebagai istri, tentu harus bersiap untuk tidak punya banyak waktu bersamanya, karena ada saat-saat dimana ummat lebih membutuhkannya.

Alhamdulillaah, Allah kabulkan keinginan saya. Sejak menikah hingga akhir hayat beliau, suami ~rahimahullah~ masih tetap menjadi aktifis da'wah. Walau banyak rintangan, banyak cobaan dan hampir saja membuatnya goyah, hampir saja membuat beliau ingin keluar dari lingkaran da'wah. Tapi Alhamdulillaah, Allah masih memilihnya.

Hingga beliau dipanggil Allah, beliau tercatat sebagai pengurus inti di Wahdah Sinjai. ~Rahimahullah~

Semoga Allah membalas segala jerih payahnya mengurus da'wah, semoga Allah merahmatinya atas perjuangannya selama ini mengurus ummat dan keluarga. Semoga Allah tempatkan beliau di sebaik-baik tempat, syurgaNya, aamiin yaa rabb.


Sinjai, 11 Januari 2019
*rindu sekali sama beliau, allahummaghfirlahuu warhamhu wa'aafihii wa'fuanhu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar